Jl.Kopral Sayom No. 26 Klaten

Berita

Seputar Kanwil DJPb

KEGIATAN PEMBINAAN MENTAL : ”Muhasabah Akhir Tahun 2023 ”

      KPPN Klaten diakhir tahun 2023 ini mengadakan kegiatan Muhasabah Akhir Tahun 2023 yang   dilaksanakan pada hari Jumat, tanggal 29 Desember 2023 pukul 15.00 s.d. 16.00 Mushola Sholahuddin KPPN Klaten. Kegitan pembinaan mental bertema “Muhasabah Akhir Tahun 2023” bertujuan menguatkan mental dan spiritual serta Integritas seluruh Pegawai untuk selanjutnya dapat diimplementasikan dalam pelaksanaan tugas sehari – hari yang disampaikan oleh Ustadz Nanang Usman Salim (Pegawai KPPN Klaten). Kegiatan diikuti oleh para pejabat/pegawai KPPN Klaten dan pegawai PPNPN dan Mahasiswa Magang secara offline.

     Kegiatan Pembinaan Mental dibuka oleh Bapak Sumadi sebagai Pembawa Acara. Materi Pembinaan Mental yang bertema “Muhasabah Akhir Tahun 2023 “ disampaikan oleh Ustadz Nanang Usman Salim (Pegawai KPPN Klaten). Dilanjutkan pembacaan Alquran oleh Mohammad Hidayat Pegawai PPNPN KPPN Klaten membawakan surat AT Thur ayat 1-14.

       Pembawa acara setelah salam, puji syukur dan sholawat menyampaikan keutamaan majlis Ilmu. Diantaranya hadirin akan diberikan ketenangan jiwa, dikerumuni malaikat bersusun sampai arsy Allah swt, Namanya dan kedua tuanya disebut-sebut Allha swt dimajlis para malaikat, dan diampuni dosa dosanya setelah membaca kifarah majlis.

       Dilanjutkan pembacaan Alquran oleh Mohammad Hidayat Pegawai PPNPN KPPN Klaten membawakan surat AT Thur ayat 1-14. Peserta menyimak dengan Khusyuk.

     Acara selanjutnya yaitu Sambutan oleh Pembina Bais KPPN Klaten yang disampaikan Bapak Dani Mei Nugroho. Beliau adalah Kasubbag Umum KPPN Klaten. Dalam sambutannya Bapak Dani menyampaikan bahwa kita harus merasa senang berkumpul dalam majlis Ilmu, dimana didalamnya kita akan mendapatkan dorongan untuk beramal kebaikan dan peringatan agar kita menjaga diri dari kemaksiatan.

     Bapak Dani juga mengucapkan terimakasih kepada Ustadz Nanang Usman Salim yang telah bersedia untuk memberkan kajian dengan tema Muhasabah Akhir Tahun. Tidak lupa juga berterimakasih kepada semua pegawai yang telah hadir  memenuhi undangan Bais serta terimakasih atas kontribusinya dalam berbagai kegiatan Bais selam Tahun 2023.

      Tidak Lupa Bapak Dani mengingatkan jamaah semua agar menyimak kajian yang akan disampaikan agar kita dapat muhasabah dan Introspeksi diri terhadap apa yang telah kita lakukan tahun 2023 untuk dapat menata dan menyongsong tahun 2024 menjadi pribadi yang lebih baik dan lebih berguna di Tahun 2024.

       Acara Inti disampaikan Ustadz Nanang Usman Salim yang menyampaikan materi dengan tema “ Muhasabah Akhir Tahun 2023 “. Muqoddimah Ceramah dimulai dari Memberi salam kepada Jamaah , Puji syukur kepada Allah swt dan sholawat dan salam semoga terlimpah kepada junjungan kita Nabi Muhammad saw.

      Sudah sepantasnya kita bersyukur dalam majlis ilmu, majlis yang banyak keutamaan dan fadhilahnya, majlis yang memberikan dorongan kebaikan dan cegahan dari kemungkaran, dan diharapkan kitab isa mengamalkan dalam kehidupan keseharian. Dan duduk kita akan menjadi sanksi Ketika hari hisab kelak. Jika kita semua tahu keutamaan Majlis ilmu, niscaya akan berbondong-bondong menghadiri majlis ilmu. Maka Berbahagilah kita yang bisa menghadiri majlis Ilmu.

