ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh dari variabel bebas yaitu kualitas sistem, kualitas informasi, kualitas layanan terhadap variabel terikat yaitu kepuasan pengguna pada pemakaian sistem SAKTI pada satker KPPN Gorontalo. Data primer diperoleh dengan cara penyebaran kuesioner dengan jumlah responden 60 bendara pengeluaran. Pengolahan data menggunakan bantuan program SPSS (Statistical Package for Social Science), Hasil uji validitas dan uji reliabilitas menunjukan bahwa kuisioner yang digunakan valid dan reliabel. Hasil uji t menunjukan secara parsial variabel bebas mempunyai hubungan positif dan signifikan terhadap variabel terikat. Hasil uji F menunjukan secara simultan variabel bebas mempunyai hubungan positif dan signifikan terhadap variabel terikat. Hasil regresi linear berganda untuk masing- masing variabel bebas adalah positif yang berarti kenaikan variabel bebas akan menaikan variabel terikatnya. Adapun hasil uji regresi linear berganda dengan uji asumsi klasik menunjukan pola distribusi normal, tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas dan tidak terjadi heteroskedastisitas.
Keywords : Kualitas Sistem, Kualitas Informasi, Kualitas Layanan dan Kepuasan Pengguna
PENDAHULUAN
Di Indonesia dalam bidang sistem informasi pengelolaan keuangan negara masih muncul permasalahan. Permasalahan tersebut meliputi antara lain ketidakandalan, keterlambatan data dalam perencanaan dan pengawasan serta pengawasan, juga pengendalian belanja yang berdampak buruk pada pengelolaan anggaran secara keseluruhan. Menurut Latifah dan Sabeni (2007), jika sistem informasi akuntansi yang dimiliki masih lemah, kualitas informasi yang dihasilkan dari sistem tersebut juga kurang andal.
Untuk menjawab tantangan tersebut mulai tahun 2015 pemerintah berusaha menyelaraskan layanan publik dan kemajuan teknologi dalam bentuk penerapan layanan e-government dalam pengelolaan keuangan negara yang diiwujudkan dalam bentuk Integrated Financial Management Information System (IFMIS). Implementasi IFMIS bertujuan antara lain untuk mengatasi permasalahan yang muncul akibat penggunaan sistem manual atau sistem yang terpisah-pisah dalam pengelolaan anggaran dan proses akuntansinya sebagai perwujudan manajemen keuangan publik yang modern. Dengan ditandai pelaksanaan piloting Sistem Akuntansi Keuangan Tingkat Instansi (SAKTI).
Sistem SAKTI ini merupakan sebuah aplikasi sebagai bagian IFMIS yang digunakan secara mandatory oleh instansi/satuan kerja pengelola dana yang bersumber dari APBN. Sistem ini dibangun guna mendukung prinsip-
prinsip pengelolaan keuangan yang tertib, efektif, efisien, ekonomis, transparan, akuntabel, terintegrasi dan berbasis kinerja. Fitur utama SAKTI antara lain ialah integrasi basis data, single entry point, menerapkan akuntansi berbasis akrual, dan jaminan keamanan data.
Tujuan penelitian ini untuk menganalisis dan mengukur sejauh mana kesuksesan implementasi SAKTI yang telah berjalan selama ini. Dimana pada tahun 2022 sudah dilakukan roll out bukan lagi piloting pemakaian SAKTI. Penelitian didasarkan pada sudut pandang pengguna (user) sebagai sistem yang bersifat mandatory.
Evaluasi implementasi dilakukan dengan cara menguji faktor-faktor yang mempengaruhi kesuksesannya menggunakan model pengukuran DeLone dan McLean (2003). Hasil pembuktian uji empiris ini diharapkan akan menghasilkan rekomendasi kebijakan terhadap implementasi SAKTI yang lebih efektif di masa yang akan datang.
