Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang begitu pesat saat ini, membawa pengaruh begitu besar dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat, termasuk organisasi pemerintah. Perkembangan teknologi informasi ini memaksa organisasi pemerintah melakukan transformasi besar-besaran agar selalu memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. Perubahan ini tidak hanya menyangkut manajemen dan struktur organisasi, tetapi juga berupa produk layanan. Sehingga bermunculanlah berbagai inovasi berbasis IT.
Menurut Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No. 30/2014, inovasi pelayanan publik adalah terobosan jenis pelayanan publik baik yang merupakan gagasan/ide kreatif orisinal dan/atau adaptasi/modifikasi yang memberikan manfaat bagi masyarakat, baik secara langsung maupun tidak langsung. Inovasi ini tidak melulu harus berupa suatu penemuan baru, tetapi dapat pula mencakup pendekatan baru, perluasan maupun peningkatan kualitas pada inovasi pelayanan publik yang sudah ada. Motivasi untuk melakukan inovasi tidak harus sekedar mengikuti kompetisi. Motivasi ini dapat pula berupa pengembangan dari pola yang sudah ada, misalkan sebelumnya bekerja dengan standar pelayanan ataupun SOP, maka dikembangkan lagi dengan melalui inovasi pelayanan.
Kondisi yang sama, dialami pula oleh KPPN Sukabumi. Dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada para mitra kerja, berbagai inovasi telah diluncurkan. Diantaranya adalah aplikasi Mochi, Three Pas, dan lainnya. Terbaru adalah inovasi bernama MONALISA. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai Monalisa, redaksi web KPPN Sukabumi meminta penjelasan langsung kepada Rahmattullah dan Dagri Meifardo, di ruang kerjanya pada Selasa (26/10) pagi hari. Mereka berdua merupakan penggagas dan pembuat dari inovasi tersebut. Kebetulan pula keduanya merupakan pejabat pengawas yang langsung menangani penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa di KPPN Sukabumi.
“Jika kita mendengar kata Monalisa, apa yang terbayang dalam benak teman-teman semua?” tanya Rahmat, panggilan akrab dari Rahmattullah, Kepala Seksi Bank.
“Perempuan cantik, kan? Demikian pula dengan inovasi yang kami lahirkan ini. Kami berharap melalui inovasi ini, dapat mempercantik wajah kota Sukabumi ataupun Cianjur yang merupakan wilayah kerja KPPN Sukabumi. Kok, bisa? Ya, karena inovasi ini kami kreasikan guna mengawal dan memonitor pelaksanaan DAK Fisik dan Dana Desa dalam wilayah kerja KPPN Sukabumi yang meliputi Kota Sukabumi, Kabupaten Sukabumi, dan Kabupaten Cianjur. Selain itu, aplikasi ini dibuat secantik mungkin agar sedap dipandang dan tidak menjemukan melalui infografis yang memanjakan mata sebagaimana halnya wajah Monalisa,” jelas Rahmat dengan gamblang.
DAK Fisik sendiri digunakan untuk mendanai kegiatan khusus fisik yang merupakan prioritas nasional yang meliputi kegiatan (1) air minum, (2) industri kecil dan menengah, (3) irigasi, (4) jalan, (5) perikanan, (6) lingkungan hidup dan kehutanan, (7) pariwisata, (8) pendikan, (9) pertanian, (10) perumahan dan permukiman, (10) transportasi dan pedesaan, (11) transportasi dan perairan, (12) sanitasi, dan (13) kesehatan dan KB.
“Inovasi Monalisa merupakan akronim dari Monitoring dan Analisa DAK Fisik dan Dana Desa. Inovasi ini dikembangkan guna membantu memantau perkembangan realisasi DAK Fisik dan Dana Desa dalam wilayah Kota Sukabumi, Kabupaten Sukabumi, dan Kabupaten Cianjur. Setiap pekan, data dalam aplikasi dimaksud akan selalu kami lakukan update sesuai dengan perkembangan realisasi dari masing-masing pemerintah daerah. Aplikasi dimaksud dapat diakses melalui alamat klik disini,” jelas Dagri, nama panggilan dari Dagri Meifardo, Kepala Seksi Verifikasi dan Akuntansi, ikut menambahkan.
Aplikasi ini terdiri dari delapan menu yang berkenaan dengan informasi seputar DAK Fisik dan Dana Desa, yang diurai lebih rinci dan disertai infografis. Dalam dashboard ini terdapat informasi perbandingan antara DIPA DAK Fisik dan Nilai Kegiatan, Nilai Kegiatan dan Nilai Kontrak, Nilai Kontrak dengan Rupiah BUN, dan Rupiah BUN dengan Rupiah BUD. Adapun delapan menu tersebut, yaitu (1) Menu DAK Fisik, (2) Menu DAK Fisik per bidang, (3) Realisasi BUN untuk DAK Fisik, (4) Realisasi DAK Fisik BUD, (5) Infografis DAK Fisik, (6) Penyaluran Dana Desa, (7) Dana Desa BLT per bulan, dan (8) Penyaluran BLT dan infografis.
“Melalui inovasi ini diharapkan dapat membantu pimpinan daerah dalam merumuskan kebijakan terkait penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa sehingga manfaatnya dapat dirasakan masyarakat. Masyarakat pun dapat pula melakukan pemantauan atas realisasi DAK Fisik dan Dana Desa di wilayahnya masing-masing dengan mengakses alamat sebagaimana disebutkan di atas. Dengan demikian, warga masyarakat pun dapat memberi masukan guna perbaikan atas penggunaan DAK Fisik dan Dana Desa di wilayahnya masing-masing,” tutup Dagri mengakhiri bincang pagi. (Rmt/Nov)