Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Solok kembali memberi dukungan nyata bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) melalui program kelas UMKM. Pada kegiatan kali ini, difokuskan pada penyusunan laporan keuangan sektor manufaktur yang dilaksanakan secara tatap muka di aula KPPN Solok.
Kepala KPPN Solok, Ikasari Heniyatun mengakatan, melalui kelas ini diharapkan para pelaku UMKM bisa mulai membangun sistem pencatatan keuangan yang lebih rapi dan akurat. Langkah ini dinilai penting untuk meningkatkan daya saing dan profesionalitas usaha kecil di tengah dinamika ekonomi yang terus berkembang.
“Pelatihan serupa rencananya akan terus digelar untuk menciptakan UMKM. Tidak hanya kreatif dalam produk, tetapi juga cakap secara finansial,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Seksi Bank KPPN Solok, Syamsu Rizal menekankan pentingnya literasi keuangan dalam pengelolaan usaha kecil. Penguasaan keuangan yang memadai merupakan kunci untuk pengembangan dan keberlanjutan UMKM.
“UMKM yang memiliki pemahaman keuangan yang baik akan lebih siap untuk berkembang, bersaing. Bahkan mengakses pembiayaan perbankan atau pendanaan pemerintah,” kata Syamsu Rizal.
Kegiatan tersebut diikuti dua pelaku UMKM lokal yakni Molecoel Coffee dan KOPIAMAK yang bergerak di bidang usaha kopi. Pada kelas ini, pelaku usaha dibekali pemahaman dasar-dasar akuntansi dan kemampuan praktis dalam menyusun laporan keuangan usaha mereka.
Melalui kelas ini, peserta memahami teori dasar akuntansi dan langsung mempraktikkan penyusunan laporan keuangan menggunakan aplikasi SIAPIK (Sistem Aplikasi Pencatatan Informasi Keuangan). Peserta diajarkan mulai dari penjurnalan transaksi hingga menyusun neraca, laporan laba rugi, dan arus kas.
Salah satu peserta kelas UMKM, Khalidazia yang juga selaku pemilik Molecoel Coffee mengaku, pelatihan ini membuka wawasan baru baginya. Selama ini, ia belum pernah menyusun laporan keuangan karena keterbatasan pemahaman.
“Dulu saya kan tidak ada ilmu terkait penyusunan laporan ini. Jadi, tidak tahu berapa laba kotor maupun laba bersih usaha saya,” ucapnya.
Hal serupa juga disampaikan oleh David, pelaku usaha KOPIAMAK. Ia mengaku pernah mencoba mencatat laporan keuangan, namun gagal konsisten karena kurangnya pemahaman teknis.
“Saya sempat mencoba, tapi lama-lama bingung sendiri dan tidak dilanjutkan. Dengan adanya kelas ini, saya jadi mengerti dan akan menerapkannya segera,” katanya.
#KemenkeuSatu
#nTressHAnDAL
#KPPNSolokWBBM
#KPPNSolokRANCAK