Jl.Kopral Sayom No. 26 Klaten

Berita

Seputar Kanwil DJPb

KEGIATAN PEMBINAAN MENTAL : TIPS MELIPATGANDAKAN PAHALA AMAL

      KPPN Klaten di bulan Ramadhan Mubarok ini mengadakan Kegitan pembinaan mental bertema Peringatan Nuzulul Quran. Kegiatan ini bertujuan menguatkan mental dan spiritual pegawai KPPN Klaten yang untuk selanjutnya dapat diimplementasikan dalam pelaksanaan tugas sehari – hari serta usaha meningkatkan amal di bulan Ramadhan tahun 2023.  Ceramah ini disampaikan oleh Ustadz Nanang Masykuri, S.T dari IKADI Cabang Klaten. Kegiatan dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 06 April 2023 pukul 15.30 s.d. 16.30 WIB di Ruang Relaksasi KPPN Klaten dan Youtube KPPN Klaten dengan Link https://www.youtube.com/watch?v=k7pMF1RvdNY Kegiatan diikuti oleh para pejabat/pegawai KPPN Klaten dan pegawai PPNPN dan Mahasiswa Magang.

      Kegiatan Pembinaan Mental (Peringatan Nuzulul Quran) dibuka oleh pembawa acara Ustadz Nanang Usman Salim dengan bacaan basmallah. Dilanjutkan dengan dibacakan tilawah ayat suci Al-Qur’an surat al Kahfi ayat 1-16 oleh   Ustadz Galih Eria dari Rumah Qur’an Klaten yang didengarkan dan disimak oleh seluruh peserta.

      Acara selanjutnya yaitu sambutan dari Bapak Dani Mei Nugroho Kasubbag Umum KPPN Klaten selaku Pembina Badan Amalan Islam KPPN Klaten. Dalam sambutannya bapak Dani berpesan agar Ramadhan yang tinggal beberapa hari ini kita meningkatkan amal dengan tidak mengesampingkan pekerjaan dinas kita.

       Acara selanjutnya yaitu acara inti Peringatan Nuzulul Quran yang disampaikan Ustadz Nanang Masykuri, S.T. dari IKADI Klaten. Setelah mengucapkan tahmid dan sholawat Ustadz menyampaikan bahwa walaupun temanya nuzulul Quran, beliau akan menyampaikan bagaimana cara melipatgandakan amal, sebab orang yang paham ilmu agama akan beramal dengan efektik.

      Ustadz menyampaikan satu hadits, “ Sesungguhnya jika Allah Ta’ala menghendaki kebaikan bagi seorang hamba maka dia dikaryakannya. Para sahabat lalu bertanya tentang sabda Nabi Saw tersebut, “Bagaimana dikaryakannya itu, ya Rasulullah?” Nabi Saw menjawab, “Diberinya taufiq untuk beramal sholeh sebelum wafatnya.” (Mashabih Assunnah)

      Banyak orang yang mempunyai ilmu tetapi belum bisa mengamalkannya, sebagai contoh tentang ilmu sholat berjamaah di masjid  yang berpahala 27 derajat. Maka Ilmu harus disampaikan berulang ulang, sehingga jika mendengar pertama dia akan mengetahui ilmu itu, mendengar berikutnya akan memahami, mendengar berikutnya akan tergerak hatinya untuk mengamalkan, mendengar berikutnya akan mampu mengamalkan dengan istiqomah, dan mendengar berikutnya akan mampu menyampaikan pada orang lain. Demikian ilmu itu disampaikan berulang ulang sehingga wujud dalam kehidupan sehari hari.

      Kemudian ustadz menyampaikan agar kita beramal dengan ilmu, tidak hanya ikut-ikutan. Sebagai contoh orang mementingkan buka puasa bersma tetapi meninggalkan sholat maghrib berjamaah. Orang sibuk/tergesa dengan sholat tarawih, tetapi meninggalkan sholat sunnah ba’diah isya, padahal sholat ba’diah isya jauh lebih utama dari sholat tarawih, karena Rasulullah selama hidupnya selalu melaksanakan sholat sunnah ba’diah isya.

     Kemudian ustadz menyampaikan bahwa ada amal yang pahalanya terus mengalir, diantaranya yaitu :

  1. Mengajarkan Ilmu;
  2. Mengalirkan sungai;
  3. Menggali sumur;
  4. Menanam kurma;
  5. Membangun masjid;
  6. Mewariskan mushaf; dan 
  7. Meninggalkan anak yang memintakan amun untuknya setelah dia meninggal.

      Yang pertama yaitu mengajarkan ilmu, baik ilmu dunia maupun ilmu agama. Misalnya mengajarkan ilmu mengemudi. Orang yang mengajarkan akan mendapatkan pahala setiap orang yang diajari mengemudi, misalnya mengantar orang sakit kerumah sakit. Demikian juga dengan ilmu agama, misalnya orang yang mengajarkan seorang anak membaca al Quran, maka ianya akan mendapat pahala setiap kali anak yang diajarkannya membaca alQuran. Demikian seterusnya kalau orang yang kita ajari mengajarkan kepada orang berikutnya akan terus mendapatkan pahala sampai dengan hari kiamat.

