Jalan Letkol Sukirno, Kel. Air Kuti, Lubuklinggau Timur II, Kota Lubuklinggau - 31626

Ekonomi Indonesia 2023: Racikan Tepat Kebijakan

Tahun 2023 telah terlewati. Menilik kembali ke belakang, berbagai aral mewarnai perekonomian global, yang juga berdampak pada ekonomi Indonesia. Memasuki tahun 2023, perekonomian dunia sempat diproyeksi akan mengalami pelemahan signifikan, bahkan cenderung mengarah ke resesi.

Kendati demikian, patut disyukuri bahwa ramalan tersebut tidak menjelma. Perekonomian Indonesia pun masih mampu tumbuh tangguh. Namun di lain sisi, ketidakpastian masih terus terjadi. Sebab itu, pemerintah perlu tetap waspada menjaga kondusivitas laju perekonomian ke depan.

Dunia masih bergulat
Berbagai guncangan mempengaruhi lingkungan ekonomi global 2023. Kembalinya permintaan yang tinggi pasca pandemi disertai shock dari sisi penawaran mengakibatkan melonjaknya inflasi.

Rantai pasok global terhambat akibat dilema geopolitik, termasuk merebaknya fenomena fragmentasi yang mendorong makin dalamnya praktik proteksionisme negara-negara di dunia.  Tantangan geopolitik diperparah dengan faktor perubahan iklim menyebabkan harga komoditas bergejolak yang selanjutnya memicu kenaikan inflasi.

Inflasi tinggi kemudian direspons oleh negara-negara maju dengan menaikkan suku bunga acuan. Kenaikan suku bunga tersebut di satu sisi menurunkan inflasi seiring menurunnya permintaan agregat, di samping harga komoditas energi yang juga menurun.

Tercatat sepanjang 2023, harga gas dibandingkan tahun 2022 turun sebesar 38,8%, minyak mentah 10,3%, dan batu bara bahkan turun hingga 63,8%. Sementara minyak sawit, yang juga merupakan komoditas kedua yang penting bagi perekonomian Indonesia setelah batu bara, turun 12,3%. 

Namun demikian, meskipun inflasi negara-negara maju cenderung menurun utamanya pada paruh kedua 2023, yakni setelah bulan September, bank-bank sentral negara-negara maju masih tetap mempertahankan tingkat suku bunga tinggi.

“Dengan perkembangan inflasi yang merendah ini, suku bunga tidak serta merta menurun. Banyak bank sentral masih akan mempertahankan dan menunggu beberapa saat sebelum mereka akan melakukan adjustment. Namun, situasi inflasi yang menurun ini memberi harapan tahun 2024 situasi mungkin bisa lebih baik dengan harapan suku bunga mungkin akan mengalami adjustment, terutama pada paruh kedua,” papar Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pada APBN KITA 2023, Selasa (2/1/2024).

Tingkat inflasi dan suku bunga acuan yang “higher for longer” menyebabkan pelemahan ekonomi dunia. Kondisi tersebut mendorong arus keluar modal yang meningkat dari negara berkembang dan emerging. Biaya suku bunga tinggi juga menyebabkan defisit di berbagai negara meningkat tajam.

Terbatasnya ruang fiskal negara-negara akibat pandemi menyebabkan berkurangnya kemampuan mengatasi guncangan pasca pandemi.

Di samping disrupsi rantai pasok dan volatilitas sektor keuangan, gejolak lain juga datang dari faktor alam akibat perubahan iklim seperti cuaca ekstrem dan bencana alam. Serta disrupsi teknologi dan keamanan nasional.

Dinamika situasi global tersebut menyebabkan pertumbuhan ekonomi negara-negara di dunia cenderung lemah dan tidak merata. Amerika Serikat dan Eropa menunjukkan sinyal soft landing, artinya aktivitas perekonomian menurun tapi tidak terbanting keras. Bahkan perekonomian Amerika cenderung resilien. Sementara pemulihan ekonomi China tertahan dan dihadapkan pada krisis di sektor properti.

Negara-negara berkembang dan emerging mulai pulih namun tidak cukup kuat. Negara emerging seperti Turki dan Argentina misalnya masih berjuang menstabilkan harga.

Sementara itu, kawasan ASEAN masih termasuk kawasan yang resilien dari sisi ekonomi dan mendapat posisi yang sedikit menguntungkan di tengah pertarungan geopolitik. Sehingga ASEAN bisa tetap menjadi pusat pertumbuhan.

Saat kegiatan manufaktur negara-negara kelompok G7 dan G20 melemah akibat inflasi dan suku bunga tinggi, geliat manufaktur negara-negara ASEAN relatif ekspansif, utamanya Indonesia dan Filipina. Bahkan PMI Manufaktur Indonesia bertahan di zona ekspansif 28 bulan berturut-turut dengan indeks Desember mencapai 52,2.

“Kita lihat Indonesia dengan pertumbuhan Q1, Q2, Q3 selalu di atas atau sekitar 5% itu menunjukkan pertama, resiliensi, daya tahan. Dan kedua, level kinerja yang jauh lebih baik dibandingkan banyak negara lain. Pertumbuhan GDP kita juga relatif termasuk yang teratas atau hanya 3 negara di ASEAN dan G20 yang bisa bertahan di dalam pertumbuhan di atas 5%,” ungkap Sri Mulyani.