Peneliti termotivasi untuk melakukan penelitian ini mengingat awal piloting SAKTI masih banyak munculnya permasalahan ketika digunakan oleh satuan kerja. Nasrudin (2017), menyebutkan masih ditemukan beberapa permasalahan yang berkaitan dengan fitur aplikasi yang rumit (unsimplicity) karena dinilai terlalu canggih, sinyal internet yang tidak stabil, belum bisa menampilkan laporan secara utuh, minimnya pelatihan teknis, kurangnya komunikasi antar admin dengan operator, baik pusat dan daerah serta masalah-masalah lainnya.
Pada dasarnya kesuksesan implementasi suatu sistem informasi dapat dilihat dari kepuasan penggunanya saat memakai sistem tersebut. Kepuasan pengguna dapat dikategorikan sebagai sebuah perilaku seseorang karena orang tersebut akan menggunakan suatu sistem secara kontinyu jika ia mendapatkan manfaat dan kepuasan dari sistem tersebut. Begitu pula kepuasan pengguna SAKTI dapat dilihat dari kepuasan para pengguna terhadap sistem informasi yang digunakan dalam menyelesaikan pekerjaan para pengguna.
Kepuasan pengguna sistem informasi merupakan respon dan umpan balik yang dimunculkan pengguna setelah memakai sistem informasi. Kepuasan pengguna sistem informasi merupakan isu penting karena kepuasan pengguna merupakan salah satu indikator kesuksesan implementasi sistem informasi.
Hasil penelitian Radityo dan Zulaikha (2007), menunjukkan bahwa model kesuksesan DeLone dan McLean tidak sepenuhnya terbukti secara empiris. Kualitas informasi dan kualitas sistem informasi tidak berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pengguna, hasil penelitian tersebut secara parsial mendukung penelitian DeLone dan McLean.
Elvandari (2011), menyatakan sistem informasi dapat dikatakan sukses jika faktor kualitas sistem dan kualitas informasi yang dihasilkan sistem mampu memberikan rasa puas terhadap pengguna sehingga pengguna bersedia untuk menggunakannya lagi dan akhirnya dapat meningkatkan kinerja pengguna di dalam perusahaan. Menurut Jaafreh (2017), bahwa kualitas sistem, kualitas informasi, dan kualitas pelayanan mempunyai pengaruh terhadap kepuasan pengguna, mendukung model yang dikembangkan oleh DeLone dan McLeans. Penelitian ini berfokus pada persepsi individu yaitu persepsi individu berkaitan dengan kualitas sistem, kualitas informasi, kualitas pelayanan, kepuasan pengguna setelah roll out tahun 2022 penggunaan sistem SAKTI pada satuan kerja KPPN Gorontalo.
TINJAUAN LITERATUR
Kualitas Sistem
Kualitas Sistem, adalah kemampuan atau performa sistem dalam menyediakan informasi sesuai kebutuhan pengguna (DeLone dan McLean, 1992). Indikatornya adalah kemudahan untuk digunakan (ease of use), keandalan sistem (reliability), kecepatan akses (response time), fleksibilitas sistem (flexibility) dan keamanan sistem (security). Dari penjabaran diatas, dapat disimpulkan bahwa kualitas sistem merupakan salah satu bagian dari pengukuran dalam menentukan kesuksesan sistem informasi yang dapat menyediakan informasi yang berguna sesuai dengan yang dibutuhkan oleh pengguna.
Kualitas Informasi
Menurut (Delone dan Mclean, 2003), untuk menilai suatu kualitas informasi dapat menggunakan lima dimensi yaitu akurasi (accuracy), ketepatan waktu (timeliness), kelengkapan (completeness), relevansi (relevance), dan konsistensi (consistency).
Kualitas informasi menunjukkan kualitas produk yang dihasilkan oleh sistem informasi. Semakin baik kualitas informasi akan semakin mempengaruhi keputusan yang diambil oleh pengguna (Raminda dan Ardini, 2014). Kualitas informasi digunakan untuk mengukur informasi yang dihasilkan dari suatu sistem informasi dengan kualitas yang dapat memberikan nilai bagi pengguna sistem tertentu dengan karakteristik informasi yang sesuai dengan kebutuhan pengguna (Budiartha, I Ketut, 2016).