      Sholawat dan salam kepada Rasulullah Muhammad saw junjungan, yang kita nanti syafaatnya di hari akhir nanti, kita semua berharap dititeni/diakui Nabi sebagai ummatnya, mengharap diberikan minum dengan tangan beliau yang mulia dari sejuknya air telaga al Kaustsar Ketika semua kehausan dipadang masyar. Bagaimana Nabi saw akan ummatnya di antara semua ummat manusia sebagaimana mengetahui adanya kuda putih ditengah tengah kuda hitam. Akan jelas mana yang betul mukmin mana yang munafik, tidak akan ada salah.

      "Saya berharap bahwa kami sudah bisa melihat saudara-saudara kami”. Mereka (para sahabat) berkata: “Bukankah kami adalah saudara-saudaramu, wahai Rasulullah ?, Beliau menjawab: “Kalian adalah sahabat-sahabatku, saudara-saudara kami adalah mereka yang belum datang (lahir) saat ini”. Mereka berkata: “Bagaimana engkau mengetahui orang yang belum ada saat ini dari umatmu, wahai Rasulullah?, Beliau menjawab: “Tidakkah engkau melihat, jika seseorang memiliki kuda bertanda putih pada muka dan kaki-kakinya berada diantara kuda-kuda hitam pekat, tidakkah ia bisa mengenal kudanya ?, Mereka menjawab: “Ya, wahai Rasulullah”. Beliau bersabda: “Mereka akan datang dengan wajah putih bersinar dan kaki tangan bercahaya pada bagian air wudhu, dan saya menunggu mereka di Telaga." (HR. Muslim 249).

       Hendaknya kita selalu mohon petunjuk ke jalan yang lurus, Ihdinash shirothol Mustaqiim, karena kebaikan ataupun keburukan walaupun seberat dzarrah akan dicatat dan dipertanggungjawabkan.

      Kajian kita kali ini adalah Muhasabah akhir tahun 2023, untuk menghitung apa yang telah kita perbuat, baik untuk diri kita, untuk keluarga kita, untuk saudara kita, untuk tetangga kita dan untuk ummat Islam umumnya. Jika ditimbang dimana kita, lebih banyak kebaikan maha tau sebaliknya, lebuh banyak keburukan.

      Tengok sholat kita, apakah sekiranya sholat kita telah diterima Allah swt? Bagaimana dengan sholat kita yang terburu-terburu, terburu Ketika datangnya, terburu Ketika sholatnya dan terburu Ketika perginya. Sudah khusukkah sholat kita, atau justru teringat benda dan pekerjaan Ketika kita sholat?

      “Beribadahlah kepada Allah seakan-akan kamu melihat Allah, jika kamu tidak melihatnya maka sesungguhnya Dia yang melihatmu dan anggaplah bahwa seakan-akan kamu hendak mati, jauhi dan hati-hati dari do’a orang-orang yang didzalimi, dan siapa diantara kalian yang mampu untuk shalat subuh dan ‘isya berjamaah walaupun dia merangkah untuk mendatanginya, hendaknya dia lakukan

 

Dengan Muhasabah akan Introspeksi Diri

 

      Muhasabah akhir tahun ini, yang pertama bertujuan untuk kita instrospeksi diri. Apa yang telah kita perbuat untuk keluarga. Bekal apa yang telah kita siapkan untuk negeri akhirat, bekal apa untuk menghadap Allah swt.

      Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan (Al Hasyr :18)

       Banyak diantara kita yang berat dalam menjalankan sholat, mengulur waktu bahkan meninggalkannya. Bahkan ada yang melakukan larangan, bahkan secara berjamaah dan tiada rasa malu , dan lebih ngeri lagi berbangga.

       Untuk itu dalam dunia yang tergoncang ini, kita semua perlu mantapkan diri agar istqomah, berdoa agar ditetapkan hati kita dalam ketaatan. “Wahai Zat yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku di atas agama-Mu.”

      Hendaknya kita jangan justru sibuk mengoreksi orang lain, mengoreksi kanan kiri, tetapi lupa mengoreksi diri sendiri. Koreksi diri kita sebelum kita dikoreksi diakhirat, dihitung-dihisab diakhirat, ditimbang amal-amal kita. Contoh yang terkenal adalah sahabat Umar bin Khotob, beliau sebelum tidur menghisab diri sendiri sebelum tidur, apakah yang telah dilakukannya dalam sehari ini, untuk kemudian minta ampun kepada Allah swt dan kepada manusia untuk minta rela atau qisosnya.

