Menggagas Peran Treasury dalam Pengembangan Ekonomi Festival
Dedi Supriadi, Kepala Seksi Pembinaan Pelaksanaan Anggaran I-D
Kantor Wilayah DJPb Provinsi Maluku Utara
Pertumbuhan ekonomi selalu menjadi salah satu indikator ekonomi yang menarik perhatian banyak ahli ekonomi dan pembuat kebijakan. Dalam tataran ilmu ekonomi, pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang menunjukkan dinamika aktivitas perekonomian masyarakat menuju kesejahteraan yang lebih baik. Bagi banyak negara, pertumbuhan ekonomi menjadi parameter utama untuk melihat bagaimana pergerakan perekonomian dapat memengaruhi penciptaan lapangan kerja, peningkatan pendapatan, dan taraf hidup masyarakat.
Urgensi variabel pertumbuhan ekonomi membuat para ekonom dan perumus kebijakan menyusun strategi, kebijakan, dan pendekatan yang tepat agar pertumbuhan ekonomi tetap terjaga dan mampu memberi dampak terhadap kesejahteraan masyarakat. Secara konseptual, pertumbuhan ekonomi itu sendiri tidak hanya tentang menambah output nasional, tetapi juga tentang inovasi, efisiensi, dan penciptaan nilai tambah. Ketiga hal tersebut perlu dilakukan yang baru untuk mempercepat pembangunan ekonomi. Merujuk data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS), sumber pertumbuhan ekonomi Indonesia pada Semester I tahun 2024 masih didominasi dari sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan, pertambangan dan penggalian, industri pengolahan, konstruksi, dan perdagangan besar dan eceran, serta reparasi mobil dan sepeda motor. Dalam konteks regional provinsi, sumber pertumbuhan ekonomi Indonesia tersebut juga menggambarkan sektor-sektor apa saja yang menjadi sumber utama pertumbuhan ekonomi regional. Bahkan beberapa daerah seperti Maluku Utara dan Sulawesi Tengah memiliki sektor pertambangan mencetak kinerja yang mengesankan. Meskipun pertumbuhan ekonomi di kedua wilayah tersebut positif, ketergantungan yang tinggi pada komoditas sumber daya alam membuat wilayah-wilayah ini rentan terhadap volatilitas harga komoditas di pasar global. Sebagai contoh, volatilitas harga nikel memunculkan ketidakpastian pendapatan bagi Maluku Utara dan Sulawesi Tengah yang bergantung pada komoditas nikel. Ketergantungan terhadap komoditas tertentu dalam pertumbuhan ekonomi tentu menjadi tantangan yang serius bagi stabilitas ekonomi regional. Kompleksitas dinamika ekonomi global yang dipenuhi ketidakpastian membuat daerah berisiko mengalami kemandekan pertumbuhan ekonomi bahkan penurunan jika tidak segera mengembangkan alternatif sumber pertumbuhan ekonomi yang baru. Melihat kondisi tersebut, sumber-sumber pertumbuhan ekonomi yang berasal dari sumber daya alam tidak lagi dapat diandalkan secara berkelanjutan. Oleh karena itu, Pemerintah bersama para pelaku ekonomi lainnya harus bahu-membahu untuk mencari alternatif sumber perekonomian lainnya yang lebih mengedepankan keberlanjutan dan mampu menciptakan banyak lapangan kerja terutama bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Pengembangan sektor jasa dan industri kreatif menjadi krusial sebagai sumber pertumbuhan ekonomi baru. Salah satu dimensi industri kreatif yang dapat menjadi solusi sumber pertumbuhan yang baru adalah ekonomi festival. Ekonomi festival adalah sebuah konsep yang memadupadankan seni, budaya, dan pariwisata untuk menciptakan nilai tambah ekonomi yang signifikan.
