Sebelum kami sampaikan realisasi APBN yang dikelola KPPN Klaten, akan kami sampaikan kondisi ekonomi secara umum. Yang pertama adalah adanya peluang pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi pada kuartal I-2023. Hal tersebut dapat terjadi karena didorong oleh faktor musiman dalam pola pertumbuhan ekonomi, yakni musim produksi hasil pangan dan musim hari raya.

       Pada kuartal IV tahun 2022, lapangan usaha sektor pertanian sedang menjalani musim tanam, dimana hasil dari tanaman tersebut mulai dihasilkan pada bulan Maret atau April 2023. Sehingga hal tersebut berpotensi mendongkrak nilai pertumbuhan dari sektor pangan yang andilnya besar dalam total produk domestic bruto (PDB) Indonesia.

       Masa puasa dan lebaran juga dapat membantu peningkatan pertumbuhan ekonomi pada kuartal I 2023. Pasalnya, tahun ini puasa akan berlangsung pada bulan Maret dan lebaran di bulan April. Pada masa hari raya ini umumnya terjadi peningkatan konsumsi yang cukup signifikan terhadap produk industri baik pakaian, makanan, maupun produk industri lainnya. Oleh karena itu, hal ini memungkinkan para pengusaha untuk melakukan produksi barang sepanjang kuartal I. Dengan begitu, kemungkinan akan terjadi peningkatan nilai tambah pada sektor industri. sehingga diharapkan memberikan sumbangan PDB yang cukup tinggi di triwulan 1 2023.

      Hal kedua yang menjadi kewaspadaan kita semua adalah rendahnya utilitas produksi pabrik, terutama tekstil.  Menjelang hari raya Idul Fitri, biasanya pabrik tekstil dan produk tekstil sibuk bukan main untuk memenuhi lonjakan permintaan. Lazimnya, kesibukan ini bahkan sudah terjadi sejak beberapa bulan sebelumnya. Namun, hal itu tak terjadi di tahun 2023 ini. Yang biasanya sibuk hingga lembur, mesin-mesin pabrik justru tak semuanya dapat beroperasi karena sepi order.

      Sepinya order disebabkan setidaknya oleh dua hal. Sepinya Order yang berasal dari pasar Eropa dan Amerika disebabkan kondisi Ekonomi Global yang menurun akibat tidak menentunya kondisi politik kawasan. Sedangkan sepinya Order yang berasal dari pasar lokal disebabkan banjirnya produk impor yang lebih murah. Harga Produk didalam negeri menjadi lebih mahal karena Harga Pokok Produksi lebih mahal disebabkan kondisi mesin yang tua sehingga kurang efisien, dan Upah Minimum propinsi yang terus meningkat.

      Sepinya order membawa dampak yang luar biasa, bukan hanya bagi perusahaan yang terncam tutup, tetapi juga bagi karyawan yang terancam pengurangan tenaga kerja dan tentunya berkurangnya pendapatan negara dari sektor perpajakan. Untuk itu diharapkan pemerintah mempercepat pelaksanaan revitalisasi industri sebagaimana fokus kebijakan fiscal tahun ini. Disisi lain pemerintah juga harus mensinkronkan peraturan ketenagakerjaan menjadi lebih sederhana, flexible, berdaya guna yang mampu membawa industri kita lebih adaptif dan mempunyai daya saing tinggi.

      Saudara saudara sekalian, akan kami sampaikan realisasi APBN yang dikelola KPPN Klaten per 31 Maret 2023. Wilayah kerja KPPN Klaten adalah Kabupaten Klaten dan Kabupaten Boyolali dengan jumlah Satker mitra kerja adalah 76 Satker. Pagu Dana yang dikelola adalah sebesar Rp. 5,00 triliun lebih tinggi dari tahun 2022 sebesar 2,32 triliun atau naik sebesar 115,45%. Hal ini disebabkan oleh Pagu Dana Transfer ke daerah yang meningkat dimana tahun 2022 sebesar 1,13 triliun meningkat di tahun 2023 menjadi 3,77 triliun atau naik sebesar 233,13%. Peningkatan yang sedemikian besar disebakan KPPN Klaten di tahun anggaran 2023 selain menyalurkan Dana Desa, DAK Fisik dan BOS/BOP juga menyalurkan DAU dan Dana Bagi Hasil dan Insentif Fiskal dan penambahan jenis BOP yaitu BOP Puskesmas dan Kepariwisataan.

      Pendapatan Negara per 31 Maret 2023 tumbuh sebesar 19,36% Y to Y atau terjadi peningkatan sebesar Rp.114,16 milyar dibandingkan periode per 31 Maret 2022. Belanja Negara tumbuh sebesar 153,82% Y to Y atau terjadi peningkatan sebesar Rp.722,17 milyar dibandingkan periode per 31 Maret 2022.

      Dari total pagu dana yang dikelola sebesar Rp. 5,00 triliun per 31 Maret 2023 telah direalisasikan sebesar Rp. 1,19 triliun atau sebesar 23,83%. Pagu belanja pemerintah pusat sebesar Rp. 1,23 triliun telah direalisasikan sebesar Rp. 203,08 milyar atau sebesar 16,51%, yang terdiri dari :

1. Belanja Pegawai dengan pagu sebesar Rp. 604,77 milyar telah direalisasikan sebesar Rp. 114,32 milyar atau sebesar 18,90%;
2. Belanja Barang dengan pagu sebesar Rp. 509,96 milyar telah direalisasikan sebesar Rp. 85,33 milyar atau sebesar 16,73%;
3. Belanja Modal dengan pagu sebesar Rp. 114,98 milyar telah direalisasikan sebesar Rp. 3,41 milyar atau sebesar 2,96%;
4. Belanja Bantuan Sosial dengan pagu sebesar 20.250.000 rupiah telah direalisasikan sebesar 11.250.000 rupiah atau sebesar 55,56%;

      Sedangkan untuk belanja transfer ke daerah dengan pagu sebesar Rp. 3,77 Triliun telah terealisasi sebesar  Rp. 988,59 milyar atau sebesar 26,22% yang terdiri dari :

1. Belanja transfer Dana Alokasi Umum dengan pagu sebesar 2,17 triliun telah direalisasikan sebesar Rp. 609,45 milyar atau sebesar 28,12%;
2. Belanja transfer Dana Bagi Hasil dengan pagu sebesar 99,94 milyar telah direalisasikan sebesar Rp. 19,42 milyar atau sebesar 19,43%;
3. Belanja transfer Dana Alokasi Khusus Fisik dengan pagu sebesar 157,18 milyar belum ada realisasi;
4. Belanja transfer Dana Alokasi Khusus Non Fisik dengan pagu sebesar 708,07 milyar telah direalisasikan sebesar Rp. 153,06 milyar atau sebesar 21,62%;
5. Belanja transfer Dana Desa dengan pagu sebesar 628,65 milyar telah direalisasikan sebesar Rp. 206,67 milyar atau sebesar 32,87%;
6. Belanja transfer Dana Insentif Fiskal dengan pagu sebesar 8,87 milyar belum ada realisasi;

       Demikian kami sampaikan laporan realisasi APBN lingkup Kerja KPPN Klaten per 31 Maret 2023, atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

Penulis : sumadi pegawai KPPN Klaten