09 Feb,2018

Pelaku Usaha Puas dengan Program Kredit Usaha Rakyat (KUR)

Cetak
Nonaktifkan BintangNonaktifkan BintangNonaktifkan BintangNonaktifkan BintangNonaktifkan Bintang
 

Takengon, Aceh Tengah - 14 - 16 Desember 2017. Tim Monitoring dan Evaluasi Kredit Usaha Rakyat (KUR) melakukan survey pelaku usaha debitur di sekitar Takengon.

Pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Provinsi Aceh mengaku sangat terbantu dengan adanya program Kredit Usaha Rakyat (KUR).

Selain berharap penambahan plafon KUR Mikro, mereka juga berharap penurunan bunga KUR di masa mendatang.

KUR adalah kredit atau pembiayaan modal kerja, disalurkan melalui perbankan, yang diberikan kepada debitur usaha produktif dan layak namun belum memiliki cukup agunan atau agunan tambahan belum cukup.

Sejak awal tahun 2016, Pemerintah pusat telah mengembangkan Sistem Informasi Kredit Program (SIKP) sebagai aplikasi untuk mengelola dan menyediakan informasi penyaluran KUR. Sampai dengan bulan November 2017 jumlah debitur KUR di Aceh mencapai 45 ribu debitur dengan total kredit pinjaman sebesar 980 milyar rupiah.

Untuk mengetahui tingkat keberhasilan pelaksanaan program KUR di Aceh, Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Aceh melakukan monitoring dan evaluasi Semester II di beberapa wilayah di Provinsi Aceh pada bulan November s.d Desember 2017.

Tukang Jahit dan Pelaku Usaha BordirDi Banda Aceh, Tim Monev KUR melakukan survey dan wawancara terhadap 30 debitur KUR pada tanggal 23 – 24 November 2017. Selanjutnya Tim monev KUR melakukan survey ke Aceh Tengah pada tanggal 14 – 16 Desember 2017. Terakhir, Tim monev KUR melakukan survey terhadap 10 debitur KUR ke Aceh Besar pada tanggal 18-19 Desember 2017.

 

Salah satu debitur yang kami wawancarai ialah Ibu Ramlah. Beliau memiliki usaha bordir dan kreatif lainnya di Bebesen Kota, Takengon. Sebelum mendapat pinjaman KUR, omset usahanya hanya mencapai 5 jt rupiah/bulan dengan keuntungan sekitar 4 jt/bulan. Setelah mendapat pinjaman KUR, bu Ramlah membeli mesin jahit model baru yang lebih canggih. Hasilnya, omset dan keuntungan usaha per bulan  meningkat dua kali lipat. Jumlah tenaga kerja pun bertambah dari 2 orang menjadi 6-10 orang. “Alhamdulliah sekarang saya dapat pinjaman KUR Mikro sebesar 25 jt rupiah dari BRI Cab. Takengon”, ucap Ramlah dengan senang.

Pembuat Tempe

Cerita sukses debitur KUR diperoleh dari Bpk. Husaini yang menjalankan usaha pembuatan tempe. Menurut Bpk Husaini, proses administrasi dan pengurusan Kredit KUR sangat mudah dan cepat. Selain itu, agunan yang diminta pihak Bank sebagai jaminan kredit tidak memberatkan dan hanya untuk keperluan administrasi.   “Saya sudah 2 kali memperoleh pinjaman KUR Mikro dengan total sebesar 50 juta rupiah. Pembiayaan tersebut saya pakai untuk membeli stok kacang kedelai”, sahut beliau kepada petugas Monev KUR.  Hasilnya, produksi usaha tempe Bpk. Husaini naik 50% setelah mendapat tambahan modal dari program KUR.  Melihat pangsa pasar yang cukup besar, beliau berencana membuka usaha pembuatan tempe yang lebih besar dengan mendirikan badan usaha agar memperoleh fasilitas kredit KUR Ritel dengan plafon 500 juta rupiah.

Hasil survey dan wawancara terhadap debitur KUR di Aceh menunjukkan betapa tingginya animo pelaku UMKM terhadap program KUR. Adanya fasilitas kredit lunak KUR telah menambah secara signifikan omset usaha, keuntungan dan tenaga kerja UMKM di Provinsi Aceh. (MP1000)