 

Dengan Muhasabah akan Mawas Diri

 

     Ustadz menceritakan seorang ulama Tabiin Fudhoil bin Iyadh, Alkisah, di Abiwarda –sekarang kota di Turkistan— hidup seorang pemuda tersesat. Ia berprofesi sebagai bajing. Penyamun yang ganas. Kebengisannya tersebar seantero negeri. Siapapun tahu perampok tak kenal ampun ini.

       Nama bandit adalah Fudhail bin Iyadh bin Mas’ud bin Basyar at- Tamimi. Lahir di Samarqand pada abad ke-2 Hijrah. Korban Fudhail bin Iyadh kebanyakan para saudagar kaya dan pedagang. Ia melaksanakan aksi begal tersebut antara Abiwarda dan Sirjis. Konon, tak ada yang bisa lolos dari aksi rampoknya.

      Dalam kitab As Siyar A’lam an-Nubala’, Jilid VII, halaman 393 menjelaskan rekam jejak Fudhail bin Iyadh dalam dunia kelam perampokan. Menurut Syamsuddin Az Zahabi bahwa pemuda tersesat tersebut biasa menghadang orang yang lewat daerah Abiwarda dan Sarkhas.

       Artinya; berkata Abu Ammar bin Husein bin Hurais ,dari fadil bin Musa, ia menceritakan; bahwa Fudhail bin Iyadh adalah seorang bandit yang biasa merampok saudagar kaya dan pedagang yang lewat antara Abiwarda dan Sarkhas.

       Kisah taubat Fudhail bin Iyadh tergolong cukup unik. Sang sufi ini mendapat hidayat sebab jatuh cinta pada seorang wanita. Tak terbayangkan, seorang yang bandit jalanan, bisa tak berkutik di hadapan paras cantik  seorang kaum Hawa. Ia yang akrab dengan senjata tajam, tersungkur di bawah cinta.

      Imam Az Zahabi menceritakan dalam kitab Siyar A’lam an-Nubala’, Jilid VII, halaman 393-394 . Artinya; Kisah awal mula ia bertaubat adalah ketika al-Fudhail jatuh cinta dengan seorang gadis.  Pada suatu malam ia memanjat tembok untuk menemui wanita tersebut, ketika itu ia mendengar bacaan ayat suci Al-Qur’an dalam Q.S al – Hadid  ayat 16   أَلَمْ يَأْنِ لِلَّذِينَ آمَنُوا أَنْ تَخْشَعَ قُلُوبُهُمْ  Artinya; Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah. Seketika setelah mendengar ayat ini, maka Fudhail bin Iyad langsung berkata: “Tentu, wahai Tuhan ku, Sungguh telah saatnya aku kembali kepada Mu“.

      Tak berselang lama, usai mendengar ayat tersebut, ia pun kembali. Di tengah perjalanan pulang, sejenak ia beristirahat di sebuah bangunan yang telah rusak. Di tengah istirahatnya, datang satu rombongan. Mereka  adalah sekelompok orang yang ingin berniaga.

       Dari balik bangunan usang itu, Fudhail mengintip gerak-gerik mereka. Terjadi perdebatan alot di antara mereka. Sebagian rombongan ingin segera melanjutkan perjalanan.“Sebaiknya kita melanjutkan perjalanan” tutur mereka .

       Namun di sisi lain  tampak terlihat was-was. Lantas berkata; “Sebaiknya kita beristirahat di daerah ini sampai pagi. Pasalnya si bandit, Fudhail persis berada di arah jalan yang kita lewati  ini. Ia bisa mencegat dan merampok barang bawaan kita,” seru yang lain. Percakapan mereka sayup-sayup terdengar oleh sang pemuda tersesat, Fudhail bin Iyadh.

      Bak disambar petir di siang bolong, usai mendengar perbincangan sekelompok orang tersebut  Fudhail lantas merenung, “Aku melakukan dosa maksiat di malam hari, padahal kaum muslimin di sini ketakutan sebab diri ku. Sejatinya, inilah pertanda Allah menggiringku kepada mereka, agar aku berhenti dari bajing dan pelbagai maksiat lain. “Ya Rabb, aku telah bertaubat kepada-Mu dan aku jadikan taubatku dengan tinggal di Masjid Haram (Kota Mekah),” begitu janji Fudhail.

