Gunungsitoli

Berita

Seputar KPPN Gunungsitoli

Sharing Session Pengarusutamaan Gender (PUG) : How to Support Each Other in Work Environment

Pengarusutamaan Gender (PUG) kini tak lagi asing di telinga. Dengan tujuan mengupayakan kesetaraan gender dalam hal akses, partisipasi, kontrol, dan manfaat, serta penguasaan terhadap sumber daya, PUG diimplementasikan dalam beragam aksi, kegiatan, dan kebijakan pemerintah sebagai suatu strategi pembangunan.

Dalam rangka memperingati Hari Oeang ke-78, KPPN Gunungsitoli menyelenggarakan Sharing Session PUG dengan mengusung tema “Perbedaan Fisiologis Pria dan Wanita: How to Support Each Other in Work Environment”.

Acara ini berlangsung secara luring di Aula KPPN Gunungsitoli, Rabu (30/10), dengan narasumber dr. Rizky Saputra Telaumbanua.

Dalam sambutannya, Kepala KPPN Gunungsitoli, Ibu Yanti Juliana, menyampaikan bahwa gender tidak hanya antara pria dan wanita, tapi termasuk juga mereka yang mengalami disabilitas, ibu hamil, orang tua yang membawa anak, dan lansia. Untuk itu dalam pelayanan dan pekerjaan sehari-hari, kita perlu peka terhadap gender dan kebutuhannya.

PERBEDAAN FISIOLOGIS PRIA DAN WANITA

Mengawali paparannya, dr. Rizky Saputra Telaumbanua menyampaikan bahwa pria dan wanita memiliki perbedaan yang sangat signifikan bahkan mulai dari genetiknya. Pria dengan kromosom XY dan wanita dengan kromosom XX. Perbedaan ini kemudian semakin nyata di berbagai sistem dalam tubuh kita, seperti sistem saraf dan sistem reproduksi. Dari cara kerja otak misalnya, wanita memiliki hubungan yang lebih baik antara sisi kiri dan kanan otak, sehingga lebih baik dalam mengingat wajah dan mengerjakan banyak tugas.

PENYAKIT UMUM PADA PRIA DAN WANITA

Perbedaan fisiologis antara pria dan wanita pun berdampak pada perbedaan penyakit yang umum diderita oleh pria dan wanita. Beberapa di antaranya dapat dilihat pada gambar di samping.

Berdasarkan data BPS, perkembangan dan usia harapan hidup pria dan wanita selama 10 tahun terakhir, 2010 s.d. 2020, menunjukkan bahwa wanita memiliki usia harapan hidup yang lebih tinggi dari pria. Pada tahun 2010, wanita memiliki usia harapan hidup di 71,83 sedangkan pria di 67,89. Meskipun secara tren meningkat di tahun 2020, namun wanita tetap memiliki usia harapan hidup yang lebih tinggi dengan perbedaan sekitar 4 tahun. Di tahun 2020, wanita memiliki usia harapan hidup di 73,46 sedangkan pria di 69,59.

Selain faktor genetik terrdapat berbagai macam faktor lain yang mempengaruhi penyakit umum dan usia harapan hidup, termasuk di antaranya perilaku dan gaya hidup.

 

HOW TO SUPPORT EACH OTHER

Dengan memahami perbedaan fisiologis antara pria dan wanita di atas, dr. Rizky menekankan bahwa di lingkungan pekerjaan pun, perlu adanya “treatment” yang berbeda untuk mencapai kesetaraan gender.

Adapun langkah-langkah yang dapat dilakukan adalah:

  • analisis gender
  • partisipasi aktif
  • penyediaan akses yang sama
  • penghapusan diskriminasi
  • pemantauan dan evaluasi

Adapun sarana dan prasarana responsif gender menurut narasumber sebagai berikut.

  • penyediaan ruang laktasi
  • parkir prioritas
  • daycare
  • toilet terpisah laki-laki dan perempuan
  • tempat wudhu terpisah untuk laki-laki dan perempuan
  • jalur dan lift ramah disabilitas
  • ruang ramah anak dan lainnya

Selain daycare dan lift, KPPN Gunungsitoli telah menyediakan seluruh sarana dan prasarana dimaksud.

Antusiasme pegawai dalam mengikuti sharing session ini dapat dirasakan dari hangatnya diskusi dengan dr. Rizky. Topik-topik hangat dari para pegawai di antaranya adalah:

  • penyebab heart disease yang tinggi di negara Asia, seperti Korea dan Jepang, dibandingkan dengan negara-negara barat
  • korelasi stress dan demensia yang umum diderita oleh kaum wanita
  • faktor dominan yang menyebabkan pria lebih rentan terhadap penyakit
  • umur yang optimal bagi pria dan wanita dalam menikah
  • olahraga dan pola diet yang sesuai dengan fisiologis pria dan wanita
  • pertolongan pertama terhadap serangan jantung saat berolahraga.

Menutup paparan dan diskusinya, dr. Rizky menyampaikan pentingnya dan tidak ada kata terlambat dalam memulai pola makan seimbang dan gaya hidup sehat bagi pria dan wanita. KPPN Gunungsitoli diharapkan dapat menjadi contoh dalam menjalani hidup sehat dan memberi pelayanan serta kebijakan yang telah mempertimbangkan kesetaraan gender. (LD)

Penulis: Lady Daeli/KPPN Gunungsitoli

Peta Situs   |  Email Kemenkeu   |   FAQ   |   Prasyarat   |   Hubungi Kami

© 2021 DItjen Perbendaharaan. All Rights Reserved. Managed By DorinteZ

Hak Cipta Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Kementerian Keuangan RI
Manajemen Portal DJPb - Gedung Djuanda I Lt. 9
Gedung Prijadi Praptosuhardo II Lt. 1 Jl. Lapangan Banteng Timur No. 2-4 Jakarta Pusat 10710
Call Center: 14090
Tel: 021-386.5130 Fax: 021-384.6402

IKUTI KAMI

 

PENGADUAN

 

 

Search