      Yang kedua adalah mengalirkan sungai. Kalau contoh terdekat kita adalah petugas pengairan yang membagi air ke sawah sawah. Setiap sawah yang dialiri panen maka petugas pengairan juga akan mendapatkan pahala. Contoh lainnya adalah adanya aliran sungai yang mengelilingi Madinah yang dibangun zaman Sultan Harun al Rasyid, walaupun sekarang kering karena air dialirkan lewat pipa.

     Yang ketiga adalah menggali sumur. Didaerah daerah tertentu ada gerakan wakaf untuk menggali sumur dengan kedalaman tertentu yang membutuhkan biaya cukup banyak dan membutuhkan donatur untuk wakaf. Selama sumur itu dimanfaatkan maka para donator akan mendapatkan pahala bersedakh air. Demikian juga dipinggiran Madinah ada sumur bernama bir Ali, karena yang membangun adalah sahabat Ali ra.

      Yang keempat adalah menanam pohon kurma. Ini menjadi contoh tanaman yang berumur Panjang dan terus memberikan manfaat. Bahkan ada satu hadits, walupun besok kiamat hari ini tetap dianjurkan untuk menanam pohon.kurma. Demikian disaerah kita, sekiranya kita menanam dan kita tidak akan memetiknya tetap dianjurkan untuk menanam, dan setiap hasil nantinya akan menjadi pahala yang mengalir untuk kita walaupun kita telah tiada.

      Yang kelima yaitu membangun masjid. Ustadz bercerita, seorang imam akan mendapatkan pahala dari semua makmumnya, seorang muadzin akan mendapatkan pahala semua jamaah dan pahala imam, sedangkan orang yang membangun masjid akan mendapatkan pahala semua jamaah, pahala imam dan pahala muadzin. Membangun masjid yang dimaksud disini tidak diharuskan membangun secara keseluruhan, tetapi masing masing penyumbang pembangunan akan mendapatkan pahala.

      Yang keenam adalah mewariskan mushaf. Hari ini juga banyak digalakkan agar menyumbangkan mushaf baik secara perorangan maupun organisasi. Biasanya diadakan Gerakan bebas buta membaca alQoran yang disertai sumbangan/wakaf mushaf alQuran didaerah tertentu atau dimasjid masjid yang diadakan Taman Pendidikan Alquran. Selama mushof yang disumbangkan dibaca, maka pewakaf mushof akan mendapatkan pahala yang terus mengalir.

      Yang ketujuh adalah meninggalkan anak yang memintakan ampun untuknya setelah dia meninggal. Untuk itu penting bagi kita untuk mendidik anak kita menjadi anak yang shalih, sehingga mendoakan kita dan beramal shalih, yang walaupun kita telah tiada, pahala akan terus mengalir. Walupun perhiasan dunia yang disebutkan alquran didahului dengan harta baru anak, tetapi untuk urusan akhirat anak shalih yang mendoakan orang tua menjadi lebih penting.

      Hal diatas sebagaimana diterangkan dalam firman Allah sebagai berikut : “Dan apa saja yang diberikan kepada kamu, maka itu adalah kenikmatan hidup duniawi dan perhiasannya; sedang apa yang di sisi Allah adalah lebih baik dan lebih kekal. Maka apakah kamu tidak memahaminya? (Q.S:Al-Qashas : 60).

      Selain amal yang terus mengalir, maka kita juga harus mengetahui amal yang berpahala berlipat, sebagaimana Firman Allah swt : Barangsiapa membawa amal yang baik, maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya; dan barangsiapa yang membawa perbuatan jahat maka dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan). (Q.S: Al-An’am :160)

      Pengamalan ayat diatas telah dicontohkan sahabat yaitu sahabat Ustman bin Affan.  Kafilah dagang Utsman bin Affan r.a. dicegat para tengkulak di gerbang Madinah dan ditawar dengan 2-3 kali keuntungan tapi Ustman meminta 10 kali lipat. Saat sampai Madinah dibagikan gratis. Utsman memakai logika imbalan dari Allah 10 kali lipat yang tak mungkin manusia mampu.

      Selanjutnya ustadz menyampaikan amal dilipatgandakan disebabkan beberapa factor diantaranya yaitu :

  1. yang disebabkan faktor pelakunya,
  2. yang disebabkan faktor amal itu sendiri,
  3. yang disebabkan dampak dari amal,
  4. yang disebabkan tempat dan waktu.

