O P I N I

Disclaimer: “Tulisan ini merupakan opini pribadi penulis dan tidak mewakili pandangan instansi/organisasi manapun.

Lu Punya Data, Lu Punya Kuasa

Oleh: Andi Dzul Ikhram Nur (Pelaksana pada Kanwil DJPb Provinsi Sulawesi Tenggara)

 

Sosok kreator konten yang memakai nama julukan Bayem Sore beberapa waktu terakhir viral di media sosial. Hal ini tidak terlepas dari kalimat yang disampaikannya dalam sebuah video, dengan ungkapan khas "Lu punya duit, lu punya kuasa." Tagline atau ungkapan tersebut lalu banyak diparodikan di media sosial. Adapun kalimat lengkap yang disampaikan oleh Bayem Sore adalah, "Lu punya duit, lu punya kuasa. Tapi buat gue, gak. Gue gak punya. Ibaratnya, gue gak bermateri, lawan orang yang bermateri. Bisa jadi gue menang, soal pemikiran."

Pernyataan tadi disampaikan oleh Bayem Sore dalam sebuah podcast di kanal YouTube "Seadanya" yang dibesut oleh Ardan Achsya. Ardan dan Bayem Sore berbincang mengenai topik "Tentang Manusia dan Akalnya". Dalam video tersebut, di menit 11.30 Bayem Sore menyampaikan kalimat yang viral tersebut. Selain kutipan yang unik, hal menarik lainnya adalah ternyata video ini merupakan unggahan lama, tepatnya sejak 7 Juli 2022.

Pemikiran vs. Uang

Setidaknya terdapat tiga titik fokus yang disampaikan oleh Bayem Sore, yakni: (1) uang, (2) kuasa, dan (3) pemikiran. Menurut Bayem, seseorang yang memiliki duit, materi, atau uang cenderung memiliki kuasa, kemampuan, atau peluang yang lebih besar dalam meraih atau memenangkan sesuatu. Namun, ada yang lebih besar dari hal tersebut yakni pemikiran.

Lantas, mengapa pemikiran lebih besar dari uang? Riset menyebutkan manusia memiliki 60.000 pikiran setiap hari. Hal ini dapat terjadi karena pikiran aktif sepanjang waktu, bahkan ketika kita tidur pikiran terus berjalan.[1]

Walt Disney menyampaikan “My imagination creates my reality”. Artinya, imajinasi saya menciptakan realitas saya. Berdasar pada hasil riset dan pandangan tokoh tersebut, dikaitkan dengan pernyataan Bayem Sore, dapat diperoleh makna bahwa sebuah pemikiran dapat lebih bernilai daripada uang. Sebab, pemikiran itu tidak terbatas atau limitless, sedangkan kemampuan materi uang setiap orang sudah pasti memiliki batas.

Pemikiran (Keputusan) Berbasis Data

"Jangan pakai feeling, bahaya. Bahaya sekali.” Demikian disampaikan Presiden Joko Widodo dalam Puncak Peringatan Hari Pers Nasional 2023 yang disiarkan melalui YouTube Sekretariat Presiden.[2] Presiden Joko Widodo menyampaikan hal tersebut untuk menggambarkan urgensi sebuah data dalam menyalurkan sebuah pemikiran ke dalam keputusan atau kebijakan yang akan diambil oleh Pemerintah.

Menurut Presiden Joko Widodo, melalui data, penguasa data bisa memahami kebiasaan dan perilaku masyarakat. Dengan memanfaatkan algoritma, penguasa data biasa mengendalikan preferensi masyarakat.[3] Selain ketersediaan data, validitas data juga menjadi hal yang sama pentingnya. Menurut Maxwell, validity is the correctness or credibility of a description, conclusion, explanation, interpretation.[4] Konsep ini menekankan validitas sebagai suatu ketepatan atau kredibilitas suatu deskripsi, kesimpulan, penjelasan, dan interpretasi hasil penelitian.

Adapun menurut Mareceki, validitas merupakan “evaluation of an extent to which the research evidence supports or justifies the interpretations and conclusions that are based on it”.[5] Dalam konsep ini, validitas dilihat sebagai evaluasi untuk menentukan apakah interpretasi dan kesimpulan penelitian didukung oleh bukti-bukti atau data yang ada.[6]

Pemikiran (keputusan) berbasis data merupakan communication of hope yang mana setiap pemikiran atau keputusan maupun kebijakan yang diambil haruslah didasarkan pada ketersediaan data yang cukup dengan tingkat validitas yang akurat guna memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi kemaslahatan bersama.

DJPb dan Data

Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kementerian Keuangan memiliki beberapa peran, di antaranya peran Treasurer, Regional Chief Economist, dan Financial Advisor. Dengan peran Treasurer sebagai fungsi yang sudah dilaksanakan selama ini, DJPb akan terus meningkatkan pengelolaan perbendaharaan melalui digitalisasi perbendaharaan dan penyempurnaan tata kelola dan proses bisnis, misalnya integrated treasury dan pengembangan treasury big data untuk meningkatkan manfaat keuangan negara pada kemakmuran masyarakat.

