Denpasar, 26 Juli 2024 – Pada triwulan II 2024, perekonomian Bali mampu tumbuh 5,36% (y-on-y) di antaranya didorong oleh peningkatan transaksi keuangan serta tumbuhnya kunjungan wisman dari Januari-Juni 2024 telah melebihi jumlah wisman sebelum masa Pandemi (Januari-Juni 2019). Dari sisi inflasi, inflasi Bali pada Juli 2024 juga masih terjaga pada rentang target 2,5±1%, tercatat pada angka 2,53%. Hal ini tentu saja berimplikasi positif terhadap kinerja APBN. Dari sisi pendapatan, sampai dengan 31 Juli 2024, Pendapatan Negara di Bali telah terkumpul sebesar Rp12,22 triliun atau tumbuh 22,9% (y-on-y) dibandingkan periode yang sama pada tahun 2023. Hal ini didukung dengan penerimaan pajak yang mampu tumbuh 27,08% (y-on-y) mencapai Rp9,31 triliun atau 64,39% dari target. Pertumbuhan tertinggi penerimaan pajak terdapat pada sektor penyediaan akomodasi dan makan minum yang tumbuh impresif mencapai 62,60% dengan kontribusi 15,33% terhadap penerimaan pajak di Bali. Penerimaan Negara juga didukung dengan penerimaan Bea dan Cukai, mencapai Rp694,01 miliar, tumbuh 25,10% (y-on-y), yang dikontribusikan oleh penerimaan Cukai Minuman Mengandung Etil Alkohol (MMEA) 85,56%, Bea Masuk 12,62% dan Cukai Hasil Tembakau 1,64%. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) di Bali juga masih tumbuh 10% (y-on-y) dengan nilai perolehan sebesar Rp2,76 triliun atau 71,6% dari target PNBP 2024, yang salah satunya didukung oleh PNBP Aset, Piutang Negara, dan Lelang senilai Rp31,31 miliar (64,46% dari target).
Kinerja Belanja Negara di Bali sampai dengan 31 Juli 2024 juga cukup baik, tumbuh 9,9% (y-on-y) dengan realisasi sebesar Rp13,4 triliun atau 55,8% dari pagu. Realisasi ini terdiri dari Belanja Kementerian/Lembaga (Belanja K/L) sebesar Rp6,4 triliun dan Belanja Transfer ke Daerah (TKD) Rp7 triliun. Sementara itu, kinerja APBD juga menunjukkan perbaikan. Realisasi Pendapatan Daerah seluruh Pemda di Bali s.d. 31 Juli 2024 mencapai Rp16,04 triliun atau 51,32% dari target pendapatan, tumbuh 14,43% secara y-on-y. Komposisi Realisasi Pendapatan Daerah didominasi oleh Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar Rp8,93 triliun atau dengan porsi 55,67% dari total Pendapatan Daerah, sedangkan 44,30% atau Rp7,1 triliun dari Pendapatan Daerah berasal dari dana transfer, dan 0,03% atau Rp4,39 miliar dari Lain-Lain Pendapatan Daerah. Sementara itu, realisasi Belanja Daerah mencapai Rp14,82 triliun (45,42% dari pagu), tumbuh 14,59% y-on-y.
Selanjutnya, dalam rangka mendorong kinerja sektor usaha, pemerintah memperluas akses pembiayaan terutama bagi UMKM melalui Kredit Program. Kredit Program di Bali terdiri dari Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan Pembiayaan Ultra Mikro (UMi). Pada KUR, Pemerintah menanggung sebagian bunga yang ditanggung oleh debitur dalam bentuk subsidi bunga. Total penyaluran Kredit Program di Provinsi Bali s.d. 31 Juli 2024 mencapai Rp6,86 triliun untuk 87.677 debitur. Penyaluran KUR masih didominasi oleh KUR skema Mikro (dengan nilai kredit di atas Rp10 juta s.d. Rp100 juta) yang mencapai Rp4,3 triliun kepada 73.317 debitur. Berdasarkan sektor usahanya, penyaluran kredit program s.d. 31 Juli 2024 masih didominasi oleh sektor perdagangan besar dan eceran (42,44%), sektor pertanian (17,07%), dan sektor Industri Pengolahan (12,65%).
Selain itu, untuk mendukung UMKM Bali, Kemenkeu Satu Bali pada Selasa, 16 Juli 2024 telah menyelenggarakan FGD yang dihadiri 182 UMKM dengan tema “Strategi Mensiasati Biaya Logistik dalam Membuka Pasar Baru dan Meningkatkan Ekspor bagi Pelaku UMKM” dengan narasumber Ayu Wulan Sagita selaku Atase Perdagangan Indonesia di Hong Kong, Chairun Rezki selaku Head of Branch Bali dan Nusa Tenggara DHL Express, Michael Lorenti selaku Direktur Sensatia Botanicals dan Mr. Max The selaku Hong Kong Federation International Commerce.
Selanjutnya, salah satu perisitiwa penting pada bulan Juli 2024, Tim gabungan Bea dan Cukai dari Dit. Interdiksi Narkotika, Kanwil DJBC Bali, NTB dan NTT dan KPPBC Ngurah Rai Bersama BNN RI dan BNNP Bali melakukan penindakan atas clandestine lab di sebuah villa yang berlokasi di Gianyar, Bali pada Kamis (18/7). Pertama di Indonesia, Lab tersebut memproduksi narkotika golongan I jenis N-Dimethyltryptamine (DMT) yang merupakan jenis narkotika yang sangat berbahaya. Pengungkapan ini berawal dari analisis temuan barang kiriman jasa ekspedisi domestik yang selanjutnya tim gabungan melakukan surveillance dan menemukan clandestine lab di Villa Mamma Jihouse, Gianyar, Bali.
Dari sisi Kekayaan Negara, Kanwil DJKN Bali dan Nusa Tenggara juga telah melaksanakan Penilaian Sumber Daya Alam Hutan Konservasi Taman Nasional Bali Barat dengan nilai manfaat penyerapan karbon sebesar Rp 685,18 miliar, nilai manfaat hidrologi sebesar Rp 9,38 miliar, nilai manfaat keanekaragaman hayati sebesar Rp 6,45 miliar, serta nilai manfaat wisata pada Taman Nasional Bali Barat sebesar Rp 384,37 miliar.
Sebagai penutup, Kementerian Keuangan Regional Bali akan terus meningkatkan koordinasi dan menguatkan sinergi dengan pihak-pihak terkait untuk mengawal dan menjaga pelaksanaan anggaran di Provinsi Bali terus berjalan dengan baik hingga akhir tahun guna mendukung pembangunan Bali. Untuk itu, diperlukan perhatian seluruh pihak terkait agar terus mengedepankan integritas, akuntabilitas, dan prinsip value for money. Dengan demikian, diharapkan perekonomian khususnya di Provinsi Bali semakin pulih lebih cepat dan bangkit lebih kuat.