Setiap manusia akan kembali kepada Allah. Baik dengan cara yang baik (husnul khotimah) maupun dengan cara tidak baik (suul khotimah). Sebuah keniscayaan bahwa semua yang pernah hidup akan mengalami fase kematian. "Kullu nafsin daaiqotul maut" Semua yang bernyawa pasti akan mengalami kematian. KPPN Parepare menyelenggarakan Bintal, 21 Juli 2022 dalam rangka mengingatkan akan fase kematian dan dapat bertindak tepat jika ada yang mengalami kematian di sekitar.
Agama Islam mengajarkan, tentang hubungan muamalah yang harus diperhatikan. Ketika ada yang sakit, maka kita diminta untuk menjenguk. Jika ada yang meninggal, kita diminta untuk menghadiri pemakaman. Bahkan saat seseorang dalam kondisi sakaratul maut, kita diminta untuk mentalqinkan (membisikkan kalimat tauhid pada telinga nya).
Makna mentalqinkan sendiri adalah membantu yang sedang sakaratul maut agar kembali mengingat Allah dan dapat dituntun dengan melafazkan tauhid. Ustadz Mujahid Nurdin selaku penceramah di acara Bintal KPPN Parepare mengatakan tentang pentingnya mentalqinkan seseorang yang berada pada kondisi sakaratul maut.
Ustadz melanjutkan bahwa setelah seseorang meninggal, hal yang harus dilakukan terhadap jenazah adalah memandikan, mengkafani, mensholatkan dan menguburkan jenazah tersebut. Kewajiban kita merawat jenazah tersebut disesuaikan dengan jenis kelaminnya. Jika laki-laki maka yang merawat adalah laki-laki pula, demikian sebaliknya.
Memandikan jenazah dilakukan terhadap jenazah yang mati bukan karena mati syahid. Jika mati syahid, maka seluruh yang dikenakan berupa pakaian dan lain lain adalah saksi atas kesyahidannya. Sehingga dibiarkan saja melekat pada jenazah. Perawatan/penyelenggranaan jenazah dilakukan pada seseorang yang meninggal sebagaimana umumnya.
Memandikan jenazah dimulai dengan mencuci bagian-bagian yang biasa dibasahi saat berwudhu. Kemudian mulai disiramkan dari mulai kepala dan kemudian ke bawah hingga kaki. Kemudian diberikan sabun, rambutnya dikeramas, dan diperhatikan lubang-lubang seperti hidung, telinga dan lain-lain.
Selanjutnya, dalam mengkafani jenazah, hal yang disiapkan adalah kain kafan. Siapkan kain kafan berlapis dua diposisikan dibawah jenazah, kemudian kain jilbab, baju dan rok buat jenazah perempuan. Setelah di tutup, kain bagian kepala diikat dan juga bagian kaki. Pada saat dimakamkan, sebelum dikuburkan (ditutup tanah) ikatan di kepala dan kaki dibuka, dan jenazah dimiringkan menghadap kiblat.
Setelah proses pemakaman selesai, maka hendaknya dilantunkan doa oleh seluruh pelayat yang hadir. Dengan doa-doa tersebut, diharapkan dosa-dosa diampuni, seluruh amalan diterima, dan diberikan tempat yang layak disisi-Nya. Doa yang sering dilantunkan antara lain adalah “Allahumagfirlahaa warhamhaa wa afiihi wa’fuanha”, doa bagi jenazah perempuan. Semoga Allah menunjuki kita semua jalan yang lurus dan mengkaruniai seluruh pegawai Kementerian Keuangan dengan akhir yang baik (husnul khotimah). Aamiin