Kajian Fiskal Regional secara lengkap dapat diunduh pada tautan berikut.
Executive Summary
Pada Triwulan II ini Provinsi Jambi tetap masih memiliki banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. Pada periode ini Provinsi Jambi berhasil keluar dari jurang resesi dan membukukan pertumbuhan 2,52% (c-to-c) dengan total PDRB sebesar 58.167,74 Miliar. Ekspor impor mulai tumbuh pada saat ini dengan nilai ekspor sebesar 2.012,51 Juta USD dan Impor sebesar 15.57 Juta USD. Tantangan yang juga masih harus diselesaikan adalah bagaimana membuka lapangan kerja baru karena tingkat pengangguran terbuka saat ini masih cukup tinggi di angka 4,76% dari target 2,8%. Selain itu, Gini Ratio juga sedikit mengalami peningkatan menjadi 0,321 dari sebelumnya 0,316. Namun berita baiknya tingkat inflasi masih cukup terjaga dengan tingkat 0,39% dari target 3% yang telah ditetapkan dan nilai ini sedikit dibawah tingkat inflasi Nasional yang berada di angka 0,74%. Selain itu, nilai tukar petani juga terus mengalami perbaikan dan meningkat di level 124,08.
Peran belanja pemerintah pada periode ini mulai memperlihatkan pertumbuhan yang menggembirakan. Capaian penerimaan perpajakan periode ini telah mencapai 2.323,16 Miliar (45,86%) dan PNBP mencapai 282,43 Miliar (93,22%) sehingga total penerimaan telah mencapai 2.605,60 Miliar (48,54%). Sedangkan dari sisi belanja telah mencapai 9.873,13 Miliar (45,05%) dengan rincian Belanja Pegawai sebesar 1.294,29 Miliar (51,79%), Belanja Barang sebesar 1.031,17 Miliar (36,38%), Belanja Modal sebesar 669,36 Miliar (33,75%), Belanja Bansos sebesar 4,05 Miliar (25,24%), Transfer ke Daerah sebesar 6.362,73 Miliar (47,62%) dan Dana Desa sebesar 511,53 Miliar (41,86%). Belanja Modal menjadi belanja dengan pertumbuhan signifikan pada periode ini dan memberikan kontribusi yang cukup besar.
Sementara itu, Realisasi APBD juga mengalami peningkatan dari tahun lalu. Capaian PAD meningkat dengan total sebesar 1.529,84 Miliar (52,57%) naik 23,65% dari tahun lalu. Sementara untuk pendapatan transfer juga mengalami peningkatan dengan total sebesar 6.376,27 Miliar (43,87%) atau naik sebesar 2,48% dari tahun lalu. Untuk Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah meskipun mengalami kenaikan hampir 2 kali lipat dari tahun lalu dengan total 4,31 Miliar (0,94%) namun karena porsinya yang sangat kecil sehingga tidak memberikan dampak yang signifikan. Dari sisi belanja juga mengalami peningkatan yang sangat baik. Belanja Operasi meningkat 44,53% dengan total 6.217,93 Miliar (49,37%) dan Belanja Modal meningkat 31,97% dengan total 822,72 Miliar (26,73%). Sementara Belanja Tak Terduga menjadi satu-satunya belanja yang mengalami penurunan sebesar -48,73% dengan capaian hanya 51,12 Miliar (8,92%).
Melalui perjanjian kemitraan tanggal 30 Maret 2021, Bank Jambi kembali melanjutkan kemitraan dan memperoleh penempatan dana sebesar 300 Miliar, dengan target ekspansi/penyaluran kredit sebesar 453 Miliar. Dari hasil reviu laporan kinerja penyaluran kredit posisi tanggal 16 Juli 2021 telah terealisasi sebesar 538,90 Miliar atau 118.96% dari target dengan total debitur sebanyak 3.536 dengan segmen ekonomi lebih difokuskan pada segmen Konstruksi, KPR, Kredit Produktif, Kredit Multiguna.
Kredit yang disalurkan sangat membantu, terutama dari tingkat suku bunga. Kredit komersil yang disalurkan Bank Jambi kepada pelaku UMKM merupakan kredit dengan suku bunga terendah diantara bank pesaing di Provinsi Jambi. Dengan suku bunga 6% untuk plafond kredit sampai dengan 50 Juta, diharapkan akan mengurangi beban sehingga dapat menambah kemampuan usaha atau penghasilan pelaku usaha UMKM di Provinsi Jambi. Penyaluran kredit dengan suku bunga rendah akan menambah modal kerja atau kesempatan perluasan usaha debitur dengan cepat serta berkesinambungan, sehingga memberikan dampak lebih luas untuk pemulihan ekonomi masyarakat.
Kinerja tersebut menunjukan sesuai dengan klaim pemerintah dimana outcome penempatan dana pemerintah di perbankan berdampak positif dalam tujuh aspek. Pertama, mendukung sektor yang terdampak pandemi. Kedua, mendukung konsumsi untuk brand UMKM. Ketiga, mendukung penurunan bunga kredit bank. Keempat, mendukung segmen debitur Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Kelima, mendukung pertumbuhan kredit di daerah. Keenam, mendukung pertumbuhan sektor produktif. Ketujuh, mendukung pertumbuhan ekonomi di daerah.