Jalan Tanjung Dako No 15 

Kinerja APBN Kita Juni 2023 Provinsi Sulawesi Tengah

Kinerja APBN Kita Juni 2023 Provinsi Sulawesi Tengah

 

”Resilensi APBN Terjaga, Namun Pemerintah Mencermati Moderasi Penerimaan Negara”

 

Regional Chief Economist Sulteng / Kanwil DJPb Provinsi Sulteng

 

Palu, 27 Juni 2023 – Kasus harian Covid-19 di Sulteng sejak awal Juni mengalami penurunan. Sampai dengan 29 Juni 2023 kasus aktif Covid-19 di Sulteng hanya tercatat sebanyak 50 kasus aktif, kondisi ini membaik dibanding dengan 29 Mei 2023 yang terdapat 162 kasus aktif. Meskipun Presiden telah mencabut masa Pandemi Covid-19 menjadi endemi di Indonesia per tanggal 21 Juni 2023, namun tetap diperlukan kewaspadaan dan kehati-hatian.

Ekonomi Sulawesi Tengah (Sulteng) Triwulan I Tahun tumbuh kuat sebesar 13,18% (yoy). Angka ini menjadikan pertumbuhan ekonomi Sulteng konsisten mencatatkan pertumbuhan dua digit selama 8 kuartal berturut-turut. Angka pertumbuhan ekonomi ini sesuai dengan proyeksi Kanwil DJPb Sulteng yang berada dikisaran 11,2% – 13,6% (yoy).  Kuatnya pertumbuhan ekonomi Sulteng pada kuartal pertama didukung oleh semua komponen PDRB. Pada sisi pengeluaran kinerja ekspor masih tinggi, konsumsi rumah tangga semakin membaik, serta konsumsi pemerintah yang tumbuh positif.  Pertumbuhan ekonomi Sulteng yang kuat juga tercermin dari sisi produksi, terutama ditopang oleh Sektor Industri Pengolahan, diikuti sektor Pertambangan dan Penggalian, serta sektor Perdagangan Besar dan Eceran.

Dari sisi volatilitas harga, Inflasi Gabungan Sulteng pada Mei 2023 sebesar 4,04% (yoy) naik jika dibandingkan inflasi bulan sebelumnya yang sebesar 3,92% (yoy). Inflasi tersebut disebabkan oleh kenaikan harga komoditas Ikan Selar, Ikan Cakalang dan Bawang Merah. Kenaikan juga terlihat dari pemantauan harga pangan pada pasar-pasar di Palu dan Luwuk, harga Bawang Merah menjadi Rp35 ribu/kg lebih pada Mei 2023 yang mengalami kenaikan lebih dari Rp1000/kg dibanding bulan sebelumnya. Sedangkan komoditas penahan laju inflasi adalah Angkutan Udara, Beras, dan Cabai Merah, dimana 2 komoditas terakhir terpantau mengalami penurunan harga. Beras dari harga Rp12.725/kg pada April menjadi Rp12.500/kg pada Mei, sedangkan Cabai Merah dari harga Rp58 ribu/kg pada April menjadi Rp45 ribu/kg pada Mei 2023. Secara komulatif, angka inflasi gabungan di Sulteng pada April 2023 tercatat sebesar 1,1% (year to date/ytd).

Neraca perdagangan Sulteng kembali melanjutkan catatan surplusnya pada April 2023. Ekspor pada bulan April tercatat sebesar US$1.635,5 juta, naik 2,8% (mtm). Ekspor didominasi oleh komoditas Nikel dan Besi & Baja dengan peranan masing-masing 22,1% dan 64,5% dari total ekspor pada Jan-April 2023. Secara kumulatif, nilai ekspor Sulteng Januari s.d April 2023 mencapai US$6.334,9 juta atau naik 9,7% (yoy).

