Pekanbaru, 30 April 2024
A. Perkembangan Perekonomian sampai Akhir Bulan Maret 2024
- Tensi geopolitik dunia masih membayangi prospek ekonomi RI. Pertumbuhan ekonomi dunia yang cenderung lemah dan divergen, dengan tensi geopolitik yang meningkatkan kerentanan rantai pasok, seperti perang Rusia-Ukraina yang masih berlangsung, konflik Israel-Palestina dan meningkatnya kerawanan di Kawasan Laut Merah, Konflik Israel-Iran, resesi di negara mitra dagang (Jepang dan Inggris), serta dampak dari cuaca ekstrem.
- Harga komoditas cenderung fluktuatif dengan ketidakpastian yang masih tinggi. Harga minyak mengalami sedikit kenaikan karena perpanjangan pengurangan produksi OPEC+. Secara year to date sampai dengan 24 April 2024, harga gas alam turun 34,2%, batu bara melemah 11,9%, minyak bumi (Brent) naik 14,3%. Harga komoditas pangan dan pertanian seperti CPO meningkat sebesar 6% (ytd).
- Neraca perdagangan di Riau untuk bulan Maret 2024 surplus US$ 1,2 M dengan ekspor sebesar US$ 1,38 M (terkontraksi 12,8%) dan impor sebesar US$ 179,08 juta (terkontraksi 30,96% dibanding bulan sebelumnya).
- Inflasi domestik relatif terkendali sebesar 0,72 (mtm) dan 3,57 (yoy). Komoditas penyumbang inflasi yaitu kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau dengan andil 0,61 %. Komoditas penyumbang utama inflasi di bulan Maret antara lain cabai merah, bawang merah, kentang, telur ayam ras, beras, cabai rawit, cabai hijau, ikan serai, terong dan minyak goreng.
- Nilai Tukar Petani meningkat 3,98% pada bulan Maret 2024 (dibanding Februari 2024) dengan nilai NTP diatas nasional yaitu 164,08 sehingga menempati posisi kedua tertinggi di Pulau Sumatera, dengan pertumbuhan tertinggi pada subsektor Hortikultura sebesar 6,19%.
B. Perkembangan APBN Terkini
- Sampai dengan akhir Maret 2024, APBN Riau mencatatkan pendapatan sebesar Rp4,89 T terdiri dari penerimaan perpajakan sebesar Rp4,49 T, PNBP sebesar Rp397 Miliar, Belanja negara sebesar Rp6,86 T yang terdiri dari Belanja Pemerintah Pusat Rp2,09 T dan Transfer ke Daerah sebesar Rp4,76 T sehingga masih defisit sebesar Rp1,97 T.
- Dukungan APBN kepada APBD melalui Transfer ke Daerah (TKD) meningkat sebesar 17,28% dibanding tahun lalu. Dana Bagi Hasil telah terealisasi sebesar Rp1,17 T, Dana Alokasi Umum sebesar Rp2,5 T, DAK Non Fisik sebesar Rp810,24 M, dan Dana Desa sebesar Rp265,61 Miliar.
- Dari sisi belanja pempus, belanja pegawai tumbuh 43,40%. Pertumbuhan tertinggi pada satker KOREM-031/WB DAM-I/BB, disusul Lanud Rusmin Nurjadin, Biro SDM Polda Riau, BKKBN Riau, dan UIN SUSKA. Belanja Barang tumbuh 74,12%, disokong terutama oleh satker Sekretariat Bawaslu Prov Riau, KPU seluruh kab/kota, satker Pelaksanaan Prasarana Permukiman Riau, Biro Operasia Polda Riau, BKKBN Riau, dan satker PJN Wilayah II Riau. Belanja bansos tumbuh 644,63% disokong oleh belanja bantuan Kartu Indonesia Pintar (KIP) kuliah bagi mahasiswa STAIN Bengkalis.
