Energi Kebaikan

Malam itu, aku baru saja tiba di rumah dinas. Rasa penat yang mendera, membuatku ingin segera merebahkan diri. Kuletakkan gawaiku, di sisi tempat tidur. Tiba-tiba, terdengar nada dering gawai yang menandakan terdapat notifikasi whatsapp yang masuk. Dengan agak malas, kuraih gawaiku dan mencoba membuka isi whatsapp yang masuk. Terlihat nomor yang belum kukenal.

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Pak, saya Arif Surahman. Anak kecil yang pernah Bapak tolong waktu Bapak bertugas di SingarajaMasih ingat kan, Pak?”

Kulihat foto profil dari nomor whatsapp tersebut. Ya, wajah itu pernah kukenal. Ingatanku langsung melayang pada peristiwa tahun 2005. Saat aku masih bertugas di KPKN Singaraja.

Aku pun segera beranjak dari tempat tidur. Tidak disangka. Anak kecil yang pernah menangis sesenggukan di teras rumah kontrakanku, bisa berjumpa kembali walau hanya lewat percakapan whatsapp. Waktu itu, Arif kecil masih duduk di bangku SD kelas V.

“Kamu kenapa menangis? Ada yang bisa saya bantu, Dik?” tanyaku sambil kuparkir motorku.

“Bapak saya sakit keras. Nafasnya tersengal-sengal. Ibu saya jadinya nangis terus,” Arif menjelaskan dengan terbata-bata. Tangan kanannya mengusap-usap matanya yang banjir air mata.

Mendengar cerita tersebut, aku segera mendatangi rumah kontrakan orang tua Arif yang tidak terlalu jauh dari rumah kontrakanku. Melihat kondisi ayahnya Arif yang terbaring lemas dengan nafas yang tersengal, spontan aku langsung keluar mencari kendaraan untuk membawanya ke rumah sakit terdekat. Selama di perjalanan,  aku lafalkan dzikir tanpa henti. Alhamdulillah setiba di RSUD, langsung segera mendapatkan penanganan. Selang tiga hari kemudian, ayahnya Arif  bisa pulang kembali ke rumah.

Penasaran dengan kondisinya saat ini, segera kujawab chat tersebut.

Wa’alaikumussalam. O, iya.  Saya masih ingat. Gimana kabarmu? Ngomong-ngomong, dapat nomor HP saya darimana?”

Alhamdulillah baik, Pak. Saya dapat nomor ini dari kantor DSM.”

Ya, di tahun itu aku bersama teman-teman di Gedung Keuangan Negara (GKN) Singaraja punya misi ingin menebar kebaikan di tempat kami mengabdi. GKN Singaraja saat itu terdiri dari Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara (KPKN), Kantor Pelayanan Pajak (KPP), Kantor Pelayanan PBB (KP PBB), dan Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL). Saat itu aku diamanahi oleh teman-teman untuk mengelola dana zakat dan sedekah dari seluruh pegawai GKN Singaraja. Karena jumlah dana yang dikelola cukup besar, kami bekerja sama dengan Lembaga Amil Zakat (LAZ) Dompet Sosial Madani (DSM) Bali untuk menyalurkannya. GKN Singaraja ditunjuk sebagai salah satu Unit Pengelola Zakat (UPZ). Melalui sinergi ini beberapa program pemberdayaan bagi warga kurang mampu banyak dilahirkan. Salah satunya adalah pemberian bea siswa dan bimbingan kepada siswa yang tidak mampu. Salah satunya adalah Arif Surahman.

“Saya ingin ucapkan terima kasih ke Bapak. Saat ini saya sudah bekerja di perusahaan percetakan. Alhamdulillah saya juga memiliki usaha percetakan untuk menampung anak-anak yang tidak mampu, seperti saya saat masih kecil. Seperti yang pernah Bapak ajarkan ke saya, untuk beramal baik. Saya tidak bisa menghapus jasa baik Bapak ke saya dan keluarga. Saya tidak bisa memberikan apa-apa. Entah jadi apa saya saat itu. Saat itu ayah dan ibu sedang putus asa. Hanya Allah yang bisa balas kebaikan BapakSaya hanya bisa mendoakan Bapak beserta keluarga selalu diberi kesehatan, kelapangan rezeki, dan dimudahkan segala urusannya. Aamiin

Masya Allah. Saya terharu membaca chat-nya. Arif Surahman. Anak kecil yang pernah dibantu biaya pendidikannya dan setiap pekan kami berikan bimbingan telah menularkan kebaikan. Pun dengan orang tuanya yang kami bantu modal untuk usaha. Pak Ali nama ayahnya. Sehari-hari ia berjualan jamu keliling dengan sepeda tuanya.