Sementara itu impor ke Provinsi Sulteng pada April 2023 senilai US$717,5 juta, turun 1,3% (mtm). Negara Tiongkok merupakan negara asal impor terbesar pada April ini dengan nilai US$367,4 juta atau lebih dari setengah total impor. Dengan kinerja Ekspor yang baik dan Impor yang terkendali, Surplus Neraca Perdagangan di Sulteng pada bulan April 2023 tercatat sebesar US$935,9 juta, naik 9,1% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Meskipun harus dihadapkan dengan perlambatan perekonomian dunia dan tren moderasi harga komoditas, pertumbuhan volume ekspor hilirisasi SDA seperti nikel tetap tumbuh. Sementara itu impor-pun cukup terkendali dimana kinerja positif ekspor memberikan hasil yang baik bagi neraca perdagangan Sulteng yang mencatatkan surplus US$3.810,38 juta sepanjang Januari-April 2023, dimana surplus yang terjadi pada April 2023 semakin menambah konsistensi kinerja baik neraca perdagangan Sulteng yang berhasil mencatatkan surplus selama 52 bulan berturut-turut.

Pada Triwulan II 2023 ekonomi Sulteng masih diproyeksikan tumbuh kuat, dikisaran angka dua digit. Berbagai faktor seperti meningkatnya kapasitas utilisasi Industri Pengolahan di Morowali, HBKN Idul Fitri dan Idul Adha, kinerja positif belanja pemerintah, Neraca Perdagangan yang meningkat, serta produktivitas sektor pertanian yang semakin baik, menjaga optimisme pertumbuhan ekonomi Sulteng di triwulan II 2023.

Tren Belanja APBN hingga Mei 2023 Terus Mencatatkan Kinerja yang positif.

Sampai dengan 31 Mei 2023, Belanja Negara tercapai sebesar Rp9,1 T atau 33,5% dari Pagu APBN, dan tumbuh 12,4% (yoy). Realisasi belanja pemerintah pusat mencapai Rp3,1 T (30,3% dari Pagu) dengan pertumbuhan 49,5% (yoy). Sebanyak 26,1% belanja pemerintah pusat atau sebesar Rp818,5 M merupakan belanja yang memberi manfaat langsung kepada masyarakat, baik melalui sektor Pendidikan, Kesehatan, Perlindungan Sosial dan belanja untuk Ketahanan Pangan.

Belanja Kesehatan telah disalurkan sebesar Rp77,6 M antara lain untuk peningkatan pelayanan Kesehatan, pelatihan kesehatan, Bantuan biaya Pendidikan oleh Satker lingkup Kementerian Kesehatan. Kegiatan Pengawasan dan pengendalian, pemantauan produk dan lembaga oleh satker BPOM, serta Pelatihan bidang Kesehatan, pengendalian dan pengawasan, peningkatan layanan dll, oleh satker BKKBN. Sementara untuk mendukung Ketahanan Pangan, telah disalurkan sebesar Rp287,8 M yang pelaksanaannya berupa pembangunan bendungan dan irigasi, peningkatan sarpras jaringan SDA pada satker PUPR, kemudian bantuan benih, pupuk, pestisida, pembinaan kepada para petani dan nelayan, penyuluhan, peningkatan produksi perikanan dan pertanian pada satker Kementerian Pertanian dan juga Kementerian kelautan dan perikanan. Di samping itu, APBN melalui anggaran Perlindungan Sosial juga dimanfaatkan untuk mempertahankan daya beli masyarakat serta mengantisipasi kenaikan harga di saat hari raya, seperti melalui penyaluran untuk rehabilitasi kelompok rentan, lanjut usia, disabilitas, sosial anak dan korban bencana yang tersalur sebesar Rp4 M pada satker Kemensos.

Penyaluran anggaran di sektor Pendidikan juga terus dijaga untuk peningkatan kualitas pendidikan di Sulteng. Realisasi APBN di Sulteng untuk sektor Pendidikan s.d. 31 Mei 2023 terserap sebesar Rp449,1 M. Pemanfaatannya antara lain untuk gaji pengajar, sertifikasi, PIP, dan KIP Kuliah. Dana pendidikan juga digunakan untuk menyalurkan Bantuan Operasional Sekolah (BOS), pembangunan sarana dan prasarana pendidikan serta peningkatan layanan dan mutu pendikan.

