SEKAYU – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diselenggarakan oleh Satuan Pendidikan Penyedia Gizi (SPPG) Sekayu, Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), telah berjalan sukses sejak diluncurkan pada 13 Januari 2025. Hingga saat ini, sebanyak 3.075 siswa dari 9 sekolah di Sekayu telah menerima manfaat dari program ini.
Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Tipe A2 Sekayu melakukan kunjungan ke SPPG Sekayu pada Selasa (22/4/2025) untuk memantau perkembangan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di wilayah kerja KPPN Sekayu. Kepala SPPG Sekayu, Oking Candra, menjelaskan bahwa MBG diberikan kepada siswa dari jenjang TK, SD, hingga SMP. "Kami melayani 3 sekolah TK, 5 sekolah SD, dan 1 sekolah SMP. Proses distribusi berjalan dengan baik berkat dukungan berbagai pihak," ujarnya saat ditemui di kantornya, Selasa (22/4/2025).
Dukungan Sumber Daya dan Mitra UMKM
Dalam pelaksanaannya, SPPG Sekayu dibantu oleh satu ahli gizi dan satu akuntan yang digaji langsung oleh Badan Gizi Nasional (BGN). Selain itu, pihaknya bermitra dengan UMKM setempat, yakni catering Essayer, untuk menyiapkan makanan bergizi.
Biaya operasional MBG mencapai Rp28 juta per hari, dengan rincian:
• TK: Rp8.000 (makanan) + Rp5.000 (operasional) = Rp13.000/siswa.
• SD & SMP: Rp10.000 (makanan) + Rp5.000 (operasional) = Rp15.000/siswa.
Pembayaran dilakukan dengan sistem reimbursement, di mana mitra UMKM menanggung biaya terlebih dahulu sebelum diajukan pengembalian dana ke BGN setiap minggu.
Mekanisme Pengiriman dan Pemilihan Sekolah
Untuk memastikan makanan sampai dalam kondisi baik, pengiriman dibagi dalam dua sesi:
• Pukul 08.30 WIB untuk siswa TK.
• Pukul 11.00 WIB untuk siswa SD dan SMP.
Pemilihan sekolah penerima MBG diprioritaskan yang berlokasi dekat dengan dapur produksi, dengan jarak maksimal 1 km. Hal ini bertujuan untuk mempermudah distribusi dan menjaga kualitas makanan.
Dukungan Berbagai Pihak dan Tantangan yang Dihadapi
Pelaksanaan MBG di Muba diawasi oleh berbagai instansi, termasuk Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, serta Kodim Muba sebagai bapak asuh. "Alhamdulillah, program ini berjalan lancar tanpa keluhan dari siswa maupun orang tua," kata Oking.
Namun, beberapa kendala masih dihadapi, antara lain:
1. Keterlambatan reimbursement untuk honor bulan Maret yang masih dalam proses.
2. Gangguan pasokan bahan makanan akibat banjir pada April, meski masih bisa diatasi.
3. Penurunan penjualan kantin sekolah karena siswa lebih memilih MBG.
Meski demikian, SPPG Sekayu optimis program ini akan terus berjalan efektif guna mendukung asupan gizi anak sekolah di Muba.