Konsep Ekonomi Festival Ekonomi festival merupakan sebuah konsep ekonomi yang berfokus pada penciptaan nilai tambah ekonomi melalui penyelenggaraan berbagai festival budaya, seni, musik, dan kegiatan lainnya. Berbagai negara bahkan telah menjadikan penyelenggaraan festival dan event sebagai bagian integral dari strategi pengembangan ekonomi dan salah satu bentuk soft diplomacy untuk menarik minat investasi. Selain itu, penyelenggaraan festival dan kegiatan juga menjadi sarana promosi, membangun branding daerah, menciptakan lapangan kerja, dan memperkuat identitas budaya lokal. Edinburgh Festival Fringe di Skotlandia yang dimulai pada tahun 1947 merupakan contoh sukses ekonomi festival. Saat ini, festival tersebut menjadi festival seni terbesar di dunia dan memberikan kontribusi ekonomi yang signifikan bagi masyarakat kota Edinburgh. Di Indonesia, terdapat event Festival Jazz Gunung di Bromo dan Festival Jember Fashion Carnaval, serta Tomohon International Flower Festival (TIFF) yang berhasil menarik ribuan wisatawan setiap tahunnya. Sebagai sektor yang mempunyai potensi tinggi untuk menjadi sumber pertumbuhan ekonomi yang baru, ekonomi festival akan mengakselerasi pertumbuhan ekonomi melalui beberapa cara, seperti peningkatan konsumsi lokal yang dilakukan oleh pengunjung. Peningkatan konsumsi lokal akan berdampak langsung pada peningkatan pendapatan pelaku UMKM lokal. Selain itu, ekonomi festival juga akan menciptakan lapangan kerja karena penyelenggaraan festival membutuhkan banyak tenaga kerja dan pengembangan ekonomi kreatif juga menjadi salah satu sektor yang berhubungan dengan ekonomi festival karena penyelenggaraan berbagai festival akan mendorong tumbuhnya industri-industri kreatif yang pada akhirnya akan mengakselerasi pertumbuhan ekonomi.
Potensi Ekonomi Festival di Maluku Utara Contoh wilayah dengan potensi pengembangan ekonomi festival yang tinggi adalah Maluku Utara. Setidaknya ada tiga hal yang membuat Maluku Utara mempunyai potensi besar untuk mengembangkan ekonomi festival secara lebih masif, yaitu jejak sejarah dan tradisi budaya yang kuat, keindahan alam, dan makanan khas. Sejak dulu, Maluku Utara dikenal sebagai tempat berdirinya empat kesultanan, yaitu Kesultanan Ternate, Kesultanan Tidore,
Kesultanan Bacan, dan Kesultanan Jailolo sehingga Maluku Utara juga dikenal sebagai Moloku Kie Raha. Keberadaan empat kesultanan tersebut membuat Maluku Utara mempunyai berbagai tradisi budaya dan adat istiadat yang kuat. Tidak hanya mempunyai tradisi budaya yang kuat, Maluku Utara juga mempunyai jejak sejarah yang panjang sejak era penjajahan Belanda dan Portugis. Bahkan, Maluku Utara sempat menyelenggarakan dua festival yang bernapaskan sejarah masa lalu, yaitu Festival Sail Morotai pada tahun 2012 yang mengambil romantika sejarah Perang Dunia Kedua dan Festival Sail Tidore pada tahun 2022 yang membuat masyarakat mengenang jalur pelayaran dalam mencari rempah-rempah. Bentang alam dengan kontur kepulauan membuat Maluku Utara mempunyai banyak titik wisata yang indah mulai dari pantai hingga pegunungan. Bahkan, Pulau Morotai menjadi salah satu Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) untuk mengembangkan sektor pariwisata dengan Pulau Dodola sebagai ikon utama. Jenis festival yang dapat dikembangkan di Maluku Utara antara lain festival budaya, festival musik, dan festival kuliner yang mengangkat masakan khas Maluku Utara seperti air guraka, sagu lempeng, papeda, sambal roa. Selain itu, festival sejarah sebagai sarana napak tilas kiprah Maluku Utara di masa lalu, baik pada masa kesultanan maupun Perang Dunia, juga memiliki potensi besar untuk menarik wisatawan sejarah dan penikmat budaya.
Strategi Pengembangan Ekonomi Festival Strategi yang terstruktur dan terukur diperlukan agar ekonomi festival dapat dikembangkan secara optimal dan memberikan dampak positif yang signifikan bagi perekonomian Maluku Utara. Beberapa strategi yang ditawarkan meliputi pembangunan infrastruktur dan aksesibilitas, pemberdayaan komunitas lokal, serta promosi dan branding.