Kualitas Layanan
Menurut DeLone dan McLean (2003), kualitas pelayanan menjadi lebih penting dibandingkan penerapan lainnya, karena pemakai sistem sekarang adalah lebih sebagai para pelanggan dan bukannya para karyawan atau pemakai internal organisasi. Adapun indikator yang digunakan untuk mengukur kualitas sistem adalah kehandalan (service reliability), daya tangkap (responsiveness), jaminan (assurance), empati (empathy) dan bukti langsung (tangibles).
Kualitas pelayanan menjadi suatu keharusan yang harus dilakukan perusahaan agar mampu bertahan dan tetap mendapat kepercayaan pelanggan, kualitas pelayanan berarti kualitas dukungan yang diterima pengguna sistem dari organisasi. Kualitas pelayanan (service quality) dapat diketahui dengan cara membandingkan persepsi para konsumen atas pelayanan yang nyata-nyata di terima atau peroleh dengan pelayanan yang sesungguhnya di harapkan atau inginkan terhadap atribut-atribut pelayanan suatu perusahaan (Putro, Semuel, Ritzky, dan Brahmana, SE., 2014)
Kepuasan Pengguna
Kepuasan pengguna merupakan evaluasi subyektif dari berbagai dimensi dalam mengukur kesuksesan sistem informasi. Kepuasan Pengguna, adalah respon pemakai terhadap penggunaan keluaran sistem informasi (Jogiyanto, 2007). Indikator yang digunakan untuk mengukur kepuasan pengguna adalah kepuasan sistem, kepuasan informasi dan kepuasan layanan.
Kepuasan pengguna idefinisikan sebagai evaluasi keseluruhan dari pengalaman yang dirasakan oleh pengguna sistem dan dampak potensial dalam menggunakan sistem informasi (Setyo dan Rahmawati, 2015). Semakin tinggi kepuasan pengguna maka individual impact atau kinerja individu yang terjadi akan semakin tinggi (Suarta dan Sudiadnyani, 2015).
Pengaruh Kualitas Sistem Terhadap Kepuasan Pengguna
Penelitian yang dilakukan oleh DeLone dan McLean 1992, membuktikan bahwa kualitas sistem berpengaruh terhadap kepuasan pengguna. Kualitas sistem dapat diukur dari sisi kecepatan akses (response time), kehandalan sistem (system reliability), kemudahan untuk digunakan (ease to use), kemudahan untuk diakses (system flexibility), dan keamanan sistem (system security).
Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh (Ali dan Younes, 2013; Amalia dan Pratomo, 2016; Budiartha, I Ketut, 2016) membuktikan bahwa kepuasan pengguna dipengaruhi oleh kualitas sistem. Berdasarkan uraian diatas maka Hipotesis 1 (H1) : Kualitas sistem diduga berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan pengguna.
Pengaruh Kualitas Informasi terhadap Kepuasan Pengguna
Kualitas informasi mengacu pada kualitas output dari sistem informasi yang dapat diukur dari sisi keakuratan, presisi, reliabilitas, kelengkapan, relevan, tepat waktu, dan dapat dimengerti.
Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh (Ali dan Younes, 2013; Budiartha, I Ketut, 2016) membuktikan bahwa kepuasan pengguna tidak hanya dipengaruhi oleh kualitas sistem tetapi kualitas informasi juga mempengaruhi kepuasan pengguna. Berdasarkan uraian diatas maka Hipotesis 2 (H2) : Kualitas informasi diduga berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan pengguna.
Pengaruh Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan Pengguna
Menurut Petter et al. (2008), kualitas layanan adalah kualitas dari dukungan atau bantuan yang diterima oleh pengguna dari departemen sistem informasi serta petugas yang berkaitan dengannya, yang mencakup tingkat responsivitas, akurasi, keandalan dukungan, serta kompentensi teknis dan empati dari petugas teknologi informasi.
