Liputan Penilaian Kinerja Pelayanan Publik pada KPPN Non Percontohan Tahun 2010
Semangat memberikan pelayanan terbaik ternyata tidak pernah mengenal usia. Dari ujung barat wilayah negeri, KPPN Meulaboh dengan mayoritas sumber daya manusia yang tidak lagi muda, tampil sebagai nominator Penilaian Kinerja Pelayanan Publik pada KPPN Non Percontohan Tahun 2010.
“Dengan penilaian kali ini, semoga membuat kita lebih semangat lagi!” Ujar Kepala KPPN Meulaboh, Suparno, dengan gayanya yang enerjik dihadapan Tim Penilaian Kinerja Pelayanan Publik KPPN Non Percontohan Tahun 2010, Jumat (1/10), di Aula KPPN Meulaboh.
Semangat teamwork yang dibangun terpancar dari presentasi profil KPPN Meulaboh, yang disajikan langsung oleh Suparno.Memberdayakan potensi SDM yang ada, sebanyak 15 (71%) dari 21 jumlah pegawai KPPN Meulaboh berusia 46 tahun keatas. Kondisi tersebut tidak menyurutkan berbagai inovasi yang coba digagas dan direalisasikan dalam menyuguhkan atmosfir pelayanan prima bagi 165 satuan kerja yang harus dilayani.
Lebih mengagumkan, nahkoda dari seluruh awak KPPN Meulaboh, Suparno yang memimpin semangat pembangunan pelayanan prima, akan memasuki masa purna tugas. Dipenghujung masa kerjanya, beliau masih tetap semangat mengabdikan diri pada intitusi.
Dalam membangun transparansi pelayanan, KPPN Meulaboh bekerjasama dengan RRI melakukan siaran on air. Siaran tersebut membahas mekanisme pengelolaan keuangan (APBN) secara interaktif. Para satuan kerja wilayah KPPN Meulaboh, antusias dengan berpartisipasi aktif dalam acara itu.
Saat Tim Penilai mencoba mengorek keterangan dari para Satker, tanggapan mengenai citra pelayanan KPPN Meulaboh secara positif diberikan. Sekretaris Dinas Kesehatan Aceh Jaya mengatakan, “Saya berhubungan dengan KPPN dari tahun 1990, saya lihat sekarang sudah berubah 100%!” ujarnya disambut tepuk tangan oleh satuan kerja yang lain, seolah mengaminkan.
Cakupan wilayah kerja KPPN Meulaboh cukup luas, meliputi: Kab. Aceh Barat, Kab. Aceh Jaya, Kab. Nagan Jaya, dan Kab. Simeuleu. Jumlah Pagu DIPA (Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran) sebesar Rp. 532.799.129.000,-, telah terserap sebanyak Rp. 282.651.866.739,- (53.05%) (s.d Agustus 2010, red).
Pelayanan berbasis Website dan SMS Center dikembangkan guna mendongkrak kinerja. Fitur yang tersedia diarahkan untuk kemudahan satuan kerja dalam pengelolaan keuangan (APBN). Bangunan gedung yang didesain agar nyaman bagi stakeholder memberikan bukti orientasi pada pelayanan public. Semangat tinggi melengkapi profil dari KPPN Meulaboh.
Perjalanan Tim Penilai
Dalam melaksanakan tugasnya, Tim Penilai memerlukan energi ekstra dalam penilaian kali ini. Selain jarak tempuh yang cukup jauh, medan yang dilalui sangat berat. Tsunami yang sempat menghancurkan seluruh wilayah Aceh, turut serta meratakan jalur infrastruktur Banda Aceh – Meulaboh. Rute Banda Aceh ke Meulaboh melalui pantai barat kini lebih panjang dibandingkan sebelum bencana. Menurut papan petunjuk jalan di dekat Lhok Nga, jarak antara Banda Aceh-Meulaboh tertulis 241,5 kilometer. Tetapi kenyataannya banyak jalur alternative tambahan yang dilalui, sehingga jarak Banda Aceh – Meulaboh setelah bencana sekitar 320 kilometer.
Tim penilai yang terdiri dari Kabbag Administrasi Kepegawaian, Ludiro, Kabbag Organisasi dan Tata Laksana, Didyk Choiroel, Kasubdit Pembinaan Kerja BLU, Catur Arianto Widodo, menuju Meulaboh didampingi Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi NAD. Rombongan mulai menempuh perjalanan pada pukul 18.30 WIB dari Banda Aceh. Tim dibagi dalam dua mobil, yaitu Toyota Hilux dan Kijang Inova. Senja dilalui dengan menyisir pantai Lhoknga dalam keadaan gerimis. Kondisi jalan yang dilalui sepanjang 20km di daerah Lhoknga sangat baik, tidak banyak tikungan yang dilewati.
Beranjak dari Lhoknga, Tim Penilai mulai melintasi jalur Gunung Geurutee yang sangat sempit dan berkelok-kelok. Suasana hutan yang gelap di malam hari menjadi pemandangan sepanjang jalur tersebut.
Sampai di daerah Lamno, ketegangan mulai terasa. Jembatan didaerah tersebut belum selesai diperbaiki, sehingga rombongan Tim Penilai harus melewati rakit kayu melintasi sungai. Rakit kayu itu mengangkut dua mobil beserta seluruh penumpangnya. Tanpa dilengkapi alat keselamatan apapun, rakit dengan kekuatan mesin 4PK menyeberangi sungai. Keadaan serupa harus dialuli sebanyak dua kali.
Selanjutnya, rombongan Tim Penilai mulai menjajal jalan tanah yang belum selesai diberi aspal. Jalur tersebut merupakan pembangunan jalan baru pasca tsunami. Goncangan terasa cukup kuat, karena tak jarang roda mobil harus melalui jalan yang tidak rata bahkan berlubang.
Saat mobil berlari kencang, sering kali rombongan Tim Penilai harus tersentak oleh binatang ternak Sapi yang melintas liar dijalanan. Tentu, keadaan tersebut menambah berat resiko kecelakaan yang terjadi.
Pukul 02.00 WIB dini hari, rombongan Tim Penilai sampai di Meulaboh. Sebuah perjalanan panjang yang melelahkan pun dilalui dengan adrenalin yang tinggi. Tentunya akan menjadi pengalaman berharga bagi seluruh rombongan Tim Penilai Kinerja Pelayanan Publik pada KPPN Non Percontohan, yang hampir seluruhnya baru pertama kali mengunjungi Meulaboh.
Oleh : Novri H.S. Tanjung – Media Center Ditjen Perbendaharaan