MENGENAL INFLASI DAN DEFLASI DALAM PEREKONOMIAAN
Dalam rilis resmi dari Badan Pusat Statistik Provinsi Papua pada 2 Desember 2024 bahwa pada November 2024 terjadi inflasi year on year Provinsi Papua sebesar 2,46 persen dengan Indeks Harga Konsumen sebesar 105,61. Inflasi y-on-y terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya beberapa indeks kelompok pengeluaran, yaitu kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 6,55 persen; kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,51 persen; kelompok kesehatan sebesar 1,07 persen; kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,14 persen; kelompok pendidikan sebesar 0,10 persen; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,68 persen; serta kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 5,73 persen. Sementara kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks, yaitu kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,30 persen; kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,24 persen; kelompok transportasi sebesar 0,30 persen; serta kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 1,29 persen.
Hal ini tentunya menumbuhkan rasa optimis bahwa perekonomian kembali bergerak, mengingat dari Juli sampai dengan September 2024 terjadi deflasi, yang artinya daya beli Masyarakat cenderung turun.
Apa itu inflasi dan deflasi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KKBI) deflasi merupakan penambahan nilai mata uang, antara lain dengan pengurangan jumlah uang kertas yang beredar dengan tujuan mengembalikan daya beli yang yang nilainya turun. Deflasi merupakan fenomena penurunan harga yang ada di dalam suatu wilayah. Deflasi terjadi karena kekurangan jumlah uang beredar yang menyebabkan daya beli masyarakat menjadi turun.
Beberapa penyebab terjadinya deflasi antara lain, penurunan jumlah uang beredar di masyarakat karena cenderung menyimpan uangnya di bank, berkurangnya permintaan barang sementara produksi akan barang terus meningkat atau tidak bisa dikurangi dan masyarakat tidak lagi mengkonsumsi barang tersebut karena bosan atau membatasi pembelian, serta perlambatan kegiatan ekonomi sehingga banyak pekerja yang terdampak karena berkurannya pengahsilan sehingga jumlah uang beredar di masyarakat pun menjadi berkurang.
Contoh kondisi deflasi di Indonesia adalah ketika memasuki bulan puasa, dimana mayoritas masyarakat membatasi pengeluarannya karena menyesuaikan pola konsumsinya selama ramadhan. Pengeluran masyrakat untuk kelompok makanan dan minuman merupakan menyumbang besar terjadinya deflasi.
Lalu apa itu inflasi? Inflasi merupakan kebalikan dari deflasi. Inflasi terjadi karena beredarnya sejumlah uang yang terjadi dalam suatu masyarakat. Dalam KKBI, pengertian inflasi adalah kemerosotan nilai uang (kertas) karena banyaknya dan cepatnya uang (kertas) beredar sehingga menyebabkan naiknya harga barang-barang. Dengan kata lain inflasi adalah menurunnya nilai mata uang karena beberapa faktor. Sedangkan Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan bahwa inflasi adalah keadaan perekonomian negara di mana ada kecenderungan kenaikan harga-harga dan jasa dalam waktu panjang. Penyebabnya karena tidak seimbangnya arus uang dan barang.
Contoh kondisi inflasi di Indonesia adalah kenaikan harga BBM yang mengabkibatkan biaya produksi naik dan berdampak pada kenaikan barang dan jasa yang dihasilkan. Kenaikan harga beberapa komoditas seperti telur, cabai, dan daging ayam juga berkontribusi terhadap terjadinya inflasi di Indonesia.
Apakah deflasi itu baik?
Penurunan harga ini pada dasarnya terdengar seperti kabar baik bagi konsumen karena mereka bisa membeli barang lebih murah. Namun, dalam skala makroekonomi, deflasi justru sering kali dihindari karena bisa membawa dampak negatif yang besar bagi perekonomian. deflasi biasanya terjadi ketika ada penurunan permintaan yang signifikan terhadap barang dan jasa. Permintaan yang melemah ini bisa dipicu oleh berbagai faktor, seperti penurunan konsumsi akibat ketidakpastian ekonomi, tingkat pengangguran yang tinggi, atau masalah pada sektor keuangan.
Ketika permintaan turun, produsen biasanya menurunkan harga untuk mencoba menarik konsumen, namun ini dapat memicu siklus penurunan harga yang lebih luas dan berkepanjangan.
Dampak deflasi terhadap perekonomian
Dampak deflasi bagi perekonomian umumnya negatif. Salah satu dampaknya adalah menurunnya tingkat konsumsi masyarakat. Meskipun harga barang turun, masyarakat sering kali menunda pembelian dengan harapan harga akan terus menurun.
Penundaan konsumsi ini menekan permintaan lebih lanjut, yang pada akhirnya memaksa produsen untuk menurunkan harga lebih jauh lagi. Siklus ini bisa memicu apa yang dikenal sebagai “deflationary spiral” atau spiral deflasi, yang sulit dihentikan tanpa intervensi kebijakan ekonomi yang tepat.
Selain itu, deflasi meningkatkan beban utang. Ketika harga-harga turun, nilai riil utang menjadi lebih besar. Ini terutama berdampak pada rumah tangga dan perusahaan yang memiliki pinjaman dengan suku bunga tetap. Penurunan pendapatan, yang biasanya mengikuti deflasi, membuat semakin sulit bagi mereka untuk membayar utang, sehingga dapat memicu kebangkrutan dan mengganggu kestabilan sektor keuangan.