Menindaklanjuti Nota Dinas Sekretaris Direktorat Jenderal Perbendaharaan Nomor ND-3823/PB.1/2023 tanggal 10 November 2023 hal Imbauan Pelaksanaan Simulasi Gempa Serentak di Lingkungan Direktorat Jenderal Perbendaharaan, hari ini Rabu (29/11/2023) KPPN Tegal bekerja sama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tegal mengadakan kegiatan simulasi evakuasi bencana gempa bumi dengan melibatkan seluruh pegawai dan karyawan KPPN Tegal. Sebagai pembuka, Kepala KPPN Tegal Zajri menyampaikan bahwa kegiatan ini dilakukan serentak pada seluruh kantor vertikal DJPb sebagai bagian dari imlementasi pedoman manajemen keberlangsungan bisnis Kementerian Keuangan sebagaimana diamanatkan dalam KMK Nomor 520/KM.01/2021, sehingga diharapkan setiap pegawai dan karyawan dapat mengikuti kegiatan simulasi tersebut dengan sungguh-sungguh pungkasnya.
Hadir sebagai perwakilan dari BPBD Kota Tegal adalah Fahmi, Bagus, Eca dan Angga yang seluruhnya merupakan bagian dari bidang Pusat Pengendalian Operasi dan Penanggulangan Bencana (Pusdalops PB). Sebelum pelaksanaan simulasi, terlebih dahulu dilakukan briefing oleh Fahmi bertempat di aula KPPN Tegal. Briefing difokuskan kepada apa yang harus diketahui dan dilakukan oleh setiap pegawai terutama pada tiga hal utama terkait evakuasi bencana gempa yakni, (1) kondisi sebelum terjadinya gempa; (2) saat terjadi gempa; dan (3) kondisi pasca terjadinya gempa. Sebagai prolog, Fahmi menyampaikan meskipun KPPN Tegal termasuk berada di zona yang relatif aman dari bencana tertutama gempa, namun ini penting supaya setiap pegawai memiliki awarness dan pengetahuan yang cukup jika nanti terjadi bencana sesungguhnya. Faktanya, sebagian besar korban bencana itu menimpa mereka yang tidak siap dengan kondisi bencana, panik, tidak tahu harus berbuat apa dan lain sebagainya. Lebih lanjut Fahmi menambahkan, kegiatan ini menjadi momentum yang pada akhirnya mampu memberikan bekal kepada setiap pegawai KPPN Tegal sehingga memiliki kesiapsiagaan saat terjadi bencana gempa.
Tim BPBD Kota Tegal kemudian mencontohkan kegiatan apa yang harus diketahui dan dilakukan pada kondisi sebelum terjadinya gempa dengan menganalisa lingkungan sekitar tempat kerja misalnya arah jalur evakuasi, tempat dimana harus berlindung saat terjadi gempa, bagaimana menggunakan peralatan disekitar yang dapat digunakan melindungi diri. Kondisi berikutnya adalah saat terjadi gempa, misalnya bagaimana posisi berlindung dibawah meja, menggunakan tempat duduk untuk melindungi diri, bagaimana melindungi bagian kepala serta sedapat meungkin menghindari area berjendela kaca/bahan mudah terpecah. Kondisi terakhir adalah kondisi pasca gempa, meliputi berkumpul di asemmbly point, mencari tahu ada/tidaknya korban terdampak dan bagaimana mengevakuasi korban dengan sebelumnya melakukan identifikasi terhadap korban dengan melihat luka yang diderita korban, melakukan pertolongan pertama, menanyakan kesadaran korban hingga prosedur memindahkan korban ketempat yang lebih aman.
Setelah pelaksanaan briefing, agenda selanjutnya adalah pelaksanaan simulasi kesiapsiagaan terhadap bencana gempa. Masih dilokasi yang sama, tim kemudian membunyikan alarm pertama tanda terjadinya gempa, dilanjutkan dengan pengumuman terjadinya gempa dan pelaksanaan prosedur berlindung. Alarm kedua kemudian dibunyikan dilanjutkan dengan aba-aba untuk proses evakuasi menuju assembly point. Tahap selanjutnya adalah evaluasi korban dan disimulasikan juga bagaimana prosedur menolong korban gempa mulai analisa kondisi korban hingga pemindahan.
Simulasi yang sama untuk kedua kalinya dilakukan di area kerja pegawai dengan assembly point berada pada halaman depan KPPN Tegal, pada sesi penutup Fahmi menyampaikan bahwa simulasi berjalan dengan baik dan seluruh pegawai juga telah mengaplikasikan prosedur yang telah diinstrusikan sebelumnya. Harapannya simulasi ini dapat dilakukan secara periodik oleh internal KPPN Tegal terutama untuk membiasakan sehingga mampu menekan kepanikan saat terjadi bencana.