Kondisi #APBNKiTa sampai dengan akhir Oktober 2024 masih terjaga baik dan tetap on-track.
Postur APBN hingga Oktober 2024:
-Penerimaan negara Rp2.247,5 T (80,2% target) ⬆️ 0,3% yoy
-Belanja negara Rp2.556,7 T (76,9% pagu) ⬆️ 14,1% yoy
-Defisit APBN Rp309,2 T (-1,37% PDB)
-Keseimbangan primer surplus Rp97,1 T
Dari sisi lingkungan global, hasil pemilihan umum Presiden AS diprediksi memberikan dampak terhadap perekonomian global dan sentimen pasar – salah satunya menguatnya indeks dollar AS.
Di wilayah lain, ekonomi Eropa masih stagnan (Q3 tumbuh 0,9%), RRT masih mengalami krisis properti dan isu utang pemda yang memicu kebijakan stimulus agresif. Sementara India saat ini mengalami lonjakan inflasi di 5,5% yoy akibat kenaikan harga pangan.
Ekonomi Indonesia, seperti mayoritas negara kawasan ASEAN, masih relatif baik. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada Q3 2024 mencapai 4,95% yoy (5,03% ctc) masih didukung oleh fundamental ekonomi yang kuat seperti konsumsi rumah tangga tumbuh 4,91% yoy, Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) tumbuh 5,15% yoy, begitu juga ekspor tumbuh 9,09% yoy.
Dari sisi produksi, penguatan permintaan domestik dan industri hilirisasi menopang pertumbuhan sektor manufaktur sebesar 4,72% yoy. Sektor konstruksi ikut meningkat di 7,48% yoy seiring dengan pembangunan infrastruktur. Indikator inflasi Indonesia terjaga rendah di 1,7% yoy.
#APBNKiTa akan terus bekerja keras sebagai shock absorber, menjadi pahlawan yang melindungi perekonomian, daya beli masyarakat, dan mendukung program pemerintahan Kabinet Merah Putih. Pemerintah berkomitmen akan terus mewaspadai berbagai risiko global dan merumuskan kebijakan untuk menjaga kepentingan Indonesia.
Tetap optimis, meski tantangan semakin dinamis..!
Dari Konferensi Pers #APBNKiTa Edisi November
Jakarta, 8 November 2024