Jl.Kopral Sayom No. 26 Klaten

Berita

Seputar Kanwil DJPb

Indikator Kebahagiaan yang Hakiki

      Pembinaan mental / Pengajian dilaksanakan pada hari Jum’at tanggal 27 Januari 2023 di aula KPPN Klaten. Acara di pandu oleh Bapak Usman Salim dengan Pembicara disampaikan oleh Ustadz Djoko Abu Habib. Acara diawali dengan pembukaan oleh pembawa acara dilanjutkan pembacaan Sari Tilawah oleh Bapak Suparman yang membacakan Surat Al Kahfi ayat 1 s.d. 5. Kemudian dilanjutkan dengan sambutan oleh Bapak Dani Mei Nugroho Kasubbag Umum KPPN Klaten selaku Plh.Kepala KPPN Klaten.

      Dalam sambutannya Bapak Dani Mei Nugroho menyampaikan bahwa pembinaan mental ini sangat penting. Dengan Pembinaan mental maka pegawai akan meningkat imannya. Dengan iman yang kuat maka akan mudah untuk melaksanakan berbagai kebaikan. Untuk itu diharapkan kepada para pegawai agar memperhatikan dengan sungguh-sungguh apa yang disampaikan oleh ustadz nantinya. Harapannya semua pegawai mudah mengamalkan kebaikan dan mencapai kebahagiaan.

      Acara dilanjutkan dengan pengajian yang disampaikan Ustadz Djoko Abu Habib. Setelah salam dan tahmid ustadz mengajak hadirin untuk senantiasa bersyukur kepada Allah swt. Setelah memperkenalkan diri ustadz langsung memasuki materi pengajian/pembinaan mental, yaitu Indikator kebahagiaan yang hakiki.

      Ustadz menyampaikan berbagai macam pandangan tentang bahagia. Ada yang memandang dengan mempunyai Harta Benda dia akan bahagia. Ada juga yang memandang dengan mempunyai Kedudukan dan Jabatan dia akan bahagia.Ternyata tidak seperti itu. Beliau menceritakan ada sesorang yang mempunyai jabatan cukup tinggi ditingkat provinsi, harta cukup banyak baik rumah maupun mobil, dan mempunyai anak yang cukup cerdas cerdas, tetapi tidak bahagia. Karena mengidap penyakit dimana ketika mau tidur harus disuntik, penyakit insomnia, sampai hari ini. Maka berbahagialah yang diberikan Allah gampang tidur. Banyak orang stres karena tidak bisa tidur, padahal mempunyai harta dan jabatan. Dan mempunyai istri yang cantik- cantik. Tetapi tidak bisa tidur.

 

 

 

      Maka yang akan kita bahas adalah bagaimana Islam memandang kebahagiaan yang Hakiki. Menurut Ulama Ibnul Qoyyim Al Jauziah memberikan lima indikator orang yang berbahagia. Yang pertama, orang yang berbahagia adalah orang yang Qolbun syakirun. Yaitu orang yang mempunyai hati yang selalu bersyukur kepad Allah swt. Bagi seorang muslim bahagia itu selalu bersyukur kepa Allah swt, baik terhadap nikmat yang menyenangkan maupun nikmat yang kurang menyenangkan. 

       Di zaman Rasulullah, ketika sedang berada dimajlis ilmu, tiba tiba datang seseorang yang masuk, dan Rasulullah mengatakan bahwa orang ini ahli surga, samapai tiga hari Rasulullah mengatakan hal yang sama. Ada sahabat Rasulullah yang lain penasaran, amal apa yang dipunyai orang itu, sehingga dia menginap dirumah orang itu sampai 3 malam. Akan tetapi tidak ditemukan amala yang istimewa. Maka sahabat memberanikan diri untuk menanyakan kepada orang itu amal apa sehingga dia dikatakan Rasulullah sebagai ahli surga. Maka orang itu menjawab, memang amalnya biasa biasa saja, sebagaimana sahabat yang lain, hanya mungkin ada satu hal yang menyebabkan Rasulullah mengatakan sebagai ahli surga. Yaitu dalam hati orang tadi selalu bersyukur atas nikmat Allah, tidak ada rasa iri atas nikmat yang diterima orang lain. Bahkan bergembira jika orang lain mendapatkan rezki dan nikmat dari Allah.

      Indikator kedua kebahagiaan hakiki yaitu al auladu abror, anak yang baik, anak yang sholeh. Putra putri yang sholeh dan sholihah. Bagaimana Jalannya agar anak menjadi sholih dan sholihah. Yang pertama dengan pendidikan, dengan memilih lembaga pendidikan yang banyak mengajarkan aklakul karimah. Pendidikan yang memang diajarkan Rasulullah saw. Sekolah yang mengajarkan Ilmu agama, wahyu Allah swt. Yang kedua yaitu menanamkan pada anak cinta pada masjid. Selalu mengajak putra putri kita berjamaah di masjid. Tentu harus ada keteladanan dari orang tua, terutama ayahnya. Dan membuat masjid yang ramah terhadap anak.