       Sejak saat itu, Fudhail si pemuda tersesat pun bertaubat. Ia yang dulu hobi mencuri, kini tengah khusuk beribadah kepada Tuhan. Ia yang biasa maksiat, bertransformasi menjadi hamba yang taat. Ia istiqamah dalam pertaubatannya. Janji yang ia ucapkan malam itu, pun ia laksanakan.

       Kemudian ia terkenal menjadi seorang yang ahli ibadah dan ulama besar. Alkisah, Ishaq bin Ibrahim at Thabari menceritakan kehidupan Fudhail usai bertaubat; “Tak akau dapati manusia yang begitu takut akan dirinya melainkan Fudhail bin Iyad. Ia pun tak pernah berharap kepada manusia. Ia adalah manusia yang benar. Lisannya penuh dengan kebenaran,” begitu punya At- Thabari .

       Pujian terhadap Fudhail bin Iyadh juga datang dari al I’jli. Ia berkata tentang sosok Fudhail  bin Iyadh;  Fudhail awalnya tinggal di kufah. Seorang ahli hadis yang terpercaya. Ia juga seorang ahli ibadah. Pun Seorang lelaki yang shaleh, kemudia ia pindah dan menetap di Mekah. Artinya; Ijli berkata; Fudhail seorang Kufah, ahli hadis terpercaya, seorang ahli ibadah, juga lelaki shaleh, dan kini menetap di Mekah.

       Fudhail bin Iyadh juga merupakan seorang ahli yurisfrudensi Islam. Dalam satu riwayat yang bersumber dari Nashar bin Mughirah al Bukhari menyatakan bahwa ia sangat kagum pada Fudhail bin Iyadh. Baginya Fudhail ada seorang ahli fiqih, dan seorang yang paham akan agama. Fudhail juga termasuk ulama yang wara’ dan sangat menjaga diri dari sesuatu yang haram.

     Sebelum akhir hayatnya, Fudhail bin Iyadh memiliki pelbagai murid. Kelak para muridnya menjadi ulama besar. Antara lain murid beliau; Imam Syafi’i, Ibnu Mubarok, Al Ja’fi, Ishaq bin Mansur As Sauli, al-Humaidy, Yahya bin al Qaththan, Abdrurrahman bin Mahdi, Qutaybah bin Sa’id, Marwan bin Muhammad,  Abdurrazaq, dan juga  Bisyr al Hafy.

      Dalam catatan Imam Az Zahabi, Fudhail bin Iyadh meninggal dunia pada tahun 189 Hijriah. Ia wafat di kota suci Mekah. Ia pun mendapat julukan ’abid al-haramain (ahli ibadah di kota suci). Pendapat Muhammad bin Saad menyatakan bahwa kematian Fudhail bin Iyadh pada masa Khalifah Harun ar Rasyid. Sekitar tahun 805 Masehi.

      Inilah Luasnya rahmat dari Allah swt, seorang perampok, bandit dan penyamun yang ditakuti bisa bertaubat dengan mendengar satu ayat alQuran : Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah. Dan memberikan jawaban yang sangat indah pula, Seketika setelah mendengar ayat ini, maka Fudhail bin Iyad langsung berkata: “Tentu, wahai Tuhan ku, Sungguh telah saatnya aku kembali kepada Mu“. Bertobat, sibuk beribadah dan belajar sehingga menjadi ulama besar dengan banyak murid, sungguh ampunan dan rahmat Allah swt sangat luas.

        Untuk itu jangan sampai kita apriori terhadap seseorang, bisa jadi akhir hidupnya adalah penuh kebaikan. Prasangka baik dan doa hidayah lebih layak kita lantunkan daripada celaan.

        Dizaman kita sekarang pun banyak contoh didepan kita. Misalnya para artis yang tergabung dalam komunitas musyawarah, banyak artis jadi dai. Salah satunya adalah artis grup armada Bernama Rizal. Beliau mengatakan kita semua hendaknya selalu sedang menata kepada kebaikan. Dan Targetnya paling tidak bagi seseorang laki-laki adalah mampu jadi Imam bagi keluarganya.

        Untuk itu hendaknya kita selalu melihat sisi baik seseorang.Jika dulu sibuk dengan konser hingga lalai sholat, hendaklah segera sadar dan bertobat untuk segera berbuat kebaikan. Seseorang jangan menantang Allah swt sehingga hatinya keras yang menghalangi cahaya hidayah, jauh dari kota tobat dan berbuat kebaikan, hanya akan selalu membuat sensasi dan kegaduhan.

