Kediri

…satu dua tiga empat…

 

Tahun 1984 saat menjamurnya musik dan lagu mendayu-dayu sehingga sempat dilarang oleh Menteri Penerangan Harmoko karena dianggap tidak memberi semangat dalam masa pembangunan yang sedang digalakan, Pemerintah menerbitkan Keputusan Presiden Nomor 17 Tahun 1984 tentang Jam Krida Olah Raga. Salah satu tujuan terbitnya Kepres 17 Tahun 1984 adalah memasyarakatkan olah raga dan mengolahragakan masyarakat. Pelaksanaan setiap hari Jumat selama 30 menit sebelum jam kerja.

Tahun 2011 Menteri Keuangan menerbitkan surat edaran Nomor SE-234/MK.01/2011 tentang Jam Krida Olah Raga. Mendasarkan pada Kepres 17 Tahun 1984, penerbitan surat edaran tentang jam krida olah raga lebih spesifik untuk  meningkatkan kesegaran jasmani, rohani dan produktivitas kerja pegawai Kementerian Keuangan.

KPPN Kediri sebagai salah satu instansi vertikal Kementerian Keuangan di daerah mengimplementasikan Kepres 17 Tahun 1984 dan SE-234/MK.01/2011 dengan melaksanakan olah raga bersama setiap hari Jumat pukul 07.00 WIB. Pembagian pelaksanaan kegiatan olah raga dibuatkan jadwal, Jumat pekan pertama dan ketiga senam bersama dan Jumat pekan kedua dan keempat olah raga bebas, jalan kaki bersama, bermain voli atau olah raga beregu lainnya.

Mengutip dari Wikipedia Bahasa Indonesia, senam merupakan suatu cabang olahraga yang melibatkan performa gerakan yang membutuhkan kekuatan kecepatan dan keserasian gerakan fisik yang teratur. Dengan demikian senam menyelaraskan antara mata gerak dan perintah dari otak serta menyelaraskan dengan musik yang didengar oleh kedua telinga. Hal ini berarti sangat dibutuhkan kerja sama saraf motorik dan saraf sensorik.

Mata yang menyimak gerakan instruktur senam, yang berdiri di depan peserta sehingga dapat dilihat oleh seluruh yang ikut senam, mengirimkan sensor ke otak yang segera memerintahkan tangan, kaki, kepala dan badan untuk melakukan gerakan sesuai yang dicontohkan oleh instruktur.

Seluruh gerak yang kita lakukan dengan mencontoh instruktur mengindikasikan ada kolaborasi yang bagus antara mata, tangan kaki kepala dan otak sebagai pusat yang memerintahkan. Namun terkadang dan bahkan seringnya, mata melihat instruktur melakukan gerakan apa, otak memerintahkan hal yang telah dilihat oleh mata, sedangkan tangan dan kaki tidak selalu melakukan gerakan yang sesuai, ditambah musik yang didengar menumpuk jadi satu di dalam otak. Antara keinginan untuk mengikuti gerakan instruktur dan kehendak untuk bergoyang mengikuti irama lagu yang ada, semakin memporak-porandakan gerakan senam yang seharusnya kita lakukan. Instruktur ke kanan kita ke kiri, instruktur maju kita malah mundur.

Maka senam yang dilakukan tidak hanya menyehatkan secara jasmani, namun lebih kepada melatih keselarasan saraf motorik dan sensorik, mata, telinga, tangan, kaki serta otak yang memerintahkan itu semua, harus seimbang dan selaras, seperti alam semesta yang diciptakan Tuhan dengan selaras, seimbang, tak ada satupun yang tidak presisi, dan jangkep, sehingga apapun yang kita lakukan dalam rangka kembali dan menuju ke asal, harus selalu seimbang, selaras, jangkep sehingga penuh dengan keindahan, demikian juga dengan senam bersama.

Lebih dari itu semua, senam yang kita lakukan sejatinya sebagai sarana kebersamaan bagi semua pegawai untuk melakukan satu kegiatan yang sama, penuh dengan rasa gembira dan tawa, yang tentunya akan berpengaruh terhadap kesehatan jasmani dan rohani secara tidak langsung. Mengingat di tengah volume kerja yang menumpuk, himpitan kebutuhan keluarga dan rumah tangga yang semakin beragam, di sisi lain resources yang tidak bertambah, maka kegembiraan merupakan suatu hal yang mahal harganya, apalagi dampaknya terhadap kesehatan jasmani dan rohani.

Seperti salat berjamaah bagi pemeluk Islam, yang diutamakan bukan lagi salatnya, melainkan kebersamaan, silaturahim dan saling sapa antara jamaah saat sebelum dan sesudah pelaksanaan salat berjamaah. Sebagaimana dalam satu riwayat Rasul SAW sangat mengenal sahabatnya lewat salat berjamaah, sehingga mengetahui mana sahabat yang sakit, yang membutuhkan maupun yang kekurangan.

Senam juga merupakan sarana bagi kita, pegawai KPPN Kediri untuk bersilaturahim secara nonformal kepada sesama pegawai yang lain, tak ada lagi sekat antara atasan bawahan, maupun pemimpin dan anak buah. Kapan lagi dan di mana dalam satu pecan kita akan dapat dengan lepas tertawa saling gurau yang terbebas dari sekat dan tembok apapun, bahkan bila ada tembok Berlin pun akan runtuh saat hari Jumat dengan pelaksanaan senam bersama. Dengan demikian akan tercipta hubungan yang sehat dalam suatu organisasi lewat senam bersama, menumbuhkan semangat kolaborasi antar pegawai, yang nantinya akan terbawa terus dalam pelaksanaan tugas sehari-hari, sehingga produktivitas pegawai juga semakin meningkat. Salah satu ciri organisasi yang sehat menurut ACT Consulting yakni memperhatikan kebutuhan karyawan. Dalam hal ini olah raga senam bersama merupakan salah satu kebutuhan karyawan/pegawai sebagai sarana refreshing dengan mudah dan murah.

Karena sakit dan sehat bukan disebabkan seberapa sering dan rutinnya kita berolahraga. Sehat tidak berbanding lurus dengan olah raga yang kita lakukan, sakit tidak harus karena seberapa banyak kita makan junk food, makan yang penuh kolesterol ataupun makan yang mengandung gula. Karena sehat dan sakit adalah anugerah Tuhan Yang Maha Lembut.

Senam bukan untuk sehat.

Hak Cipta Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Kementerian Keuangan RI
Manajemen Portal DJPb - Gedung Djuanda I Lt. 9
Gedung Prijadi Praptosuhardo II Lt. 1 Jl. Lapangan Banteng Timur No. 2-4 Jakarta Pusat 10710
Call Center: 14090
Tel: 021-386.5130 Fax: 021-384.6402

IKUTI KAMI

Search