Dari sisi Transfer ke Daerah (TKD), penyalurannya s.d. 31 Mei 2023 telah tersalur sebesar Rp5,98 T (35,5% Pagu), turun tipis sebesar 0,5% jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu. Kontraksi ini didorong oleh realisasi Dana Alokasi Umum (DAU) yang terkontraksi 15,6% yoy dengan realisasi baru mencapai Rp3,6 triliun, kontraksi tersebut disebabkan tersebut disebabkan adanya beberapa Pemerintah Daerah sedang melakukan penyesuaian penganggaran DAU yang ditentukan penggunaannya dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dan menyiapkan laporan rencana penggunaan DAU yang ditentukan penggunaannya sebagai syarat penyaluran. Selain itu penyerapan DAU terkendala pada penggajian formasi PPPK. Pemda masih kesulitan membayar gaji untuk formasi tersebut karena adanya kebijakan special grant pada penggunaan DAU. Namun demikian komponen TKD lainnya mencatatkan kinerja yang sangat positif. Hal tersebut didukung oleh peningkatan tata kelola yang semakin baik, terutama dari penyaluran Dana Alokasi Khusus (DAK) non-Fisik, Dana Bagi Hasil (DBH), DAK Fisik, dan Dana Desa yang mampu tumbuh lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya. Serapan DBH mencapai Rp844,4 miliar (tumbuh 149,6% yoy) yang sebagian besar dari DBH Migas dan Mineral dan Batubara, kemudian DAK Fisik realisasinya mencapai Rp110,8 miliar (tumbuh 152,3% yoy), DAK Non Fisik terserap Rp752,9 miliar (tumbuh 7,2% yoy), kemudian transfer DID juga tumbuh 140,6% yoy dengan penyerapan sebesar Rp26,9 miliar. Dana Desa mampu tumbuh sebesar 8,0% (yoy) atau tersalur sebesar Rp616,8 miliar hingga akhir Mei 2023. Penggunaan Dana Desa masih diarahkan untuk mendukung pemulihan ekonomi di desa berupa pemberian Bantuan Langsung Tunai (BLT) Desa yang sampai bulan Juni 2023 telah disalurkan ke rekening kas desa sebesar Rp39,8 M kepada 66 ribu KPM di 1.842 desa di Sulteng.

Penerimaan Negara s.d. Mei 2023 Masih Tumbuh dengan Baik

Pendapatan negara melanjutkan kinerja baik hingga akhir Mei 2023, dengan angka pertumbuhan 19,7% (yoy). Pendapatan Negara mampu mencapai 45,7% dari target atau senilai Rp4,1 T hingga akhir Mei 2023. Pendapatan Negara terus tumbuh tinggi didukung oleh membaiknya aktivitas ekonomi dan efektivitas implementasi kebijakan melalui UU HPP. Pendapatan Negara dari Pajak dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) masih mampu tumbuh cukup tinggi, sementara Pendapatan Kepabeanan dan Cukai mengalami penurunan.

Hingga 31 Mei, penerimaan pajak masih kuat, yaitu mencapai Rp2,9 T atau 46,2% dari Target, dengan pertumbuhan sebesar 30,1% (yoy). Pertumbuhan mengalami peningkatan yang didukung oleh peningkatan perpajakan dari sektor Industri dan sektor Perdagangan. Secara kumulatif, mayoritas jenis pajak tumbuh positif kecuali PPh 22 Impor dan PPh Pasal 24/29 Badan yang terkontraksi karena penurunan aktivitas impor akibat rampungnya beberapa proyek pembangunan smelter di Morowali, serta karena adanya kebijakan Program Pengungkapan Sukarela (PPS) pada Tahun 2022 sehingga penerimaan pada tahun 2022 lebih tinggi dari periode tahun 2023. Meski demikian mayoritas jenis pajak lainnya mengalami pertumbuhan yang cukup baik, terutama pada jenis PPh Pasal 21 seiring dengan meningkatnya penambahan WP pribadi di kawasan berikat Morowali dan Morowali Utara.