 

Dengan Muhasabah akan Meningkatkan rasa syukur

 

       Ustadz menceritakan Nabi Muhammad saw, bahwa beliau seorang yang telah dijamin diampuni dosanya, tetapi tetap beribadah malam sampai kakinya bengkak, Ketika ditanya istrinya Aisyah mengapa beliau melakukan yang demikian maka beliau menjawab : ” يَا عَائِشَةُ، أَفَلَا أَكُونُ عَبْدًا شَكُورًا ؟ “    yaa Aisyah, afala akunu abdan syakura”
“Wahai Aisyah, tidakkah diriku ini ingin menjadi hamba yang bersyukur?”  (HR. Muslim no. 2820)

       Untuk itu Kembali kita lihat diri kita, sudahkah makan sesuai sunnah, makan dan minum tidak memakai tangan kiri, makan dan minum tidak sambal berdiri, mengenakan baju sebelah tangan kanan terlebih dahulu, bahkan jika terlupa maka akan mengulanginya sehingga sesuai sunnah. Kita Istiqomahkan amalan amalan keseharian kita sesuai sunnah.

      Selalu kita ingatkan diri dan saudara kita, selalu kita tawa shoubil haq. Tambah rasa syukur kita, dimana saat ini kita dapat mengikuti pengajian denga naman dan santai, sedangkan kita tahu saudara kita di Palestina, makan dalam keaadaan terbatas, kesulitan air bersih dan nyawa selalu ternacam. Kita belajar menjadi pembela pembela agama dan belajar yakin bahwa Allah jaga dien ini dan akan dimenangkan.

       Untuk itu hendaknya kita menjadi pribadi dan insan yang lebih baik lagi hari demi hari. Kita targetkan tahun depan amalan apa yang harus kita perbaiki dan tingkatkan. Hisab sholat kita, sudahkah kita selalu sholat berjamaah di masjid? Jika kita menghendaki kedudukan mulia hendaknya kita perbaiki sholat kita.

      AlQuran surat Yasin 65 menyebutkan : الْيَوْمَ نَخْتِمُ عَلَىٰ أَفْوَاهِهِمْ وَتُكَلِّمُنَا أَيْدِيهِمْ وَتَشْهَدُ أَرْجُلُهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ  artinya :Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan.

       Semua yang kita perbuat akan dipertanggungjawabkan, untuk itu mari kita jaga lisan kita dari mengumpat mencela, berkata kotor dan menggunjing dan hal buruk lainnya, kita jaga hati kita jauhkan dari prasanka buruk. Gunakan kesempatan yang diberikan Allah untuk perbaikan. Dengan amal kebaikan naka sesorang akan menjadi beruntung.

       Kemudian ustadz menyampaikan surat al Fajr 4 ayat terakhir, ayat 27-30 :  يَٰٓأَيَّتُهَا ٱلنَّفْسُ ٱلْمُطْمَئِنَّةُ Hai jiwa yang tenang. ٱرْجِعِىٓ إِلَىٰ رَبِّكِ رَاضِيَةً مَّرْضِيَّةً  Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. فَٱدْخُلِى فِى عِبَٰدِى  Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-Ku, وَٱدْخُلِى جَنَّتِى  masuklah ke dalam surga-Ku.

        Kita semua menginginkan akhir hidup kita husnul khotimah, Kembali kepad Alloh dlam keadaan kira ridho menerimatakdir Allah dan Allah pun ridho pada diri kita. Dan Segera bertobat menuju amal kebaikan.

      Terakhir ustadz mengingatkan agar kita menghilangkan rasa permusuhan. Bagi yang sedang jotakan diingatkan agar segera berdamai dan tidak jotakan, sebab jika masih jotakan amal kita belum diterima Allah swt, tergantung, sampai kita berdamai dengan saudara kita.

Ceramah diakhiri dengan Doa

 

Penulis : Sumadi KPPN Klaten

Peta Situs   |  Email Kemenkeu   |   FAQ   |   Prasyarat   |   Hubungi Kami

Hak Cipta Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Kementerian Keuangan RI
Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Klaten
Jalan Kopral Sayom No 26 klaten 57435
Call Center: 14090
Tel: 0272-3320445 Fax: 0272-3320443

 

 IKUTI KAMI

 

PENGADUAN

 

Search