Arif pun melanjutkan chat-nya. “Alhamdulillah sekarang saya sudah bisa belikan orang tua saya rumah. Bapak pasti masih ingat kondisi rumah kontrakan orang tua saat itu. Ini saya kirimkan foto rumah kontrakan orang tua yang dahulu dan saat ini.”

Sesaat kemudian, nampak di layar gawaiku, foto rumah yang kumuh dan tidak layak huni. Rumah yang terbuat dari kayu-kayu yang sudah lapuk dan ditutupi kain seadanya. Atapnya terbuat dari seng yang sudah berkarat. Di rumah itulah terkadang aku bersama teman-teman GKN Singaraja sering berkunjung, bersilaturahmi sekaligus memberikan bantuan. Tak lama kemudian, tampil foto rumah yang terlihat sederhana namun lebih cantik dan rapi. Sepertinya baru selesai dibangun.

“Masya Allah..,” gumamku dalam hati. Aku merasa tercekat. Lidahku kelu. Aku benar benar terharu dengan perkembangannya. Akhinya, aku pun membalas chat-nya kembali.

Masya Allah..Arif. Saya terharu. Saya merasa ikut senang dan bangga.”

Di layar gawaiku terlihat Arif sedang mengetik. Tak lama, chat-nya muncul.

Terima kasih, Pak. Sekarang Bapak tugas dimana? Kapan Bapak berkunjung ke Singaraja kembali? Kami merindukan kehadiran Bapak. O, ya beberapa anak yang Bapak berikan bantuan dan bimbingan, saat ini pun sudah bekerja. Hanya saya sudah lama tidak berjumpa dengan mereka karena mereka bekerja di Denpasar.”

Aku pun hanya menjawab singkat.”Insya Allah. Apabila ada waktu dan kesempatan, saya ingin ke Singaraja, bersilaturahmi dengan saudara-saudara saya di sanaSaat ini saya bertugas di Tanjung Selor, Kalimantan Utara

Saya doakan Bapak selalu diberikan kesehatan dan kemudahan dimana pun Bapak bertugas. O, ya saya tunggu kedatangan Bapak di sini.”

Obrolan via whatsapp pun terhenti. Kembali aku merebahkan diri sambil menerawang membayangkan wajah anak-anak kecil yang pernah kubimbing dan saat ini tentunya mereka semua telah tumbuh dewasa. Mendengar mereka semua telah sukses, hati ini begitu bahagia. Bertambah kebahagiaan itu tatkala ada yang pernah kubimbing dan menularkan kebaikan kepada orang lainnya.

Tak henti-hentinya mulut ini mengucap puji syukur ke hadirat Sang Pencipta. Benarlah nasihat yang pernah saya dengar dari orang tuaku bahwa kebaikan, walaupun sederhana dan kecil, memiliki kekuatan yang dahsyat. Kekuatannya adalah mengetuk hati nurani orang. Kebaikan menyentuh hati orang yang menerima kebaikan. Semakin ikhlas kita melakukan kebaikan, semakin besar energinya terpancar dan semakin kuat dampaknya bagi sesama.

 

Peta Situs   |  Email Kemenkeu   |   FAQ   |   Prasyarat   |   Hubungi Kami

Hak Cipta Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Kementerian Keuangan RI
Manajemen Portal DJPb - Gedung Djuanda I Lt. 9
Gedung Prijadi Praptosuhardo II Lt. 1 Jl. Lapangan Banteng Timur No. 2-4 Jakarta Pusat 10710
Call Center: 14090
Tel: 021-386.5130 Fax: 021-384.6402

IKUTI KAMI

 

PENGADUAN

 

 

Search