Sejumlah Indikator Membaik, Kanwil DJPb Jateng Optimis Kawal Pertumbuhan Ekonomi Jateng 2023
Strategi kebijakan fiskal terkait pengelolaan APBN dan APBD di Jawa Tengah berhasil memberikan kontribusi berupa peningkatan kinerja pengelolaan anggaran yang lebih baik pada beberapa indikator perekonomian. Hal ini disampaikan oleh Kepala Kanwil DJPb Jateng, Muhdi, dalam Press Conference Kinerja APBN di GKN Semarang I, Rabu (28/12).
“Ini menunjukkan kinerja fiskal dalam hal ini APBN 2022 baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah telah bekerja dengan sangat baik di dalam mendorong pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah,” jelas Muhdi.
Kondisi makro ekonomi regional Jawa Tengah pada triwulan III tahun anggaran 2022 tumbuh di angka 5,28% (yoy). Tingkat kemiskinan di Jawa Tengah pada bulan Maret 2022 sebesar 10,93%, turun 0,86% dibandingkan Maret 2021 (yoy). Sedangkan tingkat pengangguran Agustus 2022 sebesar 5,57%, pun berhasil turun 0,38% dibandingkan Agustus 2021 (yoy). Sedangkan Gini Rasio, pada Maret 2022 sebesar 0,374 naik 0,002 poin dibandingkan Maret 2022 (yoy).
Realisasi pendapatan yang berasal dari APBN dan APBD sampai dengan 30 November tercatat sebesar Rp185,06 T atau 93,78% dari target. Sedangkan realisasi belanja di Jawa Tengah telah mencapai Rp112,67 triliun atau 76,6% dari alokasi tahun 2022 sebesar Rp147,07 T. Menghadapi 2023, pemerintah terus berupaya mendorong sedemikian rupa agar pelaksanaan anggaran khususnya di sisi belanja bisa diimplementasikan secara masif di awal tahun.
“Presiden dalam beberapa waktu lalu sudah menyampaikan DIPA untuk tahun 2023 di akhir tahun anggaran 2022. Hal ini diharapkan agar Satuan Kerja atau K/L sudah bisa menyusun perencanaan pekerjaan di 2023 secara lebih awal. Dengan demikian, diharap dorongan terhadap pertumbuhan ekonomi pada 2023 bisa meningkat lebih awal karena uang yang beredar dan pelaksanaan pekerjaan dilaksanakan lebih awal,” jelas Muhdi.
Belanja negara yang dikawal oleh DJPb diupayakan terus berakselerasi untuk memberikan manfaat optimal bagi pertumbuhan ekonomi. Proyeksi ke depan, pemerintah optimis bahwa realisasi belanja di November dapat mencapai 80% dan melebihi 90% di akhir ta
hun anggaran. (DR/AGR)