Pitt et al. (1995) menemukan bahwa pengukuran efektivitas sistem informasi pada umumnya hanya berfokus pada sistem informasi sebagai suatu produk, sementara layanan dukungan terhadap sistem informasi tersebut kurang diperhatikan. Oleh karenanya peneliti akan dihadapkan pada risiko kesalahan pengukuran efektivitas sistem informasi manakala tidak mengikutsertakan dimensi kualitas layanan ke dalam konstruk penelitiannya.
Dari usulan tersebut, DeLone dan McLean pada tahun 2003 menambahkan dimensi kualitas layanan dalam pembaruan model kesuksesan sistem informasinya. Sehingga semakin tinggi kualitas layanan yang dihasilkan suatu sistem informasi akan semakin meningkatkan kepuasan penggunanya. Berdasarkan uraian diatas maka Hipotesis 3 (H3) : Kualitas layanan diduga berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan pengguna.
METODOLOGI PENELITIAN
Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah penelitian causal explanatory dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini menjelaskan hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen melalui pengujian hipotesis dan secara umum data yang disajikan dalam bentuk angka-angka dihitung melalui uji statistik. Dengan menggunakan analisis regresi linear berganda yang digunakan untuk mengetahui hubungan sebab akibat dengan menentukan nilai Y (sebagai variabel dependen) dan untuk menaksir nilai–nilai yang berhubungan dengan X (sebagai variabel independen), dengan menggunakan rumus statistik atau model matematis.
Metode pengumpulan data penelitian ini memakai metode self administrative survey dengan alat bantu kuesioner. Penyebaran kuesioner penelitian dilakukan secara online kepada seluruh responden dengan perangkat google forms melalui tautan internet. Sebelum digunakan dalam penelitian, pertanyaan-pertanyaan pada kuisioner terlebih dahulu diuji validitas dan realibilitasnya. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh langsung dari sumber aslinya. Peneliti memberikan kuesioner kepada responden. Responden diminta untuk menyatakan derajat persetujuan mereka atas pertanyaan-pertanyaan yang ada di kuesioner dengan menggunakan skala likert. Untuk mempermudah dalam menganalisis data maka peneliti menggunakan program SPSS (Statistical Package for Social Science).
Populasi penelitian adalah para pengguna SAKTI pada seluruh satuan kerja KPPN Gorontalo yang diwakili oleh bendahara pengeluaran. Mengingat jumlah populasi yang mengisi kuesioner sebanyak 60 orang, maka layak untuk diambil keseluruhan untuk dijadikan sampel.
Penelitian ini menggunakan 4 variabel yaitu sebagai variabel bebas : kualitas sistem (X1), kualitas informasi (X2), dan kualitas layanan (X3), dan variabel terikat : kepuasan pengguna (Y). Menurut Delone dan McLean (2003) dengan penjelasan debagai berikut :
- Kualitas Sistem (System Quality)
Adalah kualitas dari kombinasi hardware dan software dalam sistem informasi. Indikator pengukuran kualitas sistem yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu :
Mudah digunakan (Ease of Use)
Suatu sistem informasi dapat dikatakan berkualitas jika sistem tersebut dirancang untuk memenuhi kepuasan pengguna melalui kemudahan dalam menggunakan sistem informasi tersebut
Integrasi (Integration)
Apabila sistem-sistem yang ada dalam organisasi telah terintegrasi tentunya akan sangat mempermudah karyawan saat bekerja. Integrasi data juga ditandai dengan semua data dari tiap bagian dapat digabungkan dengan data dari bagian lain
Fleksibilitas (Flexibility)
Fleksibilitas suatu sistem informasi menunjukkan bahwa sistem informasi yang diterapkan tersebut memiliki kualitas yang baik.
