Johannesburg (ANTARA) - Para anggota Kelompok 20 (Group of 20/G20) telah mengakhiri pertemuan tingkat menteri keuangan dan gubernur bank sentral, yang berlangsung selama dua hari, pada Jumat (18/7). Mereka sepakat untuk memperkuat kerja sama multilateral guna mengatasi risiko-risiko yang sudah ada maupun yang sedang mengemuka terhadap ekonomi global dalam sebuah komunike bersama yang ditandatangani di Durban, Afrika Selatan.
Para pejabat G20 mendiskusikan tantangan-tantangan global, seperti konflik, ketegangan geopolitik dan perdagangan, gangguan pada rantai pasokan global, tingkat utang yang tinggi, serta cuaca ekstrem dan bencana alam yang kerap terjadi, papar komunike tersebut.
Komunike itu menyatakan bahwa para pejabat menegaskan kembali komitmen mereka terhadap kerja sama ekonomi global bahkan di tengah negosiasi yang rumit. "Sangat sulit dalam lingkungan seperti ini," kata Menteri Keuangan Afrika Selatan Enoch Godongwana, menjelaskan diskusi-diskusi yang membuat para menteri mencapai kesepakatan dan menandatangani sebuah komunike.
Departemen Keuangan Nasional Afrika Selatan dalam sebuah pernyataan menyampaikan bahwa para menteri sepakat untuk meningkatkan potensi pertumbuhan jangka panjang dengan mengejar kebijakan-kebijakan makroekonomi yang berorientasi pada pertumbuhan, sembari membangun penyangga fiskal, memastikan keberlanjutan fiskal, mendorong investasi publik dan swasta, melaksanakan reformasi yang meningkatkan produktivitas, serta menjaga independensi bank sentral untuk menjaga stabilitas harga.
"Sebuah janji baru dibuat untuk memperkuat kerja sama multilateral guna mengatasi risiko-risiko yang sudah ada maupun yang sedang mengemuka terhadap ekonomi global dan untuk mengakui pentingnya Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) dalam memajukan isu-isu perdagangan dan aturan-aturan yang telah disepakati dalam WTO," ungkap pernyataan tersebut.
Pernyataan departemen keuangan itu menyebutkan bahwa para menteri keuangan dan gubernur bank sentral G20 sepakat WTO memerlukan beberapa reformasi menyeluruh untuk meningkatkan semua fungsinya, melalui pendekatan-pendekatan inovatif, agar lebih relevan dan responsif terhadap realitas saat ini. Mereka mengatakan bahwa negara-negara berkembang memiliki utang yang tinggi dan biaya pembayaran utang yang perlu diatasi.
"Para anggota menyatakan komitmen mereka untuk mengatasi kerentanan utang di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah serta menegaskan kembali komitmen mereka untuk makin memperkuat implementasi Kerangka Kerja Bersama G20. Para anggota juga menggarisbawahi perlunya meningkatkan representasi dan suara negara-negara berkembang dalam pengambilan keputusan di bank-bank pembangunan multilateral maupun institusi-institusi ekonomi dan keuangan internasional lainnya," lanjut pernyataan tersebut.