      Indikator ketiga kebahagiaan hakiki yaitu alazwaju sholihah, pasangan yang sholih atau sholihah. Pasangan suami isteri keduanya harus taat kepada Allah, harus takut kepada Allah. Tidak bisa hanya salah satunya, karena pasangan pernikahan dibawa sampai kesurganya Allah swt. Ada contoh kasus yang diceritakan Ustadz. Suami isteri, yang dulunya merupakan pasangan yang harmonis. Karena pengaruh game on line, sang isteri jadi ketagihan. Ternyata game tersebut adalah judi on line. Kerugian ditaksir sampai dengan 250 juta. Dimana sampai menggadaikan sertifikat tanah dan menjual mobil. Maka keluarga yang semula harmonis sering terjadi pertengkaran. Dalam meditasi yang dihadiri ustadz dan keluarga kedua pihak, sang isteri bersedia untuk berhenti dari bermain game on line. Ternyata dengan berjalannya waktu sang isteri kembali bermain game on line. Dan akhirnya suami isteri bercerai.Maka kebahagiaan hakiki itu ketika pasangan, dimana kedua duanya taat kepada Allah swt.

      Indikator keempat kebahagiaan hakiki yaitu tafaquh fiddin, dimana kita selalu bersemangat dalam belajar agama. Misalnya memperbaiki sholat dengan memulai hari ini untuk selalu berjamaah. Yang belum bisa membaca alQuran jangan malu untuk mulai belajar membaca al Quran. Karena bisa membaca alQuran itu sangat penting sekali, dan mengamalkan membaca alQuran setiap hari. Rumah yang didalamnya dibaca alquran akan menjadi rumah yang tenteram, rumah yang diberkahi Allah swt. Tetapi ketika rumah jarang untuk membaca alQuran maka akan anggaota keluarganya akan sering berantem, anaknya kalau disuruh susah. Ustadz menceritakan suatu kasus, ada seorang suami ketika mau tidur merasa lehernya mau dicekik, yang sudah berlangsung selama tiga bulan. Setelah dirunut salah satu penyebabnya, dirumah ini hampir tidak pernah untuk membaca alQuran. Maka ustadz pun meru’yahnya dan membaca alQuran bersama-sama. Dan disarankan agar dirumahnya selalu digunakan untuk membaca AlQuran. Maka gangguan terhadap suami tadi tidak ada lagi. Maka pastikan rumah kita selalu untuk membaca alQuran walaupun satu lembar atau dua lembar tiap hari.

      Indikator kelima kebahagiaan hakiki yaitu ketika umur kita panjang dan barokah. Diberikan umur panjang dan digunakan untuk taat kepada Allah swt. Karena ada yang umurnya panjang tetapi tidak digunakan untuk taat kepada Allah swt. Ustadz menceritakan ada orang berumur lebih 100 tahun yang sudah lelaku (keadaan hampir meninggal), tetapi masih sempat misuh( berkata kotor). Karena ternyata selama hidupnya selalu bermaksiat, berkata jorok, jauh dari Allah. Makanya kita berdoa agar diberikan umur panjang yang barokah, umur yang digunakan untuk taat kepada Allah swt.

      Ustadz mengajak kita semua berdoa kepad Allah swt agar diberikan kelima indikator kebahagiaan hakiki tersebut. Acara diakhiri dengan doa yang dipimpin Ustadz.

      Kebahagiaan tidak terletak pada jabatan, harta, dan wanita. Lima Indikator Kebahagian yang hakiki yaitu pertama, Qolbun syakirun, yaitu orang yang mempunyai hati yang selalu bersyukur kepad Allah swt. Indikator kedua kebahagiaan hakiki yaitu al auladu abror, anak yang baik, anak yang sholeh. Indikator ketiga kebahagiaan hakiki yaitu alazwaju sholihah, pasangan yang sholih atau sholihah. Indikator keempat kebahagiaan hakiki yaitu tafaquh fiddin, dimana kita selalu bersemangat dalam belajar agama. Indikator kelima kebahagiaan hakiki yaitu ketika umur kita panjang dan barokah. Diberikan umur panjang dan digunakan untuk taat kepada Allah swt.

Penulis : Sumadi KPPN Klaten

Peta Situs   |  Email Kemenkeu   |   FAQ   |   Prasyarat   |   Hubungi Kami

Hak Cipta Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Kementerian Keuangan RI
Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Klaten
Jalan Kopral Sayom No 26 klaten 57435
Call Center: 14090
Tel: 0272-3320445 Fax: 0272-3320443

 

 IKUTI KAMI

 

PENGADUAN

 

Search