Kecepatan Akses (Response Time)
Kecepatan akses merupakan salah satu indikator kualitas sistem informasi. Jika akses sistem informasi memiliki kecepatan yang optimal maka layak dikatakan bahwa sistem informasi yang diterapkan memiliki kualitas yang baik
Keamanan (Security)
Suatu sistem informasi dapat dikatakan baik jika keamanan sistem tersebut dapat diandalkan. Keamanan sistem ini dapat dilihat melalui data pengguna yang aman disimpan oleh suatu sistem informasi.
Keandalan Sistem (Reliability)
Sistem informai yang berkualitas adalah sistem informasi yang dapat diandalkan. Jika sistem tersebut dapat diandalkan maka sistem informasi tersebut layak digunakan.
- Kualitas Informasi (Information Quality)
Merupakan output dari penggunan sistem informasi oleh pengguna (user). Variabel ini menggambarkan kualitas informasi yang dipersepsikan oleh pengguna. Indikator pengukuran kualitas informasi yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu
Kelengkapan (Completeness)
Suatu informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi dapat dikatakan berkualitas jika informasi yang dihasilkan lengkap. Informasi yang lengkap ini sangat dibutuhkan oleh pengguna dalam pengambilan keputusan. Informasi yang lengkap ini mencakup seluruh informasi yang dibutuhkan oleh pengguna dalam menggunakan sistem informasi tersebut
Relevan(Relevance)
Kualitas informasi suatu sistem informasi dikatakan baik jika relevan terhadap kebutuhan pengguna atau dengan kata lain informasi tersebut mempunyai manfaat untuk penggunanya.
Akurat (Accurate)
Informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi harus akurat karena sangat berperan bagi pengambilan keputusan penggunanya. Informasi yang akurat berarti harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak bias atau menyesatkan.
Ketepatan Waktu (Timeliness)
Informasi yang datang pada penerima tidak boleh terlambat, informasi yang sudah usang tidak akan mempunyai nilai lagi, karena informasi merupakan landasan didalam pengambilan keputusan. Jika pengambilan keputusan terlambat, maka dapat berakibat fatal untuk organisasi sebagai pengguna sistem informasi tersebut.
Format
Format sistem informasi perpustakaan yang memudahkan pengguna untuk memahami nformasi yang disediakan oleh sistem informasi mencerminkan kualitas informasi yang baik. Jika penyajian informasi disajikan dalam bentuk yang tepat maka informasi yang dihasilkan dianggap berkualitas sehingga memudahkan pengguna untuk memahami informasi yang dihasilkan oleh suatu sistem informasi.
- Kualitas Layanan (Service Quality)
Kualitas layanan sistem informasi merupakan pelayanan yang diperoleh pengguna dari pengembang sistem informasi, layanan dapat berupa update system informasi dan respon dari pengembang jika system informasi mengalami masalah. Indikator pengukuran kualitas layanan yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu :
Jaminan (Assurance)
Jaminan berhubungan dengan kemampuan teknisi dalam membangun sistem informasi yang berkualitas, dimana sistem informasi tersebut mampu menjamin kelancaran pekerjaan pengguna.
Empati (Empathy)
Empati adalah sikap kepedulian pihak pengembang sistem informasi kepada pengguna ketika pengguna menanyakan hal-hal yang berkaitan dengan system informasi yang dibangun.
- Kepusasan Pengguna (User satisfaction)
Kepuasan pengguna merupakan respon dan umpan balik yang dimunculkan pengguna setelah memakai system informasi. Sikap pengguna terhadap sistem informasi merupakan kriteria subjektif mengenai seberapa suka pengguna terhadap sistem yang digunakan. Indikator pengukuran kualitas layanan yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu :
Efesiensi (Efficiency)
Kepuasan pengguna dapat tercapai jika system informasi membantu pekerjaan pengguna secara efisien. Keefisienan ini dapat dilihat dari system informasi yang dapat memberikan solusi terhadap pekerjaan pengguna kaitannya dengan aktivitas pelaporan data secara efisien.
