JALAN SOLO KM 8.6 NAYAN, MAGUWOHARJO, DEPOK,SLEMAN, YOGYAKARTA

KODE  POS :  55282

Selokan Mataram: Dari Mataram untuk Ketahanan Pangan

 

Oleh : Bayu Sulistiantoro (Kepala Seksi Pembinaan Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat Bidang PAPK Kanwil DJPb Provinsi D.I. Yogyakarta)

 

Selokan Mataram merupakan saluran irigasi yang membentang sepanjang 34,5 kilometer melintasi dua provinsi, yakni Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta serta menghubungkan dua daerah aliran sungai, yakni Sungai Progo dan Sungai Opak. Bagian hulu dari saluran ini berada di wilayah Desa Karangtalun, Kecamatan Ngluwar, Magelang dengan mengambil saluran air Sungai Progo melalui Bendung Karangtalun. Ada pun bagian hilirnya berada di wilayah Desa Tamanmartani, Kecamatan Kalasan, Sleman yang mengalirkan air ke Sungai Opak.

Saluran irigasi yang semula bernama Gunsei Yasuiro ini dibangun pada masa penjajahan Jepang atas prakarsa Sultan Hamengku Buwono IX dengan dua pertimbangan utama. Pertama, pertimbangan kegunaan atau fungsinya, di mana adanya saluran irigasi akan mampu mengairi ribuan hektar lahan pertanian di wilayah Yogyakarta yang akan menjamin produksi pangan dan kesejahteraan petani. Kedua, pertimbangan sosial politik, yaitu sebagai bagian diplomasi Sultan untuk menghindari mobilisasi penduduk Yogyakarta ke luar daerah dalam rangka program kerja paksa (romusha) yang digagas oleh pemerintah pendudukan militer Jepang saat itu.

Sultan Hamengku Buwono IX kala itu berhasil meyakinkan kepala pemerintahan pendudukan militer Jepang di Yogyakarta bahwa daerahnya tidak mampu menghasilkan bahan pangan yang mencukupi kebutuhan penduduk. Alasan yang dikemukakan adalah sedikitnya daerah yang dapat ditanami karena sebagian daerahnya selalu tergenang saat musim hujan dan sebagian lainnya terlalu kering serta tidak subur sama sekali untuk dijadikan lahan pertanian. Dengan alibi agar wilayahnya dapat membantu menyumbangkan hasil bumi untuk keperluan militer Jepang, Sultan berdiplomasi agar diberi bantuan dana untuk membangun sarana irigasi. Permintaan tersebut pada akhirnya dipenuhi oleh pemerintahan pendudukan militer Jepang yang memberikan dana untuk:

  1. Membangun saluran dan pintu air untuk mengatur air hujan dari daerah tergenang ke laut, terutama di daerah Adikarto sebelah selatan, sebagaimana saat ini dikenal dengan nama Sungai Sen.
  2. Membangun saluran-saluran untuk mengalirkan air dari Sungai Progo ke daerah kering dan kekurangan air di daerah Sleman ke arah timur, sebagaimana saat ini dikenal dengan nama Selokan Mataram.

Pembangunan Selokan Mataram sendiri dimulai pada 20 Juli 1944 dan selesai pada 5 Juli 1945. Dipimpin oleh Ir. Hiromatsu dari pihak Jepang dan Ir. K.R.T. Martonegoro dari pihak Yogyakarta, biaya yang diperlukan untuk membangun Selokan Mataram dilaporkan berkisar antara 1,2 s.d. 1,5 juta gulden serta melibatkan 2,72 juta orang-hari pekerja yang diupah (7.700 pekerja per hari) dan 210 ribu orang-hari untuk pekerja sukarela. Banyaknya pekerja yang dibutuhkan itulah yang dijadikan sebagai alasan Sultan Hamengku Buwono IX untuk menolak perintah pengiriman penduduk untuk mengikuti program romusha oleh pendudukan militer Jepang.

Selokan Mataram terus memberikan manfaat bagi penduduk Yogyakarta pada masa-masa berikutnya. Saat ini saluran irigasi tersebut mampu mengairi sekitar 15.734 hektar lahan pertanian terutama persawahan. Luasnya lahan pertanian yang dapat diairi oleh Selokan Mataram memungkinkan petani untuk menanam padi tiga kali dalam setahun dengan hasil panen yang baik. Dalam perkembangannya pemanfaatan Selokan Mataram tidak hanya untuk pertanian saja melainkan juga kegiatan perikanan yang eksistensinya mulai berkembang pada tahun 1990-an dan kini lahannya sudah mencapai sekitar seribu hektar. Bahkan di beberapa tempat dikembangkan model “minapadi” yang menggabungkan teknik budidaya padi dan budidaya ikan secara bersamaan di lahan persawahan.  Pemanfaatan Selokan Mataram untuk pertanian dan perikanan tersebut tentunya akan berperan dalam menjamin ketahanan pangan dan perekonomian daerah. Demi menjaga fungsi dan pelestariannya, saat ini pemeliharaan Selokan Mataram dikelola oleh Balai Besar Wilayah Sungai Opak, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

 

Menilik bahwa Selokan Mataram merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sejarah Yogyakarta serta mempunyai dan memenuhi nilai-nilai sebagai warisan budaya sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya, Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta telah menetapkan saluran irigasi tersebut sebagai Struktur Cagar Budaya sesuai Surat Keputusan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 231/KEP/2021 tentang Penetapan Selokan Mataram Sebagai Struktur Cagar Budaya Peringkat Provinsi.

 

Referensi:

Alnoza, Muhammad. 2023. Di Balik Siasat Proyek Selokan Mataram oleh Hamengku Buwono IX. Tirto.id. 27 Mei 2023. https://tirto.id/di-balik-siasat-proyek-selokan-mataram-oleh-hamengku-buwono-ix-gKxs (diakses 19 November 2023).

Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. 2023. Selokan Mataram, Kanal Legendaris Penyelamat Rakyat Yogyakarta.2 Juni 2023. jogjaprov.go.id. https://jogjaprov.go.id/berita/ selokan-mataram-kanal-legendaris-penyelamat-rakyat-yogyakarta (diakses 10 November 2023).

Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. 2021. Keputusan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 231/KEP/2021 tentang Penetapan Selokan Mataram Sebagai Struktur Cagar Budaya Peringkat Provinsi. Daerah Istimewa Yogyakarta.

Rahmi, D.H. dan B. Setiawan. 2021. Selokan Mataram in Yogyakarta as a Cultural Landscape: Heritage Values and Pressures. IOP Conference Series: Earth and Environmental Science, 879 012012.

Roem, Muhammad et al. 2011. Takhta untuk Rakyat: Celah-Celah Kehidupan Sultan Hamengku Buwono IX. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

 

 

 

 

 

Hak Cipta Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Kementerian Keuangan RI
Manajemen Portal DJPb - Gedung Djuanda I Lt. 9
Gedung Prijadi Praptosuhardo II Lt. 1 Jl. Lapangan Banteng Timur No. 2-4 Jakarta Pusat 10710
Call Center: 14090
Tel: 021-386.5130 Fax: 021-384.6402

 IKUTI KAMI

 PENGADUAN

 

Search