Sedangkan lewat peran Regional Chief Economist, melalui budaya Kemenkeu SATU, Kantor Wilayah DJPb menjadi lead RCE bagi instansi vertikal DJPb lainnya untuk mendorong institusi terkait dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi di daerah. RCE juga diharapkan dapat menyampaikan isu yang berkembang di daerah pada forum pimpinan di kantor pusat sehingga kebijakan yang dihasilkan lebih komprehensif. Adapun dalam peran Financial Advisor, sebagai institusi yang telah memiliki data yang komprehensif mengenai keuangan pemerintah pusat yang dibelanjakan di daerah, DJPb saat ini juga sedang mengupayakan validitas data keuangan daerah dengan integrasi sistem oleh DJPb dan DJPK melalui SIKRI. Dengan adanya “gudang data” tersebut, DJPb diharapkan menghasilkan rekomendasi yang lebih tepat bagi perbaikan pengelolaan keuangan negara.

Menilik tiga peran yang disebutkan di atas, keterikatan DJPb dengan data sangatlah erat. Ketiga peran tersebut pada muaranya diharapkan dapat menghasilkan upaya-upaya perbaikan dalam pengelolaan keuangan negara guna memberikan kepuasan bagi stakeholders. Adapun contoh analisis terhadap current issue dewasa ini di antaranya[7] dalam kualitas pelaksanaan anggaran, yaitu analisis terkait local taxing power di daerah yang dapat mengukur kemandirian fiskal di daerah melalui identifikasi sektor ekonomi unggulan dalam meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD).

Lalu ada pula modernisasi pengelolaan kas negara, yang menghasilkan analisis dampak proyeksi deviasi realisasi penerimaan dan pengeluaran APBN terhadap perencanaan kas, termasuk akurasi pencairan dana belanja pemerintah dan pemenuhan kas. Selain itu data juga dapat dimanfaatkan untuk mendukung transformasi investasi pemerintah, di mana analisis tata kelola pembiayaan UMKM seperti KUR dan UMi dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan kebijakan yang efektif dan efisien dalam penyaluran pembiayaan UMKM, termasuk kaitannya dengan tingkat non-performing loan (NPL), dampak ke debitur, dan dampak lainnya.

Perbaikan tata kelola Badan Layanan Umum (BLU) dan analisis dampak terhadap layanannya juga dapat dikembangkan dari data terkait. Di daerah, ketersediaan data dan analisisnya dapat meningkatkan manfaat implementasi pola pengelolaan keuangan BLUD, misalnya analisis status BLUD terhadap terhadap kinerja keuangan, kinerja pelayanan, serta kinerja mutu dan manfaat. Analisis dampak penerapan suatu kebijakan akuntansi yang juga dapat membuahkan kebijakan akuntansi yang adaptif terhadap perbaikan tata kelola fiskal, termasuk menguatkan interkoneksi keuangan pusat dan daerah:

Secara internal, data pun dapat sangat bermanfaat untuk mengakselerasi transformasi dan digitalisasi Perbendaharaan. Analisis dampak atas implementasi shadow organization misalnya, dapat memudahkan transisi menuju implementasi delayering.

 

Disclaimer: Tulisan ini merupakan opini pribadi penulis dan tidak mewakili pandangan organisasi

 

 

Referensi:

[1] Erbe Sentanu, Quantum Ikhlas, Jakarta, Elex Media Komputindo, hal. 93-97.

[2] Katadata, Jokowi Tekankan Pentingnya Data dalam Pembangunan, https://katadata.co.id/febrinaiskana/berita/5e9a498f59f50/jokowi-tekankan-pentingnya-data-dalam-pembangunan, diakses 28 Juli 2023.

[3] Detik, Jokowi Bicara Pentingnya Data: Harganya Tak Terhingga, https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-6559701/jokowi-bicara-pentingnya-data-harganya-tak-terhingga, diakses 28 Juli 2023.

[4] Maxwell, J. A., Qualitative Research Design: An interactive approach, London: SAGE Publications.

[5] Mareceki, J. (2009). Dancing through Minefields: Toward a Qualitative Stance in Psychology methodology and design. In J. E. \ P. M. Camic, Rhodes, & L. Yardley (Eds.), Qualitative Research in Psychology: Expanding perspectives in methodology and design. Washington DC: American Psychological Association

[6] Dyah Budiastuti dan Agustinus Bandur, VALIDITAS DAN RELIABILITAS PENELITIAN, Jakarta, Mira Wacana Media.

[7] Jordan, Ceramah Current Issue pada Pelatihan Jarak Jauh Metodologi Penelitian dan Pengolahan Data Tingkat Lanjutan Angkatan 1 – TA 2023, tanggal 10 Juli 2023.

 

Hak Cipta Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Kementerian Keuangan RI
Manajemen Portal DJPb - Gedung Prijadi Praptosuhardo II Lt. 1
Jl. Lapangan Banteng Timur No. 2-4 Jakarta Pusat 10710
Call Center: 14090
Tel: 021-386.5130 Fax: 021-384.6402

 

 

IKUTI KAMI

 

PENGADUAN

 

 

Search

Kantor Wilayah Provinsi, Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) 

(Daftar Kantor Vertikal DJPb Selengkapnya ..)