Boleh Lelah, Tapi Jangan Menyerah

"Boleh lelah, tapi jangan menyerah."

Deg. Aku tertegun. Semangat menggebu bapak ini membuatku tergugu.

Usianya sudah renta. Namun, semangat dan perjuangannya, bisa jadi kita kalah.

"Namanya aja usaha, Mas. Kadang rame, kadang juga sepi. Disyukuri aja. Allah udah atur rezeki kita. Allah akan liat ikhtiar kita."

Aku pun hanya tertunduk malu mendengar ucapannya.

Tangannya yang sudah tidak setangkas dulu, sibuk menyiapkan soto mie pesananku. Terlihat tangannya gemetar memegang mangkuk.

Ia pun menyerahkan semangkuk soto mie kesukaanku.

“Silakan, Mas dinikmati. Moga rasanya cocok," ujar Bapak penjual soto mie yang tak lepas dari topi koboi warna hitamnya. Selepas itu, Bapak tadi terlihat bergegas ke musholla yang ada di sampingku. Diam-diam kuperhatikan. Ia rogoh saku celananya dan memasukkan beberapa lembar uang ke dalam kotak infak musholla di depan pintu. Selanjutnya, ia menuju ke tempat wudhu. Pandanganku tak lepas dari bapak tersebut. Terlihat ia menunaikan salat.

Kuhabiskan soto mie yang menggugah selera. Nikmat rasanya. Tak kalah dengan soto-soto mie yang berjajar di pusat kuliner atau yang ada di dalam mall-mall Jakarta.

Tak lama, bapak tadi sudah kembali duduk di dingkliknya.

"Pak, maaf. Kan, jualan Bapak belum laku semua. Kok saya lihat, Bapak memasukkan uang ke dalam kotak infak musholla tadi." Aku penasaran ingin mengetahui jawaban bapak tersebut.

"Mas, berarti kita gak percaya ma Allah dong, yang udah mengatur rezeki kita. Saya bersedekah karena ingin, agar Allah rida. Mungkin, dalam hati saya terbersit riya', karena merasa usaha saya maksimal. Padahal belum optimal dengan tawakal. Plus syukur dan sabar."

Duh, bapak ini membuatku bertambah malu. Aku yang merasa kerja dengan gaji yang lumayan, sering sekali tidak merasa bersyukur. Masih saja mengeluh tidak cukup.

Terima kasih Bapak, atas nasihatnya malam ini, ujarku dalam hati. Soto mie pun segera kuhabiskan. Lalu kuambil lembaran uang berwarna merah dari dompetku dan kuserahkan ke bapak penjual soto mie tadi.

"Pak, terima kasih ya, soto mie- nya enak banget. O, ya ini ya uangnya. Kembaliannya buat Bapak, ya. Terima kasih sudah menyadarkan saya."

Bapak tersebut hanya tertegun. Ia pandangi mukaku seakan tidak percaya.

Aku beranjak menuju musholla. Kumasukkan uang ke dalam kotak infak selanjutnya bergegas menuju motor yang kuparkir di depan musholla dan menghidupkan motorku.

Peta Situs   |  Email Kemenkeu   |   FAQ   |   Prasyarat   |   Hubungi Kami

Hak Cipta Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Kementerian Keuangan RI
Manajemen Portal DJPb - Gedung Djuanda I Lt. 9
Gedung Prijadi Praptosuhardo II Lt. 1 Jl. Lapangan Banteng Timur No. 2-4 Jakarta Pusat 10710
Call Center: 14090
Tel: 021-386.5130 Fax: 021-384.6402

IKUTI KAMI

 

PENGADUAN

 

 

Search