Jalan Otto Iskandardinata No. 53-55, DKI Jakarta

Siaran Pers 04: APBN Terus Dikelola dengan Optimal untuk Memperkuat Ekonomi Jakarta

Siaran Pers 04 2025

 

Jakarta, Juni 2025 - Ketidakpastian ekonomi global dan dinamika geopolitik dunia yang berdampak pada ekonomi regional Jakarta perlu direspon dengan cepat dan terukur sehingga APBN dan APBD terus dikelola dengan optimal untuk merespons dinamika tersebut. Kinerja penerimaan negara Jakarta masih melanjutkan tren surplus yang mencerminkan sinyal perbaikan dan ruang fiskal yang sehat. Kinerja belanja juga terus mendorong pertumbuhan ekonomi di Jakarta dan kesejahteraan masyarakat Jakarta melalui belanja prioritas, berbagai stimulus, dan investasi yang berkualitas dan tepat sasaran.

 

Kondisi makro ekonomi dan kinerja APBN dan APBD Jakarta hingga 31 Mei 2025

Jakarta mengalami inflasi 2,07% (yoy) akibat kenaikan tarif air minum PAM dan deflasi 0,24% (m-to-m) akibat adanya penurunan harga bawang merah. Optimisme konsumen terhadap pertumbuhan ekonomi di Jakarta masih positif ditunjukkan dengan Indikator pertumbuhan ekonomi di Jakarta yang menunjukkan perbaikan di tengah tingginya risiko global. Adapun Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) masih berada di zona optimis pada level 143,2 lebih tinggi dibandingkan Nasional di level 117,5.

 

Kinerja APBN

Kinerja APBN Jakarta tercatat surplus Rp111,27 T mencerminkan ruang fiskal yang sehat. Pendapatan APBN Jakarta hingga 31 Mei 2025 sebesar Rp692,05 T atau 38,56% dari target, terdiri dari:

  1. Penerimaan pajak bulan Mei 2025 mencapai Rp522,62 T, terkontraksi tipis 2,94% (yoy) utamanya akibat penurunan PPh dan PPN yang masih berlanjut sebagai dampak moderasi harga komoditas dan kenaikan restitusi yang berdampak pada sektor utama perpajakan yaitu industri pengolahan, perdagangan, dan pertambangan. Pada Mei 2025, PPh Non Migas mencapai Rp235,04 T, PPN mencapai Rp114,89 T, PPh Migas mencapai Rp9,09 T, serta PBB dan Pajak Lainnya mencapai Rp163,60 T. Total penerimaan sektor perpajakan ini mencapai 76,78% dari total realisasi Pendapatan Negara dan Hibah.
  2. Penerimaan Kepabeanan dan Cukai hingga mencapai Rp8,71 T yang ditopang oleh akselerasi penerimaan Bea Masuk sebesar Rp8,45 T, tumbuh 8,98% (yoy) dan penerimaan Cukai sebesar Rp0,25 T, tumbuh 32,05% (yoy).
  3. Realisasi PNBP tercapai sebesar Rp160,27 T atau 67,81% dari target APBN, terdiri dari Penerimaan SDA mencapai Rp85,61 T, Laba BUMN mencapai Rp10,88 T,  Penerimaan BLU Rp18,59 T, dan PNBP lainnya mencapai Rp45,18 T.

Kinerja Belanja APBN hingga 31 Mei telah tersalurkan sebesar Rp580,78 T atau 31,44% dari pagu, terkontraksi 11,62% (yoy) utamanya pada Belanja Barang dampak efisiensi Belanja Operasional menunjukkan prioritas belanja mendukung kesejahteraan masyarakat, dengan belanja pegawai dan modal. Rincian kinerja Belanja APBN adalah sebagai berikut:

  1. Belanja K/L mencapai Rp205,00 T. Realisasi terbesar pada bulan Mei menurut klasifikasi K/L yakni Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit, utamanya untuk riset perkebunan kelapa sawit, pengembangan sumber daya manusia, dan promosi serta kemitraan perkebunan kelapa sawit.
  2. Belanja Non K/L mencapai Rp368,78 T, diantaranya untuk Program Pengelolaan Transaksi Khusus dengan output Kontribusi Jaminan Sosial sebesar Rp75,26 T untuk kemanfaatan Belanja Pensiun, Uang Tunggu Rp82,67 T, dan Jaminan Sosial Pegawai Rp5,5 T.
  3. Dukungan APBN kepada APBD melalui TKD hingga akhir Mei 2025 mencapai Rp6,99 T, berasal dari realisasi Dana Bagi Hasil (DBH) mencapai Rp5,60 T, realisasi Dana Alokasi Umum (DAU) mencapai Rp0,08 T, dan realisasi Dana Alokasi Khusus (DAK) Non Fisik mencapai Rp1,31 T. Pada Bulan Mei, pemerintah memprioritaskan penyaluran TKD untuk pembayaran Tunjangan Profesi Guru (TPG) sebesar Rp50,38 M.

 

Kinerja APBD DKI Jakarta

Kinerja APBD Jakarta hingga 31 Mei 2025 tercatat surplus, didorong oleh kinerja Pendapatan Daerah yang tumbuh positif 56,97% (yoy) dan kinerja Belanja Daerah yang meningkat 8,45% (yoy). Pendapatan APBD Jakarta mencapai Rp30,48 T atau 37,29% dari target APBD, naik signifikan sebesar 56,97% (yoy), utamanya berasal dari kenaikan pendapatan asli daerah sebesar 48,37% dan kenaikan pendapatan transfer sebesar 83,40%. Kinerja Belanja APBD Jakarta mencapai Rp18,52 T atau 22,41% dari target APBD, naik 8,45% (yoy), utamanya disebabkan kenaikan signifikan realisasi Bantuan Sosial. Indeks Kemandirian Fiskal (IKF) Provinsi DKI Jakarta pada bulan Mei mencapai 0,71 (Mandiri), naik sebesar 17,43% dibandingkan IKF bulan April 2025.

Kondisi perekonomian Jakarta hingga 31 Mei 2025 tetap stabil dan resilien di tengah ketidakpastikan geopolitik global. Kinerja APBN masih tercatat surplus mencerminkan pengelolaan fiskal yang optimal dalam menyejahterakan masyarakat dan memperkuat perekonomian Jakarta. Kinerja APBD juga mencatatkan surplus yang sejalan kinerja APBN di lingkup Jakarta. Hal ini menandakan sinergi dan kolaborasi yang baik antara APBN dan APBD untuk mendorong pembangunan berkelanjutan, memperkuat ketahanan ekonomi, dan mewujudkan pemerataan kesejahteraan di seluruh negeri.

Peta Situs   |  Email Kemenkeu   |   FAQ   |   Prasyarat   |   Hubungi Kami

Hak Cipta Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Kementerian Keuangan RI
Manajemen Portal DJPb - Gedung Djuanda I Lt. 9
Gedung Prijadi Praptosuhardo II Lt. 1 Jl. Lapangan Banteng Timur No. 2-4 Jakarta Pusat 10710
Call Center: 14090
Tel: 021-386 5130 Fax: 021-384 6402

IKUTI KAMI

Search