Pidato Kenegaraan Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo di depan Sidang bersama DPR RI dan DPD RI Rabu, 16 Agustus 2023 menyampaikan bahwa tantangan besar negara dalam pembangunan ekonomi masa pandemi telah berakhir. Dapat dikatakan bahwa Indonesia termasuk negara yang sukses dalam menangani pandemi covid-19, hal ini ditandai dengan pelaksanaan G20 yang mana Indonesia ditunjuk sebagai penyelenggara. Dalam pertemuan G20 ini, diketahui bahwa Indonesia memiliki rasio utang terendah dari negara-negara G20. Begitu pula dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang relatif stabil di angka 5,2%.
Perekonomian Indonesia tahun 2024 diperkirakan mampu tumbuh 5,2 persen yang didesain lebih berkualitas melalui perbaikan tingkat kemiskinan, tingkat pengangguran terbuka, rasio gini, indeks pembangunan manusia, nilai tukar petani dan nilai tukar nelayan. Menurut World Economic Outlook (IMF, Juli 2023), pertumbuhan ekonomi global tahun 2024 diperkirakan akan berada pada level 3,0 persen. Sementara pertumbuhan ekonomi negara-negara berkembang di Asia diproyeksikan tumbuh 5,0 persen pada tahun 2024.
Nota Keuangan yang dibacakan Presiden Joko Widodo 16 Agustus lalu, menerangkan beberapa hal antara lain : target pembangunan tahun 2024, Fokus kebijakan fiskal, Asumsi dasar ekonomi makro, dan RAPBN 2024 yang berisi Pendapatan, Belanja Pemerintah Pusat dan Transfer ke Daerah, serta Pembiayaan Anggaran.
Fokus Kebijakan Fiskal dilakukan pemerintah melalui 1) pengoptimalan fungsi distribusi dan stabilisasi APBN yang difokuskan pada pengendalian inflasi (stabilitas harga), penghapusan kemiskinan ekstrem, penurunan prevalensi stunting, dan peningkatan investasi. 2) Melalui pengoptimalan fungsi alokasi APBN yang difokuskan pada penguatan kualitas sumber daya manusia (human capital), mengakselerasi pembangunan infrastruktur (physical capital) dan mendorong aktivitas ekonomi bernilai tambah tinggi melalui hilirisasi sumber daya alam (natural capital), serta penguatan reformasi kelembagaan dan simplifikasi regulasi (institutional reform). 3) Melanjutkan reformasi fiskal secara holistik, meliputi optimalisasi pendapatan negara dilakukan dengan tetap menjaga iklim investasi, peningkatan kualitas belanja (spending better) guna mendukung penguatan reformasi struktural dan antisipasi terhadap ketidakpastian global (fiscal buffer), serta menjaga pembiayaan utang dalam batas yang aman dan manageable serta mengoptimalkan pembiayaan nonutang.
Asumsi dasar Ekonomi Makro RAPBN 2024 yang dibacakan dalam nota keuangan antara lain Pertumbuhan Ekonomi sebesar 5,2%, Inflasi 2,8%, tingkat suku bunga SBN 10 tahun 6,7%, Nilai tukar rupiah terhadap dolar amerika sebesar 15.000 rupiah dan harga minyak mentah dunia diasumsikan 80 US dolar per barel.
Sementara itu RAPBN 2024 yang disusun berdasarkan asumsi ekonomi makro telah di design untuk menjawab tantangan saat ini dan yang akan datang sehingga menjadi terarah dan mampu mempercepat transformasi ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
Transformasi ekonomi ditempuh pemerintah dalam 2 strategi utama, yakni strategi jangka pendek dan jangka menengah. Strategi jangka pendek dilakukan dengan antara lain mempercepat penghapusan kemiskinan ekstrem, menurunkan prevalensi stunting, pengendalian inflasi dan peningkatan investasi.
Strategi jangka menengah diarahkan dalam 5 agenda yaitu 1) mewujudkan sumber daya manusia yang unggul, yang produktif dan inovatif, dan berdaya saing tinggi. 2)mewujudkan akselerasi pembangunan infrastruktur pendukung. 3) pemantapan implementasi reformasi birokrasi dan simplifikasi regulasi. 4) meningkatkan aktifitas ekonomi yang bernilai tambah tinggi melalui hilirisasi sumber daya alam, serta 5) mendorong pengembangan ekonomi hijau.