- Realisasi belanja per sektor diantaranya pada sektor Kesehatan telah terealisasi sebesar 19,65% (Rp49,53 M) untuk Pengadaan Alat/Obat Kontrasepsi (Alokon) untuk Peningkatan Kualitas Pelayanan KB Metode Kontrasepsi Jangka Panjang, Penyelenggaraan Koordinasi Satgas Percepatan Penurunan Stunting Provinsi dan kab/kota, Fasilitasi dan Pembinaan Pusat Informasi dan Konseling (PIK) Remaja dan Bina Keluarga Remaja (BKR) dalam Edukasi Penyiapan Kehidupan Berkeluarga Bagi Remaja (PKBR). Pada sektor ketahanan pangan baru terealisasi 8,15% (Rp26,49 M) untuk Pekerjaan Pembangunan Jaringan Perpipaan dan Bangunan Pendukung Spam IKK Pangkalan Kerinci Kabupaten Pelalawan, Pembangunan Daerah Aliran Sungai (DAS) sebagai tempat penyedia air pertanian, industri dan pemukiman di Kabupaten Siak, Penyediaan Sarana Fasilitasi Pengolahan Sagu di Kab. Meranti, Pengadaan bibit kopi dan sagu serta pupuk organik kepada masyarakat di Kabubaten Meranti. Pada sektor perlinsos telah terealisasi 12,72% (Rp2,61 M) untuk layanan asistensi rehabilitasi sosial, dan bantuan alat bantu aksesibilitas penyandang disabilitas. Sementara itu dari Sektor Pendidikan telah terealisasi 18.47% (Rp0,39 T), untuk bantuan biaya Pendidikan pada program KIP Kuliah di UIN Syarif Kasin Riau, dukungan operasional penyelenggaraan Pendidikan bantuan Pendidikan dasar dan menengah di Kanwil Kemenag Provinsi Riau, serta pembangunan Gedung student center dan perpustakaan terpadu di STAIN Bengkalis dan renovasi 8 Madrasah di Riau. Berikutnya dari sektor infrastruktur telah terealisasi sebesar 12,37% (Rp 0,21 T) untuk peningkatan mutu dan kualitas jalan di beberapa ruas strategis, pelebaran jalan, dan peningkatan Pelabuhan penyeberangan, serta pembangunan UFCSI dalam rangka pengendalian banjir di Kota Pekanbaru.
- Kinerja Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) pada Maret cukup baik dengan penerimaan sebesar Rp88,63 M. Penurunan realisasi PNBP di bulan Maret disebabkan direalisasikannya PNBP lebih cepat pada bulan sebelumnya.
- Untuk penyaluran KUR sampai dengan Maret 2024 berhasil tersalurkan Rp1,93 T kepada 23.285 debitur dengan pertumbuhan sebesar 99,59% (yoy). Realisasi pada bulan Maret sebesar Rp425,38 M, turun 51,1% dbandingkan Februari 2024. Rata-rata penyaluran turun 10,77% (yoy) menjadi Rp86,3 juta/debitur.
- Adapun untuk Realisasi penyaluran UMi s.d. Maret 2024 tersalurkan sebanyak Rp27,76 miliar kepada 4.769 debitur. Penyaluran ini naik 173,1% (yoy) dari nilai penyaluran dan 159,89% dari jumlah debitur. Rata-rata penyaluran juga naik 5,08% yoy menjadi Rp5,8 juta/debitur (yoy). Pertumbuhan jumlah penyaluran UMi menunjukkan peningkatan jumlah UMKM dan meningkatnya pengetahuan oleh masyarakat terkait akses UMi di Riau. Penyaluran Umi terbanyak di Kab. Rokan Hulu (Rp5,89 M), sementara rata-rata penyaluran tertinggi di Kota Dumai (Rp9,84 juta/debitur).
- Kesimpulan:
Risiko global masih tinggi dibayangi tensi geopolitik serta tantangan digitalisasi ekonomi dan perubahan iklim. Seiring aktivitas ekonomi domestik yang terjaga, kinerja APBN Riau hingga 31 Maret 2024 masih mencatatkan defisit. Pemerintah akan terus mewaspadai volatilitas pasar keuangan dan komoditas serta perlambatan pertumbuhan perekonomian dunia. APBN 2024 terus dioptimalkan sebagai shock absorber untuk melindungi daya beli, menjaga stabilitas ekonomi dan mendukung berbagai agenda pembangunan.