Pandemi Covid-19 hingga saat ini masih belum berakhir. Penularannya yang begitu cepat bahkan banyak menimbulkan korban jiwa, membuat pemerintah melakukan berbagai upaya pencegahan. Salah satu upaya tersebut di antaranya dengan menerapkan kebijakan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Upaya ini tak lain, agar masyarakat tidak banyak berkerumun yang akan menyebabkan penularan Covid-19 semakin meluas.
Dampak dari pandemi Covid-19 ini tentunya tidak hanya bidang kesehatan. Namun juga menghantam sendi-sendi perekonomian. Tidak hanya perusahaan besar terkena dampak, tetapi juga para pelaku UMKM di berbagai kota hingga desa.
Di masa sulit seperti ini, ternyata banyak ditemui kisah orang-orang hebat yang mampu bertahan dari gempuran permasalahan akibat pandemi Covid-19. Sebagaimana pernah kami temui pada diri seorang ibu bernama Rosni Subadriah. Darinya kita dapat belajar mengenai mengelola keuangan di masa sulit seperti saat ini. Kami benar-benar mendapat pelajaran berharga tentang financial planning. Padahal ibu yang akrab dengan sapaan Bu Rosni ini, hanya lulusan SLTP. Namun, ia dan suaminya mengajarkan kepada kami tentang perencanaan keuangan di masa pandemi.
Ibu ini kami temui saat melakukan kegiatan monitoring dan evaluasi keekonomian debitur akhir tahun 2021 di rumahnya yang sangat sederhana di permukiman padat kota Sukabumi. Meski berlokasi di kota Sukabumi, tetapi jalan menuju ke rumah Bu Rosni cukup lumayan jauh karena masuk gang sempit dan menanjak serta licin sehingga mobil kami tidak dapat masuk.
Bu Rosni memiliki usaha sewa tenda bersama suaminya. Usaha yang telah dirintis selama tujuh tahun ini cukup menjanjikan. Melalui kegigihan suaminya usaha ini menuai hasil. Ia mengenalkan usahanya ini melalui jaringan teman-temannya. Puluhan orang pun tertarik dan telah berlangganan menggunakan jasa sewa tenda miliknya, bahkan hingga instansi pemerintah pun sering menggunakan jasanya.
Untuk memperluas usahanya, suaminya meminta Bu Rosni untuk meminjam dana melalui Koperasi Mitra Dhuafa sebesar Rp 2 juta dan dilanjutkan dengan peminjaman kedua sebesar Rp 4 juta. Pinjaman ini digunakan untuk membuat besi tiang penyangga dan tenda tambahan. Jadi, pinjaman yang ia peroleh betul-betul untuk keperluan produktif bukan konsumtif. Usahanya pun makin berkembang dan makin banyak mendapat pelanggan tambahan.
Namun, dua tahun belakangan, usaha ini mulai goyah dihantam pandemi Covid-19. Karena adanya berbagai pembatasan, membuat kegiatan-kegiatan yang membutuhkan persewaan tenda menjadi berkurang. Namun, suami Bu Rosni tak kurang akal. Ia manfaatkan jaringan pelanggannya untuk mencari informasi kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh instansi pemerintahan, misalnya pemasangan tenda untuk pembagian sembako yang dipusatkan di Lapangan Merdeka, pemasangan tenda guna pelaksanaan vaksinasi, dan kegiatan lainnya yang membutuhkan pemasangan tenda. Meski terbilang lebih sedikit jumlahnya dibanding sebelum pandemi, hal ini tetap mereka syukuri.
Untuk menutupi kebutuhan sehari-hari, suami Bu Rosni memberikan uang sejumlah Rp 100 ribu setiap hari.
“Suami hanya memberi uang sejumlah Rp 100 ribu. Itu pun diambil dari keuntungan sewa tenda sebelum corona,” jawab Bu Rosni tatkala ditanya oleh kami mengenai strategi pembiayaan kebutuhan sehari-hari selama usaha sewa tendanya lesu. Jawaban tersebut membuat kami terhenyak sambil merubah posisi duduk kami.
“Saya harus bisa mengatur pengeluaran saya, agar uang tersebut cukup untuk makan dan biaya kuota sekolah ketiga anak saya,” sambung Bu Rosni. Tangannya sibuk memperbaiki hijabnya yang miring.
“Emang cukup, Bu?” secara spontan, Awalina, salah seorang dari kami langsung bertanya mendengar jawaban Bu Rosni.
“Insya Allah cukup,” tegas Bu Rosni dengan senyum ramahnya. Tak terlihat ada beban di wajahnya.
“Gimana caranya, Bu?” tanya Awalina dengan sorot mata penasaran. Ia dekatkan posisi duduknya hingga mendekat dengan Bu Rosni.
“Saya harus bisa mengerem pengeluaran. Tak mudah tergoda uintuk belanja online, meskipun diiming-imingi berbagai diskon dan bonus menarik,” ujar Bu Rosni tetap dengan senyum sumringahnya. Wow. Kami hanya bisa berdecak kagum. Kami jadi malu mendengarnya.
Ternyata ini rahasia Bu Rosni hingga ia tetap bertahan dengan dana yang terbatas. Disiplin dalam menentukan prioritas belanja. Ia berharap pandemi ini segera berakhir agar usaha sewa tendanya kembali menggeliat.
Terima kasih Bu Rosni, atas pembelajarannya di hari itu.