Jl. Prof. M. Yamin No. 77 Kab. Sijunjung

Menyambung Asa di Tengah Pandemi Melalui Pembiayaan UMi

Ditulis oleh: Aditya Pratama Sony (Seksi Bank - KPPN Sijunjung)

 

SEMILIR angin sesekali menyapa kami di tengah terik yang menerpa di sepanjang perjalanan menuju Kabupaten Dharmasraya. Suatu situasi yang cukup berlawanan karena biasanya di awal November Ranah Minang diselimuti oleh awan mendung menyambut musim hujan. Maksud kami menyambangi kabupaten yang dulunya merupakan ibu kota dan pusat kerajaan Melayu ini ialah melakukan survei dengan salah satu debitur pembiayaan Ultra Mikro sekaligus meninjau kebermanfaatannya bagi beliau melalui survei endline. Dalam rangka mengukur Nilai Ketepatan Data (NKD) pembiayaan yang merupakan perpanjangan dari program bantuan sosial  yang menyasar usaha mikro lapisan bawah yang belum bisa difasilitasi perbankan melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR) ini, diperlukan analisa yang riil dan eksak dari penjumlahan survei baseline yang sebelumnya sudah kami lakukan pada tahun 2020 dan survei endline ini.

Adalah Bapak Misnadi, pria paruh baya yang bergerak di bidang usaha bengkel kendaraan bermotor untuk menyambung hidup keempat anggota keluarganya. Usaha bengkel bernama Nadi Motor  yang telah dijalani Bapak Misnadi selama 2 (dua) tahun ini sepenuhnya berasal dari modal bersama dengan SMKN 1 Koto Baru yang berlokasi tepat di belakang Nadi Motor di Jl. Pinang Gadang. Koto Baru, Kabupaten Dharmasraya.

 

Bapak Misnadi

Lantas, sejak kapan Bapak Misnadi mulai menggunakan pembiayaan ultra mikro untuk mengembangkan usaha beliau? Turut sertanya Bapak Misnadi dalam pembiayaan ultra mikro ini bermula dari salah satu petugas pemasar dari LKBB (Lembaga Keuangan Bukan Bang) lebih tepatnya PT. Pegadaian Kabupaten Dharmasraya yang berkunjung ke bengkel Bapak Misnadi untuk servis mobil di tahun 2019. Ternyata perbincangan Bapak Misnadi dengan petugas pemasar PT. Pegadaian kala itu menggugah ide beliau untuk mengembangkan usaha bengkel melalui pembiayaan ultra mikro. Bapak Misnadi pun mulai menetapkan akad terhadap pembiayaan ultra mikro perorangan pada tanggal 11 Oktober 2019 sebesar  Rp. 8.000.000,- dengan 24 (dua puluh empat) periode pembayaran di PT. Pegadaian.

Dua tahun telah berlalu sejak pembiayaan pertama Bapak Misnadi, lalu bagaimanakah dampak yang dirasakan beliau setelah turut serta dalam pembiayaan usaha ekonomi mikro? Berdasarkan review baseline yang telah dilaksanakan KPPN Sijunjung tahun 2020 lalu, tercatat Bapak Misnadi memiliki rata-rata omset harian sebesar Rp. 500.000,- dengan enam hari kerja dalam satu minggu. Sedangkan review endline yang dilaksanakan KPPN Sijunjung tahun ini menunjukkan bahwa beliau mengalami penurunan rata-rata omset seharian sebesar Rp. 300.000,- yang berarti Bapak Misnadi mendapatkan keuntungan harian sebesar Rp. 200.000,- setiap harinya dengan hari kerja yang sama dalam seminggu.

Timbul pertanyaan di benak kami kenapa setelah adanya pembiayaan ultramikro dari PT. Pegadaian untuk Bapak Misnadi malah terjadi penurunan omset harian? Padahal seharusnya pengembangan usaha Bapak Misnadi dapat berjalan lancer-lancar saja sehingga beliau dapat menabung lebih banyak lagi. Setelah dilakukan wawancara lagi sekarang, Bapak Misnadi justru tidak memiliki tabungan sama sekali di rekening beliau. Hal yang kontradiktif jika dibandingkan antara survei baseline dengan survei endline Bapak Misnadi yang mengalami pengurangan dalam tanggungan karena berkurangnya jumlah anggota keluarga yang tinggal di rumah yang berarti Bapak Misnadi seharusnya memiliki probabilitas yang lebih besar lagi dalam menabung.

Seperti yang sudah kita ketahui, pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia sejak tahun 2020 hingga sekarang mengakibatkan dampak negatif yang sangat signifikan di berbagai bidang termasuk ekonomi. Tidak sedikit usaha besar maupun kecil yang mengalami penurunan omset bahkan terpaksa harus gulung tikar karena terdampak penyebaran virus yang menjadi pandemi global hingga saat ini. Pak Misnadi merupakan salah satu pengusaha yang terdampak dengan adanya pandemi Covid-19 di Indonesia ini. Regulasi PPKM membuat laju perekonomian Pak Misnadi semakin lesu sementara beliau masih harus tetap membiayai anggota keluarga yang menjadi tanggungannya. Fokus pembiayaan ultra mikro Bapak Misnadi yang awalnya ditujukan untuk pengembangan usaha bengkel beliau kini malah dialih prioritaskan untuk membiayai kehidupan sehari-sehari beliau dan keluarga. Tak cukup dari omset sehari-hari, dengan berat hati Bapak Misnadi juga terpaksa menggunakan tabungan beliau untuk membiayai penghidupan sehari-hari yang juga sudah ditekan dalam pengeluarannya walaupun juga tetap terjadi peningkatan rata-rata biaya pengeluaran untuk listrik karena kebijakan sekolah online dan work from home yang tentunya menguras lebih banyak daya listrik.

Walaupun demikian, Bapak Misnadi sendiri mengakui bahwa pembiayaan ultramikro dari PT. Pegadaian Kabupaten Dharmasraya ini sangat membantu beliau untuk tetap survive di situasi pandemi dalam menjalankan usaha dan membiayai keluarga beliau. Bapak Misnadi berharap dengan semakin pulihnya keadaan Indonesia terutama Kabupaten Dharmasraya melawan pandemic Covid-19 ini dapat menaikkan kembali laju omset usaha beliau agar bisa normal lagi dan bisa mengajukan kembali pembiayaan ultramikro dengan fokus pengembangan usaha. Kami dari KPPN Sijunjung juga berharap para pelaku ekonomi di Indonesia, tidak hanya Bapak Misnadi dapat bangkit kembali demi kesejahteraan bersama dalam mewujudkan program prioritas nasional yang juga merupakan tugas kami sebagai aparatur negara. Semoga. Aamiin Ya Robbal Alamin. (editor)

Peta Situs   |  Email Kemenkeu   |   FAQ   |   Prasyarat   |   Hubungi Kami

Hak Cipta Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Kementerian Keuangan RI
Manajemen Portal DJPb - Gedung Prijadi Praptosuhardo II Lt. 1
Jl. Lapangan Banteng Timur No. 2-4 Jakarta Pusat 10710
Call Center: 14090
Tel: 021-386.5130 Fax: 021-384.6402

IKUTI KAMI

 

        

 

PENGADUAN

 

Search