Pembangunan infrastruktur dan aksesibilitas dalam bentuk pembangunan jalan, pelabuhan, dan bandara yang memadai akan memudahkan akses masyarakat ke lokasi festival. Peningkatan aksesibilitas juga perlu didukung dengan pengembangan transportasi umum yang efisien dan nyaman, serta ketersediaan sarana akomodasi yang mampu memenuhi kebutuhan wisatawan dari berbagai segmen. Komunitas lokal merupakan pemain utama dalam ekonomi festival. Oleh karena itu, pengembangan ekonomi festival membutuhkan keterlibatan secara aktif komunitas lokal. Pada aspek ini, pemerintah perlu memastikan keterlibatan masyarakat lokal dalam perencanaan dan pelaksanaan festival, baik sebagai penyelenggara, peserta, maupun penerima manfaat ekonomi. Masyarakat lokal yang menjadi pelaku UMKM juga perlu mendapatkan peningkatan kapasitas untuk memastikan mereka memanfaatkan peluang yang dihasilkan dari penyelenggaraan festival.
Strategi pemasaran yang efektif juga mempunyai peran kunci untuk meningkatkan daya tarik festival di tingkat nasional dan internasional. Pemerintah dapat bekerja sama dengan media, para influencer, artis, dan berbagai platform digital untuk mempromosikan festival secara luas. Branding yang kuat dan konsisten perlu dibangun untuk memberikan citra positif dan ciri khas bagi festival-festival yang diselenggarakan.
Peran Kebijakan Fiskal dalam Pengembangan Ekonomi Festival Dalam rangka mewujudkan strategi diversifikasi ekonomi dengan menjadikan ekonomi festival sebagai sumber pertumbuhan ekonomi regional yang baru, otoritas kebijakan fiskal
regional mempunyai peran yang sangat penting. Sebagai representasi kebijakan fiskal Pemerintah Pusat di regional, Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan (Kanwil DJPb) dapat menjalankan tugas dan fungsinya sebagai Treasurer, Regional Chief Economist, and Financial Advisor (TREFA) untuk mendukung pengembangan ekonomi festival.Peran Treasurer diwujudkan dengan melakukan akselerasi belanja pada sektor-sektor yang berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi festival seperti sektor infrastruktur, pariwisata, UMKM, ekonomi kreatif, dan pendidikan serta sektor lainnya. Pada satuan kerja yang mengelola anggaran untuk sektor-sektor tersebut, Kanwil DJPb dapat melakukan monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan anggaran serta pendampingan untuk meningkatkan kapasitas kompetensi pengetahuan para pengelola keuangan serta komitmen satuan kerja untuk melakukan pelaksanaan kegiatan secara berkualitas. Peran sebagai Regional Chief Economist dilakukan melalui penyusunan berbagai kajian dan analisis tentang ekonomi regional yang mengungkap potensi ekonomi festival dan bagaimana
belanja pemerintah pusat dapat memberikan dampak signifikan dalam pengembangan ekonomi festival. Hasil analisis dan kajian tersebut dapat menjadi acuan rekomendasi kebijakan fiskal kepada daerah yang ingin mengembangkan ekonomi festival.
Peran Kanwil DJPb yang tidak kalah pentingnya adalah Financial Advisor. Melalui peran ini, Kanwil DJPb dapat connect the dots antara para Kuasa Pengguna Anggaran Satuan Kerja Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah dalam bentuk forum komunikasi. Saat ini telah terbentuk Forum Komunikasi Pengelola Keuangan Negara (FKPKN), tetapi forum tersebut perlu memperluas segmentasinya. FKPKN tidak hanya terdiri dari unit eselon I Kementerian Keuangan, Perwakilan Bank Indonesia, dan Pemerintah Daerah saja, tetapi juga melibatkan para Kuasa Pengguna Anggaran Satuan Kerja Pemerintah Pusat sehingga terbentuk FKPKN+. Melalui FKPKN+,Kanwil DJPb dapat menginisiasi penyelarasan perencanaan dan pelaksanaan anggaran antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dan membahas strategi pengembangan ekonomi festival serta pembagian peran tiap-tiap pihak dalam pelaksanaan strategi tersebut.
Disclaimer
Tulisan ini merupakan opini pribadi penulis dan tidak mewakili pandangan organisasi