Apa sih trekking itu? Kata yang populer saat ini berbanding lurus dengan semakin meningkatnya animo masyarakat untuk melakukan perjalanan wisata. Trekking menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu melakukan perjalanan. Kegiatan trekking biasanya dikaitkan dengan aktivitas perjalanan kaki menuju tempat wisata.
Nah, dalam rangka peringatan hari Bakti Perbendaharaan yang salah satu kegiatannya adalah Perbendaharaan Sehat, KPPN Pangkalan Bun mengajak seluruh pegawainya untuk melakukan trekking ke pedalaman hutan Kalimantan, yaitu di Taman Nasional Tanjung Puting. Wow, pasti seru ya menjelajahi eksotisme Taman Nasional Tanjung Puting yang namanya sudah terkenal seantero jagad. Kegiatan trekking ke Taman Nasional Tanjung Puting (TNTP) ini dilaksanakan untuk mencapai tujuan antara lain :
- Meningkatkan kesehatan para pegawai dengan olahraga ringan yaitu berjalan kaki.
- Mengenal lebih dekat flora dan fauna habitat asli pedalaman hutan Kalimantan
- Meningkatkan rasa persaudaraan, kebersamaan dan kepedulian terhadap sesama manusia dan lingkungan sekitar
- Melaksanakan kegiatan menanam pohon sebagai wujud KPPN Pangkalan Bun Go Green
- Memperkenalkan keindahan objek wisata dalam negeri kepada dunia luar
Kegiatan trekking ini dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 28 Januari 2017. Mengingat perjalanan yang cukup jauh dari Pangkalan Bun yaitu 8 Km menuju Pelabuhan Kumai dilanjutkan menaiki kelotok (semacam perahu dengan mesin) selama +- 4 jam, maka butuh persiapan fisik maupun sarana dan prasarana. Persiapan meliputi bekal makanan untuk persediaan selama dalam perjalanan, obat-obatan dan jas hujan, mengingat bulan Januari memasuki musim penghujan. Selain pegawai dan honorer, KPPN Pangkalan Bun juga mengajak beberapa satuan kerja berprestasi yang mendapat Kartu Manis (Kartu Pelayanan Istimewa) dan mitra bank persepsi sebagai wujud apresiasi KPPN Pangkalan Bun kepada stakeholder yang telah bekerja samadengan baik selama ini. Ajakan ini tentu disambut dengan sangat antusias oleh satker dan bank persepsi, terbukti dengan banyaknya peserta dari satker dan mitra bank persepsi.
- Wisata susur sungai Sekonyer
Sebelum memasuki wilayah TNTP, perjalanan dilakukan dengan menyusuri sungai Sekonyer sepanjang sekitar 49 km dari muara sungai yang berbatasan dengan laut Jawa hingga ke hulu. Sepanjang perjalanan kita akan disuguhi pemandangan yang dramatis khas hutan Kalimantan, dimana kanan kiri sungai berjejer pohon nipah (nypa fruticans) dan pohon rasau yang merupakan makanan spesies orang utan, Bekantan dan monyet ekor panjang. Di sungai sekonyer ini juga merupakan rumah bagi kurang lebih 200 jenis burung antara lain burung sandang lawe (Tomistoma schlegeli) yang merupakan salah satu burung terlangka di dunia, Rangkong,Bubut dan Raja udang serta buaya Sinyulong (Tomistoma schlegeli) dan buaya muara (Crocodilus porosus). Air sungai sekonyer sendiri memiliki beberapa warna, yaitu kecoklatan dan hitam. Air berwarna kecoklatan mulai dari muara sungai dan air hitam bisa ditemui saat mendekati hulu sungai. Air berwarna hitam karena zat tanin dari akar pohon. Walaupun hitam namun airnya sangat jernih sehingga dasar sungai bisa terlihat dengan jelas.
- Singgah di Pesalat dan Tanam Pohon
Pesalat merupakan area dalam zona Reboisasi khusus yang secara khusus ditetapkan untuk program reboisasi. Di sini, pengunjung di beri tanaman dan mengadopsi bibit pohon sudah disediakan dan akan di tempel papan nama mereka akan diletakkan di depan pohon setiap pengunjung yang melakukan penanaman pohon di daerah ini. Pesalat juga pusat pendidikan konservasi dan camping ground. Di tempat ini pula Kepala KPPN Pangkalan Bun berkenan menanam bibit pohon Gaharu dan Kayu Ulin. Sebagai wujud kepedulian KPPN Pangkalan Bun terhadap program kelestarian lingkungan. Perbendaharaan Go Green, Yes!!