Keefektivan (Effectiveness)
Keefektivan sistem informasi dalam memenuhi kebutuhan pengguna dapat meningkatkan kepuasan pengguna terhadap sistem informasi tersebut. Keefektivan sistem nformasi ini dapat dilihat dari kebutuhan atau tujuan yang dimiliki pengguna dapat tercapai sesuai harapan atau target yang diinginkan.
Kepuasan (Satisfaction)
Kepuasan pengguna dapat diukur melalui rasa puas yang dirasakan pengguna dalam menggunakan system informasi perpustakaan. Rasa puas pengguna dapat ditimbulkan dari fitur-fitur yang disediakan system informasi tersebut. Rasa puas yang dirasakan pengguna mengindikasikan bahwa sistem informasi berhasil memenuhi aspirasi atau kebutuhan pengguna.
KESIMPULAN DAN SARAN
Penelitian ini dilakukan model pengukuran DeLone dan McLean (2003). Untuk menguji secara impiris faktor faktor yang mempengaruhi sebuah sistem. Kualitas sistem, kualitas informasi dan kualitas layanan dalam penelitian ini menunjukan hubungan yang positif dan signifikan terhadap kepuasan pelanggan sistem SAKTI pada satker lingkup KPPN Gorontalo pasca roll out SAKTI tahun 2022 dengan ditunjukan hasil penelitan yaitu nilai korelasi berganda (R) sebesar 80.8%. Hasil penelitian juga menunjukan bahwa kualitas sistem, kualitas informasi dan kualitas layanan mempengaruhi naik turunnya kepuasan pengguna sebesar 63.4% dan sisanya sebesar 36.6% merupakan sumbangan dari variabel lain yang tidak dimasukan dalam model/tidak diteliti.
Adapun indikator-indikator kualitas sistem, kualitas informasi dan kualitas layanan yang dipakai dalam penelitian seperti, menunjukan sangat berpengaruh pada variabel kepuasan pelanggan. Hal ini menggambarkan pasca roll out SAKTI di KPPN Gorontalo, satker sudah dapat merasakan manfaat kehadiran sistem SAKTI dilihat dari sudut pandang pengguna (user) sebagai sistem yang bersifat mandatory. Hal ini sangat menunjang kecepatan dan keakuratan pengelolaan dana APBN oleh satuan satker.
Dengan hasil penelitian diharapkan akan dapat meningkatkan pembinaan, monitoring dan evaluasi yang dilakukan KPPN Gorontalo terkait pemakaian sistem SAKTI oleh satuan kerja di KPPN gorontalo. Kegiatan seperti sosialisasi, bimtek, layanan terkait kendala pemakaian SAKTI tetap terus ditingkatkan, sehingga pengguna SAKTI akan semakin mudah dan familier terkait menu-menu yang ada di SAKTI.
IMPLIKASI DAN KETERBATASAN
Implikasi dari hasil penelitian ini secara organisasi bisa dijadikan dasar dalam rangka monitoring dan evaluasi maupun pembinaan pelaksanaan SAKTI pasca roll out SAKTI di KPPN Gorontaro. Sedangkan untuk DJPb bisa dijadikan data untuk pengembangan sistem SAKTI kedepannya. Sehingga kehadiran sistem SAKTI akan terus memberi manfaat dalam pengeloaan dana APBN secara nasional.
Dalam penelitian ini sudah diupayakan sesuai dengan kaidah-kaidah penelitian, namun demikian proses dan hasilnya tetap masih ada keterbatasan. Terkait jumlah sampel yang diharapkan ada 220 satker yang diwakili bendahara pengeluaran, hanya 60 responden yang mengisi kuesioner. Dengan demikian bisa jadi belum semua persepsi pengguna sistem SAKTI terwakili khususnya bendahara pengeluaran. Kedepan peneliti menyarankan agar penelitian berikutnya mempunyai waktu yang panjang untuk menyebarkan kuesioner sehingga sampel yang di harapkan bisa tercapai pada level semua user dan semua modul.