      Yang pertama, amal dilipatgandakan yang disebabkan faktor pelakunya diantranya yaitu :

  1. Berilmu (Al-Mujadilah : 11, Hadits perbandingan mu’min dengan ‘alim), amal yang dilakukan seorang berilmu lebih bernilai/dilipatgandakan pahalanya daripada amal orang awam yang hanya ikut ikutan, karena amal orang berilmu jauh dari kebimbangan dan keraguan, karena mala berlandaskan ilmunya.
  2. Berjamah (sholat jamaah, jamaah isya dan subuh), misalnya pahala sholat berjama’ah isya lebih baik daripada sholat sunnah setengah malam dan pahala sholat berjamaah shubuh lebih baik daripada sholat sunnah semalam suntuk.
  3. Beratnya seseorang dalam mengerjakan amal (infaq seorang miskin, jarak dg masjid, kondisi saat puasa), misalnya infaq seorang miskin lebih bernilai daripada infaq orang kaya walau nominalnya sama, pahala orang pergi kemasjid maka yang lebih jauh lebih banyak pahalanya karena satu Langkah dihapus dosa satu Langkah dinaikkan derajatnya, dan kondisi puasa Ketika sangat terik lebih besar pahalanya daripada puasa ketika sejuk, dan puasa orang yang bekerja keras lebih banyak daripada puasa orang yang bersantai, dan puasa dinegeri dengan jam puasa yang Panjang lebih banyak pahalanya daripada dinegeri yang jam puasa lebih pendek.

      Yang kedua, amal dilipatgandakan yang disebabkan faktor amal itu sendiri diantaranya yaitu:

  1. Sebuah amal semakin banyak dan semakin sulit lebih afdhal dari yang tidak semacam itu”. Misalnya menyempurnakan wudhu dengan sunah sunahnya Ketika udara sangat dingin lebih banyak pahalanya daripada wudhu hanya menunaikan yang wajib dan dalam udara yang hangat.
  2. Amal yang masyru’ (kisah sahabat dalam perjalanan yang bertayamum, satu mengulang “Laka ajran marratan” dan satunya tidak “Ashabta sunnah”). Misalnya Ketika berwudhu yang lebih banyak pahalanya adalah yang membasuh sampai tiga kali, walaupun hanya sekali basuh sudah sah.

      Yang ketiga, amal dilipatgandakan yang disebabkan faktor dampak dari amal itu diantaranya yaitu : Amaliayah dakwah, amaliah keilmuan, dan kepemimpinan. Amal seorang dai, amal seorang kyai pondok atau amal seorang pemimpin senantiasa menjadi panutan pengikutnya, maka pahalanya pun lebih besar daripada orang awam.

     Yang keempat, amal dilipatgandakan yang disebabkan faktor tempat dimana amal itu dilaksanakan diantaranya yaitu : Masjid al-Haram, Masjid an-Nabawi, Masjid al-Aqsha memiliki perbedaan derajad dalam sholat, misalnya sholat dimasjidil Haram 100 ribu derajat lebih baik daripada di masjid lainnya, demikian juga Ketika sholat di masjidil Nabawi 50 ribu derajat lebih baik daripada di masjid lainnya, dan sholat di Masjid al-Aqsha 25 ribu derajat lebih baik daripada di masjid lainnya.

      Selain itu ada factor lainnya sehingga amal dilipatgandakan yaitu factor waktu, yaitu Sepertiga malam, antara adzan dan iqamat, hari jumat, Ramadhan. Beramal sholat malam disepertiga malam terakhir lebih besar pahalanya daripada disepertiga malam pertama. Waktu berdoa diantara adzab dan iqomah lebih makbul daripada waktu lainnya. Dan beramal di bulan Ramadhan lebih besar pahalanya daripada di bulan lainnya, misalnya pahala sholat wajib dilipatkan tujuhpuluh kali, dan pahala sholat sunnah dihitung sebagai menjalankan sholat wajib.

      Yang terkahir ustadz menyampaikan agar kita senantiasa memohon taufik dan  Hidayah kepada Allah swt, sehingga mampu beramal agama dan berlipatganda pahalanya. Acara diakhiri dengan berdoa bersama yang dipimpin oleh Ustadz Nanang Masykuri, S.T dan diaminkan oleh peserta.

     Dari Kegiatan Pembinaan mental ini dapat diambil kesimpulan Pentingnya seseorang beramal agama berlandaskan ilmu dan selalu memohon kepada Allah swt agar diberikan taufik untuk dapat mengamalkan Ilmunya . Diantara Ilmu yang hendaknya dimiliki yaitu tentang Amal yang pahalanya terus mengalir, diantaranya yaitu : Mengajarkan ilmu, Mengalirkan sungai, Menggali sumur, Menanam kurma, Membangun masjid, Mewariskan mushaf, Meninggalkan anak yang memintakan amun untuknya setelah dia meninggal; dan Ilmu tentang Amal yang dilipatgandakan pahalanya yang disebabkan beberapa factor diantaranya yaitu : yang disebabkan faktor pelakunya, yang disebabkan faktor amal itu sendiri, yang disebabkan dampak dari amal, yang disebabkan tempat dan waktu.

Penulis : Sumadi KPPN Klaten

 

Peta Situs   |  Email Kemenkeu   |   FAQ   |   Prasyarat   |   Hubungi Kami

Hak Cipta Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Kementerian Keuangan RI
Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Klaten
Jalan Kopral Sayom No 26 klaten 57435
Call Center: 14090
Tel: 0272-3320445 Fax: 0272-3320443

 

 IKUTI KAMI

 

PENGADUAN

 

Search