- Trekking menuju Camp Leaky
Setelah kurang lebih 4 jam menyusuri Sungai Sekonyer maka sampailah ke tempat tujuan yaitu Camp Leaky. Camp Leayk merupakan tempat rehabilitasi orang utan. Disini terdapat beberapa fasilitas antara lain ruang informasi, tempat rehabilitasi orang utan, laboratorium dan kantor petugas Balai Taman Nasional Tanjung Puting. Camp Leaky dapat ditempuh dengan perjalanan kaki kurang lebih selama 45 menit dari tempat sandar perahu. Dari tepi sungai Sekonyer, para pegawai KPPN pangkalan Bun memasuki hutan dengan trekking di jembatan panjang yangterbuat dari kayu ulin sampai di tempat/rumah informasi. DI tempat informasi ini kita bisa mendapat informasi lengkap tentang histori pendirian Taman Nasional Tanjung Puting, diorama habitat asli,flora dan fauna hutan Kalimantan, foto dan artifak berbagai jenis orang utan dan spesies lain endemik hutan Kalimantan. Perjalanan dari tempat/rumah informasi menuju breeding field (tempat pemberian makan orang utan) ditempuh selama kurang lebih 30 menit. Perjalanan menuju ke dalam hutan terasa sangat menyenangkan karena sepanjang perjalanan kita bisa melihat tanaman asli hutan Kalimantan seperti kantong semar, keruing, ramin, jelutung, gaharu, ulin dan meranti. Udara yang mendung membuat perjalanan semakin nyaman, namun seperti sudah diperkirakan sebelumnya bahwa pada bulan Januari tingkat intensitas hujan tinggi, di tengah perjalanan hujan mengiringi langkah kami. Untunglah, jas hujan yang sudah dipersiapkan sebelumnya bisa kami gunakan tepat pada waktunya. Setelah hampir 30 menit perjalanan sampailah perjalanan kami di breeding field pada pukul 14.00 WIB. Tampak beberapa orang utan bergelayutan menanti para ranger/penjaga hutan membawa makanan untuk mereka. Selain orang utan tampak pula owa-owa,babi hutan, dan siamang. Sungguh pemandangan yang menakjubkan!. Melihat langsung orang utan dalam habitat aslinya. Pantas saja wisatawan dari manca negara rela menempuh perjalanan ribuan kilometer untuk bisa melihat keindahan hutan Taman Nasional Tanjung Puting, bahkan selebriti dunia seperti Julia Roberts pun pernah menyinggahkan kakinya di sini. Tak lama setelah kami datang, para ranger pembawa makanan dan buah-buahan memanggil orang utan dengan suara khas. Menurut informasi, tidak semua ranger bisa memanggil orang utan, hanya ranger yang terlatih dan yang suaranya telah dikenal oleh orang utan lah yang bisa. Sesaat kemudian tampak beberapa orang utan muncul. Dan mulai menghampiri makanan yang telah disediakan oleh para ranger. Orang utan jantan penguasa wilayah lah yang pertama kali makan, setelah orang utan tersebut meninggalkan tempat, barulah orang utan betina dan orang utan kecil yang memakan buah-buahan tersebut. Walaupun kegiatan pemberian makanan bagi orang utan tersebut cuma berlangsung selama kurang lebih 45 menit, cukuplah mengobati rasa penasaran kami dan memberikan pengalaman yang luar biasa akan keindahan Hutan Kalimantan. Sungguh indah ciptaan Nya. Setelah perjalanan yang panjang menyusuri pedalaman hutan Kalimantan, kami pun pulang ke Pelabuhan Utar Kumai dan Pangkalan Bun dengan membawa setumpuk kenangan indah di Taman Nasional Tanjung Puting.
” Lestari alamku, lestari lingkunganku”
“KPPN Pangkalan Bun Go Green” Yes,yes,yes!!!