Jl. Sultan Muhammad Syah, Gedung Kanwil DJPb Provinsi Kepulauan Riau, Dompak

APBN Kita Regional Provinsi Kepulauan Riau Per 30 September 2024

APBN KiTa

Provinsi Kepulauan Riau

 

” Kinerja APBN Optimal Menjaga Momentum Pemulihan

dan Pertumbuhan Ekonomi yang Berkualitas”

 

Kanwil DJPb Provinsi Kepulauan Riau

Tanjungpinang,  25 Oktober 2024 – Perekonomian Kepulauan Riau pada triwulan II 2024 tumbuh sebesar 4,90% (yoy), lebih rendah 0,15% poin dari angka pertumbuhan ekonomi Nasional sebesar 5,05% (yoy). Percepatan pertumbuhan ekonomi Kepri pada triwulan II 2024 merupakan yang tertinggi ke-3 di Sumatera setelah Provinsi Sumsel dengan pertumbuhan ekonomi 4,96% (yoy) dan Sumatera Utara 4,95% (yoy). Pertumbuhan ekonomi Kepri pada kuartal kedua ini dipengaruhi oleh fenomena HBKN Idul Fitri dan Idul Adha yang mengakibatkan peningkatan konsumsi masyarakat serta momentum libur anak sekolah pada bulan Juni meningkatkan permintaan di berbagai sektor usaha karena tingginya mobilitas masyarakat yang menstimulus aktivitas ekonomi.

Kontribusi Fiskal dan APBN juga sangat berperan dalam penguatan pertumbuhan ekonomi Regional Kepri. Pemerintah juga ikut mendorong daya beli masyarakat dengan melakukan stabilisasi harga melalui pengendalian inflasi. Belanja Modal dan penyaluran Dana Desa yang positif juga mampu mendorong pertumbuhan Investasi/PMTB. APBN melalui Belanja pegawai, layanan birokrasi, dan administrasi ikut memberikan dukungan kepada ekspansi perekonomian regional guna mendorong pergerakan pertumbuhan ekonomi di Kepri.

Inflasi Provinsi Kepri di bulan September 2024 tercatat sebesar 2,53% (yoy) dan mengalami deflasi sebesar 0,14 (mtm). Tingkat inflasi terbesar di bulan September 2024 masih didominasi oleh kelompok pengeluaran Makanan, Minuman, dan Tembakau yang memiliki andil inflasi sebesar 1% (yoy). Untuk komoditas dengan andil inflasi terbesar bulan September 2024 (yoy) didominasi oleh Emas Perhiasan, Beras, Tarif Listrik, Tarif Parkir, dan Angkutan Udara.

Neraca perdagangan Kepri juga terus mencatat kinerja yang baik. Pada bulan September 2024, tercatat surplus perdagangan sebesar US$172,65 Juta. Surplus perdangangan terjadi akibat komponen Ekspor yang mampu tumbuh positif dibandingkan dengan komponen impor. Surplus tersebut mampu memberikan dukungan bagi Ekonomi Kepri untuk tetep tumbuh melalui produksi Ekspor di Kepri, khususnya pada komoditas Mesin dan Peralatan Listrik.

Nilai ekspor pada September 2024 tercatat sebesar US$1.511,49 Juta. Nilai ekspor tersebut mengalami pertumbuhan negatif 0,93% (yoy) dan 11,08% (mtm). Penurunan nilai ekspor dipengaruhi oleh nilai ekspor pada komoditas yang mendominasi ekspor di Kepri, yaitu Hasil Industri yang turun 19,36% (mtm) dan Hasil Minyak turun 69,85% (yoy). Sementara untuk nilai impor Provinsi Kepulauan Riau pada September 2024 tercatat sebesar US$1.338,84 Juta, nilai Impor tersebut mengalami pertumbuhan negatif sebesar 3,80% (yoy) dan 5,65% (mtm). Penurunan nilai Impor dipengaruhi turunnya nilai impor Komoditas yang mendominasi Impor Kepri, yaitu Hasil Industri yang turun 7,42% (mtm) dan Hasil Minyak yang turun 93,65% (yoy).

Kinerja APBN Tetap On Track

Dalam rapat ALCo Regional Deputies Provinsi Kepri bulan Oktober 2024 disampaikan bahwa s.d 30 September 2024, Pendapatan Negara di regional Kepri telah terealisasi sebesar Rp10.048,29 miliar atau telah mencapai 68,93% dari total target yang bersumber dari Penerimaan Perpajakan dan PNBP. Penerimaan Perpajakan menjadi penyumbang terbesar sebesar Rp7.571,34 miliar atau 63,80% dari total Pendapatan Negara dengan pertumbuhan 4,96% (yoy). Kinerja penerimaan tersebut pada APBN Kita didukung oleh kinerja kegiatan ekonomi yang baik, aktivitas produksi dan konsumsi yang terjaga, serta transaksi domestik yang stabil dan keberlanjutan.

Total Belanja APBN di Kepri sampai akhir September 2024 sebesar Rp11.871,84 miliar atau 64,30% dari total Pagu Belanja tahun 2024. Realisasi Belanja Pemerintah Pusat pada APBN sebesar Rp5.730,98 miliar atau 55,26% dari pagu, realisasi ini lebih tinggi 11,71% dibanding periode yang sama pada tahun sebelumnya. Sementara realisasi tertinggi ada pada Belanja Barang sebesar Rp2.642,85 miliar atau 54,97% dari pagu dengan pertumbuhan 5,71% (yoy).

Selanjutnya, realisasi penyaluran Transfer Ke Daerah (TKD) Kepri sebesar Rp6.140,85 miliar atau 75,89% dari pagu, tumbuh 5,37% dibanding periode yang sama pada tahun 2023. Sampai dengan akhir September 2024, Transfer ke Daerah telah tersalurkan secara keseluruhan untuk Dana Bagi Hasil, Dana Alokasi Umum, Dana Insentif Daerah, DAK Non Fisik, Dana Desa dan DAK Fisik.

Strategic Issue

Kinerja penyaluran KUR dan UMi di Kepri s.d 30 September 2024 sebesar Rp1.363,01 miliar, dengan penyaluran KUR sebesar Rp1.320,37 miliar dan skema UMi sebesar Rp42,64 miliar.

Jumlah input data calon debitur KUR di Kepri masih sebanyak 27.003 dengan persentase hanya 54,78% yang sukses menjadi debitur KUR. Menurut data Pemprov pada tahun 2016 sudah ada 146.638 pelaku UMKM di Kepri, dengan demikian maka masih banyak pelaku UMKM yang belum tersentuh oleh pemda untuk dipetakan sebagai penerima manfaat KUR. Hal ini sangat potensial mengingat KUR akan sangat bermanfaat bagi pengembangan usaha pelaku UMKM sehingga dapat naik kelas.

Untuk informasi lebih lanjut, hubungi Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Kepulauan Riau (Kanwil DJPb Kepri), Jalan Sultan Muhammad Syah, Dompak, Tanjungpinang.

Peta Situs   |  Email Kemenkeu   |   FAQ   |   Prasyarat   |   Hubungi Kami

Hak Cipta Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Kementerian Keuangan RI
Manajemen Portal DJPb - Gedung Djuanda I Lt. 9
Gedung Prijadi Praptosuhardo II Lt. 1 Jl. Lapangan Banteng Timur No. 2-4 Jakarta Pusat 10710
Call Center: 14090
Tel: 021-386.5130 Fax: 021-384.6402

IKUTI KAMI

 

PENGADUAN

 

Search