Sementara itu realisasi penerimaan kepabeanan dan cukai masih on-track terhadap target bulanan yang ditetapkan. Penerimaan Kepabeanan dan Cukai s.d. 31 Mei 2023 telah mencapai Rp781,1 M (36,1% dari Target), turun sebesar 12,1% yoy. Penerimaan bea dan cukai terdiri dari penerimaan Bea Masuk yang hingga akhir Maret mencapai Rp724,0 M (34,6% dari target) atau mengalami penurunan 1,8% (yoy). Utamanya didorong oleh melambatnya kinerja Impor akibat beberapa perusahaan industri pengolahan fokus untuk memaksimalkan produksi dari pabrik yang ada dibandingkan pengembangan pembangunan pabrik baru. Meski kinerja pada Mei ini menurun, namun diproyeksikan sampai dengan akhir 2023 kinerja penerimaan Bea Masuk diperkirakan akan dapat tumbuh dan mencapai targetnya. Hal ini didasarkan oleh perusahaan-perusahaan di kawasan industri pengolahan menargetkan untuk menyelesaikan pembangunan smelter-smelter di kawasan berikat di tahun 2023 yang tentunya akan mendorong peningkatan Impor barang modal prapabrikasi di bulan-bulan selanjutnya. Kemudian untuk penerimaan bea keluar mencapai Rp56,1 M (80,7% dari target) juga mengalami penurunan yang cukup tinggi sebesar 62,9% (yoy). Penurunan ini didorong oleh perubahan tarif Ekspor, moderasi harga CPO di pasar global yang lebih rendah serta adanya pemeliharan operasional pabrik oleh salah satu eksportir di Kabupaten Banggai.

Kinerja PNBP terus mengalami peningkatan, hingga akhir Mei 2023 penerimaan telah mencapai Rp403,5 M (80,4% dari target) atau tumbuh 36,7% (yoy). Capaian positif ini terutama didorong dari tingginya realisasi pendapatan PNBP Lainnya yang mencapai Rp263,4 M atau 104,3% dari target (tumbuh 59,7% yoy) yang disumbang oleh peningkatan pendapatan atas layanan K/L, khususnya pendapatan PNBP dari K/L Kemenkumham, Kemenhub dan Polri. Pendapatan BLU juga mencatatkan pertumbuhan positif sebesar 7,6% (yoy), dimana realisasinya telah mencapai Rp140,1 M atau 56,2% dari target. Penerimaan PNBP BLU di Sulteng sebagian besar ditopang dari pendapatan satker BLU Kementerian Dikbud & Dikti dalam hal ini Universitas Tadulako.

APBN hingga bulan Mei 2023 masih menunjukkan kinerja yang baik untuk mendukung kinerja perekonomian domestik yang terus mengalami pemulihan. Dari sisi belanja dan penerimaan semua menggambarkan konsolidasi APBN yang sangat kuat, kredibel dan solid. Kedepan dengan tetap antisipasi terhadap risiko yang masih ada, pemerintah akan tetap melakukan arah kebijakan yang konsisten dan terus mendorong potensi regional.

Untuk informasi lebih lanjut, hubungi Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Sulawesi Tengah (Kanwil DJPb Sulteng), Jalan Tj. Dako No.15, Palu.

Analisis dan kajian lebih mendalam terkait kinerja fiskal dan perekonomian Sulteng, khususnya tealaah makro pelaksanaan anggaran dan kaitan implementasi kebijakan fiskal dengan pencapaian output dan outcame yang terwujud dalam capaian indikator perekonomian dan kesejahteraan masyarakat, telah kami sajikan dalam publikasi yang berjudul Kajian Fiskal Regional (KFR) Triwulan I Tahun 2023 Provinsi Sulawesi Tengah atau kunjungi link s.id/KFR123.

Peta Situs   |  Email Kemenkeu   |   FAQ   |   Prasyarat   |   Hubungi Kami

Hak Cipta Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Kementerian Keuangan RI
Manajemen Portal DJPb - Gedung Djuanda I Lt. 9
Gedung Prijadi Praptosuhardo II Lt. 1 Jl. Lapangan Banteng Timur No. 2-4 Jakarta Pusat 10710
Call Center: 14090
Tel: 021-386.5130 Fax: 021-384.6402

IKUTI KAMI

Search