APBN Tahun anggaran 2020 telah ditutup dengan kinerja yang memuaskan. Sebelumya, dampak pandemi Covid-19 membuat pertumbuhan ekonomi pada tahun 2020 mengalami kontraksi yang cukup dalam pada quartal ke-2 sebesar-5,32% yoy.
Namun, APBN bekerja keras menahan dampak pandemi covid19 sehingga hasilnya pertumbuhan ekonomi mengalami pertumbuhan positif pada quartal ke-4 sebesar -2,19% yoy. APBN sebagai istrumen penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi mentargetkan optimisme pertumbuhan positif pada tahun 2021 sebesar 5% .
Optimisme tersebut didasarkan pada program vaksinasi yang mulai berjalan, APBN 2021 expspansif yang fokus pada penangan pandemi dan memperkuat pemulihan ekonomi melalui realokasi untuk belanja produktif dan penguatan program pemulihan ekonomi nasional (PEN), pembentukan Indonesia Investment Authority (INA) telah siap dan kebijakan lembaga diharapkan dapat mengakselerasi pemulihan ekonomi.
Sementara itu sejalan dengan pertumbuhan ekonomi nasional, pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah mengalami perbaikan. Secara kumulatif pertumbuhan ekonomi Kalimantan tengah tahun 2020 masih terkontraksi sebesar -1,40%. Angka pertumbuhan tersebut diatas pertumbuhan nasional. Namun secara gradual pertumbuhan tersebut mengalami perbaikan. Perbaikan ini terlihat dari perkembangan ekonomi triwulanan mengalami penurunan kontraksi dari sebesar -3,12% (yoy) pada triwulan III 2020 menjadi sebesar -2,10% (yoy) pada triwulan IV 2020.
Perbaikan ini memberikan optimisme bagi pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah pada tahun 2021. Perbaikan tersebut didasarkan pada penanganan covid-19 dan program pemulihan ekonomi nasional Kalimantan Tengah yang terus dijalankan. Pelaksanaan vaksinasi terus masif dilaksanakan, Program perlindungan sosial telah tersalur 233,7 miliar rupiah dalam bentuk Program Keluarga Harapan (PKH) sebesar 31,73 miliar rupiah untuk 47.277 keluarga penerima manfaat (KPM), Program Sembako sebesar 31,43 miliar rupiah untuk 78.570 KPM, Program Bantuan Sosial Tunai sebesar 34.52 miliar rupiah untuk 57.423 KPM, Kartu Pra Kerja sebesar 136 miliar rupiah untuk 38.311 peserta dan program Kesehatan sebesar 50.07 miliar untuk 19 rumah sakit dan 810 pasien.
Selain itu, belanja pemerintah terus didorong untuk segera direalisasikan baik yang dilaksanakan oleh satuan-satuan kerja Kementerian /Lembaga maupun pemerintah daerah melalui Transfer Ke Daerah dan Dana Desa. Sampai dengan 22 Maret 2021 realisasi belanja pemerintah mencapai sebesar 16,03% terdiri dari 12,61% belanja pemerintah pusat dan 19,22% transfer ke daerah dan dana desa. Realisasi Belanja Negara di Provinsi Kalimantan Tengah mengalami penurunan sebesar 10,9% dibanding tahun anggaran lalu pada periode yang sama, akibat adanya refocusing anggaran K/L dan pemerintah daerah (Pemda) untuk percepatan penanganan COVID-19 serta realokasi cadangan belanja untuk mendukung pelaksanaan Gugus Tugas COVID-19.
Hal ini, disampaikan Kepala Kanwil DJPb Provinsi Kalimantan tengah, Hari Utomo saat memberikan paparan pada acara Diseminisasi Laporan Perekonomian Provinsi Kalimantan Tengah Kamis 25 Maret 2021 di Palangka Raya. Kegiatan yang diselenggarakan Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Tengah ini dilaksanakan secara daring dengan menghadirkan narasumber lain yaitu Kepala Bappedalitbang Provinsi Kalimantan Tengah, Yuren S. Bahat dan Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Tengah, Yudo Herlambang serta moderator akademisi Universitas Palangka Raya, Dr. Fitria Husnatarina, S.E., M.Si., Ak., CA., CSRS., CSRA., ACPA.