Koto Baru, Solok, 31 Agustus 2022, Bertempat di Kantor Wali Nagari Koto Baru, Kepala KPPN Solok Budi Utomo secara simbolis menyerahkan bantuan sebagai donatur Program Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS) kepada  2 anak berusia dibawah dua tahun (baduta) yang beresiko stunting di Nagari Koto Baru, Kecamatan Kubung, Kabupaten Solok. Sebagai instansi Vertikal Ditjen Perbendaharaan Kementerian Keuangan RI, peran serta KPPN Solok dalam program BAAS ini merupakan salah satu bentuk kepedulian kepada masyarakat sekitar dimana KPPN Solok berdomisili.

Bapak Asuh Anak  Stunting (BAAS) adalah program diluncurkan BKKBN, merupakan gerakan gotong royong  dari seluruh elemen bangsa  dalam mempercepat  penurunan stunting,  menyasar langsung keluarga yang mempunyai anak berisiko stunting.  Adapun yang dimaksud  stunting adalah masalah gizi kronis pada anak akibat suatu proses kumulatif yang terjadi sejak kehamilan, dan masa kanak-kanak pada masa awal siklus kehidupan. Faktor gizi ibu sebelum dan selama kehamilan merupakan penyebab tidak langsung yang memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan dan perkembangan janin. Ibu hamil dengan gizi kurang akan menyebabkan janin mengalami intrauterine growth retardation (IUGR), sehingga bayi akan lahir dengan kurang gizi, dan mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan (Swarinastiti et al., 2018).

Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021 yang dilaksanakan oleh Kementerian Kesehatan, angka prevalensi stunting di Indonesia sebesar 24,4 persen, atau menurun 2,52 persen dari angka sebesar 26,92 persen pada 2020. Meskipun telah mengalami penurunan, namun angka ini masih melebihi ambang batas Badan Kesehatan Dunia WHO (World Health Organization) yakni prevelansi stunting kurang dari 20 persen. Di Sumatera barat tahun 2021 prevalensi stunting anak usia dibawah 5 tahun (balita) masih di angka 23,3 persen.  Kondisi ini perlu menjadi kepedulian kita bersama terutama dalam upaya mewujudkan Indonesia Emas 2045 dengan mempersiapkan Generasi Muda Unggul dan Berdaya Saing.

Permasalahan stunting bukan hanya tanggung jawab pemerintah, melainkan tanggung jawab bersama. Kepedulian masyarakat kepada sesama sangat diharapkan, sehingga kualitas gizi anak semakin membaik. Partisipasi KPPN Solok dalam  program BAAS ini dananya  bersumber dari para pegawai KPPN Solok yang secara sukarela bergotong royong menyisihkan gajinya untuk dapat memberikan bantuan kepada keluarga yang mempunyai anak beresiko stunting. Pada Program BAAS ini, bantuan diberikan setiap bulan sebesar 500 ribu rupiah selama 6 bulan melalui Tim Pendamping Keluarga (TPK). Selanjutnya TPK akan menyediakan makanan sehat dan gizi seimbang bagi anak-anak tersebut. Selain dari KPPN Solok, juga ada 1 masyarakat Kabupaten Solok yg terpanggil untuk ikut serta sebagai donatur Program BAAS yaitu Direktur PT Bydara Jaya Develindo Benni Yasril.

Hadir juga dalam acara tersebut Kadis DPPKBP3A yang diwakili oleh Syafrizal, Wali Nagari Koto Baru Afrizal K, Kepala Puskesmas Salayo yang diwakili oleh Ahmad Fadil Abrulah, Satgas BAAS Kabupaten Solok Anton, Koordinator KB Kecamatan Kubung Yenni, dan 3 Orang TPK dari Jorong Lubuk Agung Nagari Koto Baru, Kecamatan Kubung Kabupaten Solok, dan Keluarga Penerima Program BAAS. Dalam sambutannya, Kepala KPPN Solok Budi Utomo mengharapkan seluruh elemen masyarakat yang ada di Kabupaten Solok dapat ikut serta mensukseskan program BAAS ini sehingga lebih banyak lagi keluarga yang mempunyai anak beresiko stunting dapat memenuhi kebutuhan gizinya sehingga tumbuh kembangnya menjadi lebih baik sebagaimana anak lain pada umumnya. Masa depan kita berada di tangan generasi muda, untuk itu mari kita berantas stunting melalui program BAAS.

#DJPbHAnDAL

#KPPNSolokRancak

#KPPNSolokWBK

#KPPNSolokMenujuWBBM