Sejalan dengan pertumbuhan BLU dan tersedianya layanan dasar (pendidikan dan kesehatan) yang meningkat, tantangan BLU makin besar. BLU dituntut untuk menyeimbangkan fungsinya dalam memberikan layanan dan tata kelola yang profesional sehingga mampu berkontribusi kepada APBN dalam bentuk kemandirian. Hal tersebut disampaikan oleh Sekretaris Ditjen Perbendaharaan Didyk Choiroel saat memberikan keynote speech dalam kegiatan Rapat Koordinasi Regional Badan Layanan Umum Wilayah Sumatera Tahun 2023, Rabu (15/2).
“BLU (di Sumatera) diharapkan berkontribusi meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) wilayah Sumatera menjadi 70-76, sejajar dengan IPM wilayah Jawa (DKI dan Yogyakarta). Alokasi anggaran 5% di wilayah Sumatera diharapkan dapat meningkatkan kualitas kesehatan dan kesejahteraan sehingga mengurangi angka stunting dan mengantisipasi isu-isu kesehatan nasional,” tegas Sesditjen Perbendaharaan.
Rakor yang mengusung tema "BLU Optimis, Layanan Semakin Tumbuh" ini dilaksanakan secara daring dengan narasumber Direktur Pembinaan Pengelolaan Keuangan BLU DJPb Agung Yulianta dan Inspektur V Inspektorat Jenderal Kementerian Keuangan Sudarso serta dihadiri oleh pimpinan dan jajaran dari 50 BLU se-Sumatera.
Pertumbuhan BLU di Sumatera terus meningkat dari waktu ke waktu. Awalnya di pulau Sumatera hanya ada 17 BLU di tahun 2010, kini berkembang hingga 290% menjadi 50 BLU, dengan total omset Rp7,2 triliun dan aset sebesar Rp121,02 triliun. Pada tahun 2022 pendapatan BLU se-Sumatera meningkat sehingga berkontribusi sebesar 69,59% dari total PNBP Wilayah Sumatera yang sebesar Rp11,23 triliun. Capaian BLU di seluruh Provinsi Sumatera ini menunjukkan kinerja yang sangat positif di tengah kondisi ekonomi global yang tidak menentu
Prestasi tahun lalu yang sudah baik tidak boleh membuat BLU menjadi terlena karena di tahun 2023 tantangan yang dihadapi tidaklah mudah. Terdapat tantangan kondisi ekonomi global dan nasional yang belum sepenuhnya membaik, ditambah dengan situasi geopolitik menjelang pemilihan umum. Oleh karena itu, seluruh BLU diharapkan mengambil langkah-langkah strategis yang diperlukan agar terus mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.
Beberapa hal yang dapat dilakukan oleh BLU se-Indonesia di antaranya terus berinovasi dan bekerja keras dalam penyediaan layanan yang affordable, accessable, dan sustainable. Selain itu, BLU diharapkan mampu mengembangkan layanan dengan menggunakan creative finance, menjaga link and match dengan kebutuhan industri serta melakukan optimalisasi atas aset BLU. Terakhir, BLU diminta untuk mengintensifkan upaya digitalisasi layanan dengan menggunakan economic sharing, misalnya e-rekam medis dan Sisrute untuk BLU rumpun kesehatan, juga virtual account, marketplace, serta QRIS untuk BLU yang lainnya. [AAW]
