"Anyone who stops learning is old, whether at twenty or eighty. Anyone who keeps learning stays young."-(Anonymous).
Berkaca pada kata-kata bijak tersebut, bertempat di Ruang Rapat Direktorat Pengelolaan Negara, Direktorat Pengelolaan Kas Negara mengadakan kegiatan Focused Group Discussion: Fixed Income Risk and Portfolio Management. Dalam kegiatan yang berlangsung pada tanggal 27 Februari 2020 ini dihadirkan narasumber Bapak Adi Vithara Purba, FRM., seorang peneliti pada Finance Research Institute dan Dosen Jurusan Manajemen pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia.
FGD Fixed Income Risk and Portfolio Management ini merupakan kelanjutan dari rangkaian kegiatan pengembangan SDM Treasury Dealing Room dimana sehari sebelumnya telah diadakan Analyst Meeting dengan Chief Economist Perbankan. FGD ini bertujuan untuk mengenalkan jenis-jenis risiko obligasi, bagaimana mengukur dan mengelola portofolio obligasi yang dimiliki oleh Treasury Dealing Room dalam rangka pengelolaan kas negara yang optimal. Materi yang diajarkan meliputi Valuasi Obligasi, Term Structure, Risiko Obligasi, Pengukuran Perubahan Harga Obligasi dan Strategi Portofolio.
Valuasi obligasi bertujuan mengetahui nilai hari ini atas arus kas (nilai pokok dan bunga) di masa mendatang; dan dapat menentukan required yield atas obligasi sehingga mendapatkan harga beli/jual obligasi yang wajar. Metode valuasi obligasi yang digunakan antara lain Yield to Maturity (YTM), Spot Rates, Zero Coupon Yield Curve (ZCYC) yang termasuk di dalamnya metode Nelson-Siegel-Svensson dan terakhir metode Foward Rates. Metode yang biasa digunakan pelaku pasar adalah YTM sedangkan yang digunakan oleh Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) dalam menghitung harga acuan obligasi adalah spot rates.
Dalam Term Structure, terdapat tiga teori utama yaitu Expectation Theory, Liquidity Preference Theory dan Market Segmentation Theory. Karakteristik Term Structure diantaranya ekspektasi rates jangka pendek tergambar pada yield curve dan yield curve menggambarkan hubungan yield dengan waktu jatuh tempo. Sedangkan yield curve sendiri terdiri dari tiga model yaitu Normal yield curve/ upward sloping yield curve, Inverted yield curve/ downward sloping yield curve dan Flat yield curve.
Risiko obligasi antara lain risiko suku bunga, risiko yield, risiko reinvestasi, risiko kredit, risiko likuiditas dan risiko inflasi. Penentuan besaran risiko obligasi dilakukan dengan menghitung default free rate dan sovereign risk.
Metode pengukuran perubahan harga obligasi dapat dilakukan dengan menghitung durasi dan convexity. Durasi digunakan untuk mengukur sensitifitas harga obligasi akibat perubahan suku bunga, sedangkan convexity mengukur curvature yang menggambarkan hubungan harga dan yield obligasi.
Strategi portofolio dalam manajemen keuangan dikelompokkan dalam dua strategi portofolio yang meliputi obligasi yaitu strategi portofolio aktif dan pasif. Strategi portofolio aktif mempertimbangkan interest-rate anticipation dan melihat potential total return. Strategi portofolio akan diubah berdasarkan sensitivitas portofolio terhadap suku bunga, mengubah durasi portofolio atau mengganti obligasi lama dengan obligasi baru yang sesuai target durasi yang ingin dicapai; dan menjadikan harga obligasi di dalam portofolio sebagai sumber utama return. Strategi portofolio pasif menggunakan metode ‘imunisasi” yaitu dengan membentuk portofolio obligasi yang memiliki durasi yang sama dengan durasi dari target kewajiban/ target portofolio investasi.
Kegiatan ini ditutup oleh Kepala Subdit Kebijakan TDR dan Manajemen Risiko, Bapak Izharul Haq. Dalam closing speech-nya, beliau mengharapkan agar apa yang diperoleh para peserta dari FGD ini mampu menjadi acuan dalam rangka menyempurnakan dan mengembangkan proses bisnis yang selama ini dilakukan di lingkup Treasury Dealing Room Direktorat Pengelolaan Kas Negara.
Teman-teman tertarik mempelajari lebih lanjut? Silahkan klik link berikut ini:
Fixed_Income_Risk_and_Portfolio_Mangement.pdf
(NFW/KAW)