Yogyakarta, 21 Oktober 2024 - Sinergi antarperangkat daerah sangat diperlukan untuk memperkuat pengendalian inflasi di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), antara lain dengan menjaga stabilitas dan pasokan. Oleh sebab itu, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) DIY menyelenggarakan Rapat Koordinasi Daerah (Rakorda) yang mengusung tema “Evaluasi Kebijakan Pengendalian Inflasi untuk Mendukung Stabilitas Harga dan Pasokan” di Karaton Ballroom, Hotel Ambarrukmo Yogyakarta pada Kamis (17/10/2024).
Hadir dalam rapat tersebut yaitu Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) DIY, Ibrahim; Sekretaris Daerah DIY, Beni Suharsono; Asisten Deputi Moneter dan Sektor Eksternal Kemenko Perekonomian, Andriansyah; jajaran Forkopimda DIY, kepala daerah se-DIY serta anggota TPID se-DIY. Kepala Kanwil DJPb DIY, Agung Yulianta turut hadir dalam rapat ini.
Sekretaris Daerah DIY, Beny Suharsono mengatakan inflasi DIY cukup terkendali menjelang akhir tahun 2024. Menurutnya, inflasi DIY yang cukup terkendali itu merupakan hasil dari sinergi pengendalian inflasi di DIY yang semakin solid dan didukung berbagai program yang semakin intensif serta terarah oleh seluruh komponen TPID DIY.
"Beberapa inisiatif dalam kerangka 4K yang telah dilakukan antara lain penerapan Sistem Informasi Geospasial melalui geo-portal, melaksanakan launching gerakan Mrantasi (Masyarakat lan Pedagang Tanggap Inflasi) dan Mrantasi Goes to School, sebagai sosialiasi pentingnya pengendalian inflasi yang menyasar berbagai kalangan masyarakat baik dari pedagang pasar hingga guru dan pelajar," ucapnya.
Selanjutnya, Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) DIY, Ibrahim menjelaskan deflasi yang terjadi di DIY dipicu oleh harga komoditas yang mulai menunjukkan normalisasi. Hal ini salah satunya diindikasikan dengan penurunan harga komoditas pangan, khususnya beras, cabai, dan bawang.
"Namun harga tersebut masih berada di atas Harga Pokok Produksi (HPP) dan lebih tinggi dari harga terendahnya dalam 5 tahun terakhir sehingga margin keuntungan bagi produsen masih relatif terjaga," ujar Ibrahim.
Rakorda TPID DIY yang dilaksanakan bertujuan untuk menguatkan strategi koordinasi dan implementasi serta memperoleh masukan dalam pengendalian inflasi di DIY menjelang akhir tahun 2024. Selain itu, rapat ini juga menjadi sarana evaluasi penilaian kinerja TPID 2024.
Pada September 2024, DIY kembali mencatatkan deflasi sebesar 0,10% (mtm) sehingga secara tahunan inflasi DIY mencapai 1,85% (yoy). Dalam rangka memenuhi rentang sasaran 2,5% +/- 1%, TPID DIY menghadapi berbagai tantangan antara lain penurunan pendapatan kelas menengah, hilirisasi komoditas bahan pangan serta peranan offtaker lokal yang belum optimal.
"Berkaca pada kondisi tersebut, kami bersama TPID DIY menginisiasi pelaksanaan Rakorda TPID se-DIY yang juga melibatkan Kemenko Perekonomian. Kegiatan ini juga merupakan bentuk tindak lanjut dari Rakornas TPID dan mendukung GNPIP secara nasional," tutur Ibrahim.