ASEAN epicentrum of growth
“Saya meyakini bahwa ASEAN masih penting dan relevan bagi rakyat, bagi kawasan, dan bagi dunia,” ucap Presiden Joko Widodo dalam sambutannya saat membuka secara resmi kick-off Keketuaan Indonesia pada ASEAN tahun 2023 di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Minggu (29/01/2023).

Perubahan pesat lanskap global yang utamanya disebabkan oleh pergeseran geopolitik telah menciptakan pola kerja sama internasional yang terfragmentasi. Fenomena menarik rantai suplai manufaktur ke negeri sendiri atau memindahkan ke negara yang dianggap kawan pun tak terhindarkan.

Akibatnya, aliran perdagangan dan investasi global terhambat, perekonomian dunia melemah. Alhasil, terjadi disrupsi rantai pasok yang berujung pada meningkatnya risiko krisis pangan, energi, serta keuangan global.

Menyikapi peliknya konstelasi global tersebut, dan menyadari signifikansi posisi ASEAN di kancah perekonomian dunia. Indonesia tidak berdiam diri. Menggunakan kesempatan emas sebagai Ketua ASEAN 2023, Indonesia lantang mengusung tema “ASEAN Matters: Epicentrum of Growth”.

Bukan tanpa sebab Indonesia punya visi agar ASEAN jadi pusat pertumbuhan. Dalam kurun 2000-2022 ASEAN mencatatkan pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 5%, termasuk yang tertinggi di dunia. Dengan populasi mencapai 672 juta jiwa per 2022 atau 9% dari total penduduk dunia, ASEAN menyumbang kue ekonomi sebesar 6,4% dari PDB global.

ASEAN juga menjadi salah satu mitra perdagangan dan investasi yang patut dilirik. Pada 2022, total perdagangan ASEAN berkontribusi 7,7% dari total perdagangan dunia atau 17,6% dari total perdagangan Asia Timur. Sementara total investasi langsung (FDI) ASEAN menyumbang 11,6% dari total FDI dunia atau 26,7% dari total FDI Asia Timur.

Presiden juga menegaskan visi ASEAN menjadi episentrum pertumbuhan ekonomi tidak akan tersandera oleh isu Myanmar yang belum tuntas. Terlebih pertumbuhan ekonomi ASEAN di atas rata-rata dunia.

Serangkaian agenda bergulir di meja diplomasi untuk meletakkan fondasi yang kuat bagi ASEAN dalam menghadapi tantangan di masa mendatang, memastikan ASEAN menjadi pusat pertumbuhan ekonomi dunia, serta mewujudkan Indo-Pasifik sebagai kawasan yang aman dan damai.

ASEAN pun mengecam keras peningkatan aksi kekerasan di Myanmar dan menegaskan lima poin konsensus tetap menjadi acuan utama ASEAN dalam membantu penyelesaian krisis politik di Myanmar.

Sejumlah upaya lainnya untuk melindungi stabilitas kawasan juga dilakukan. Termasuk dengan mengampanyekan ASEAN Outlook on the Indo-Pacific (AOIP) atau Pandangan ASEAN tentang Indo-Pasifik kepada mitra-mitra ASEAN saat KTT. Serta mendorong akselerasi pembangunan rantai pasok kawasan melalui hilirisasi industri.

Tak hanya mengusung stabilitas kawasan, pertumbuhan kawasan yang berkelanjutan juga menjadi fokus bahasan KTT. Berbagai langkah kerja sama pembangunan ekonomi hijau, termasuk infrastruktur hijau ditempuh.

Selama kepemimpinan Indonesia, pilar-pilar penopang ASEAN untuk menjadi pusat pertumbuhan seluruhnya diperkuat.

Beberapa hasil penting KTT ke-43 ASEAN yakni mewujudkan ekosistem kendaraan listrik ASEAN, Digital Economy Framework Agreement (DEFA), ketahanan energi, implementasi Chiang Mai Initiatives dan Local Currency Transaction (LCT), ketahanan pangan, ASEAN Outlook on Indo-Pacific, dan terkait investasi dalam ASEAN Indo-Pacific Forum.

“Di forum memang saya sampaikan bahwa setiap pemimpin yang hadir punya tanggung jawab yang sama-sama besar untuk tidak menciptakan konflik baru, untuk tidak menciptakan ketegangan baru. Dan di saat yang sama kita juga punya tanggung jawab untuk menurunkan tensi yang panas, untuk mencairkan suasana yang beku, untuk menciptakan ruang dialog,” ujar Presiden Joko Widodo dalam keterangan pers seusai menutup rangkaian Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Ke-43 ASEAN di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Kamis (7/9/2023).

Lihat selengkapnya di sini: https://mediakeuangan.kemenkeu.go.id/article/show/ekonomi-indonesia-2023-racikan-tepat-kebijakan

SALURAN PENGADUAN

SALURAN PENGADUAN

Layanan Aspirasi Pengaduan Online Rakyat
sipandu-w.png
wise.png
silampari.png

Hak Cipta Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Kementerian Keuangan RI
Manajemen Portal DJPb - Gedung Djuanda I Lt. 9
Gedung Prijadi Praptosuhardo II Lt. 1 Jl. Lapangan Banteng Timur No. 2-4 Jakarta Pusat 10710
Call Center: 14090
Tel: 021-386.5130 Fax: 021-384.6402

IKUTI KAMI

Search