Banyak orang mengatakan bahwa menulis itu berat. Menulis itu tidak mudah. Hanya orang yang berbakat saja yang bisa menulis. Benar begitu?
Saya harus jujur mengatakan bahwa menulis itu memang berat dan tidak mudah. Akan tetapi menulis seperti apa yang membuat orang merasa kesulitan untuk menuangkan ide-ide yang dimiliki ke dalam bentuk tulisan. Bukankah hampir setiap hari kita disibukkan dengan aktivitas menulis. Menulis pesan, menulis status di media sosial misalnya, bukankah itu juga bagian dari kegiatan menulis. Akan tetapi bukan menulis seperti itu yang membuat orang merasa ‘tidak bisa’. Ketika harus menulis artikel, menulis makalah, apalagi menulis buku, itulah yang membuat kita merasa berat.
Cahyadi Takariawan, salah seorang penulis yang cukup terkenal, dalam salah satu buku karyanya berjudul “Agar Menulis Semudah Bernafas” menyampaikan pesan bahwa modal utama untuk menulis bukanlah bakat. Menulis memerlukan pembelajaran dan ketekunan. Hal menarik yang juga beliau sampaikan adalah menulis itu semudah bernafas. Untuk bernafas kita tidak pernah memiliki rencana berapa kali kita menarik nafas dan berapa kali pula mengeluarkan nafas.
Seperti itu pula saat menulis. Menulis itu tidak harus direncanakan. Dalam kondisi apa pun, dimana pun, kapan pun, seorang penulis bisa melakukan aktivitas menulis. Tidak perlu berpikir bagaimana “cara” menulis, huruf apa yang akan ditulis, juga sistematika penulisan. Semua mengalir begitu saja, semudah bernafas.
Salah satu kendala yang sering dikeluhkan pada saat menulis adalah saat memulai. Beberapa tips yang diberikan Cahyadi Takariawan untuk memulai menulis. Jangan berpikir, mulailah menulis, rasakan saja. Terus menulis, jangan takut salah, dan jangan berhenti menulis karena ingin melakukan edit tulisan. Jika ada salah ketik, salah tanda baca, typo, biarkan saja. Jangan dikoreksi. Karena ada waktu tersendiri untuk mengedit tulisan yang sudah dibuat.
Jika masih merasa berat untuk menulis, mulailah dengan satu kata, satu kalimat, dan seterusnya. Setelah merasakan nikmatnya menulis, tak terasa kalimat demi kalimat pun akan mengalir dengan mudah dan cepat. Pada akhirnya tersusunlah sebuah artikel yang ditulis dengan tangan kita sendiri.
Semoga tulisan yang sederhana ini bisa bermanfaat.
Ungkapan Helvi Tiana Rosa : “Mengapa saya menulis? Mungkin karena saya ingin selalu mendekapmu erat lewat kata-kata”.
Kontributor : Kensoes, Maret 2018