Berbalut Busana Djadoel Segenap Pegawai KPPN Blitar ikuti Workshop Literasi Perbendaharaan
“Orang boleh pandai setinggi langit tapi selama ia tidak menulis ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian” sebaris quote dari Pramoedya Ananta Toer tadi menjadi awal kegiatan Workshop Literasi pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Blitar, Sabtu (07/4)
Kegiatan Workshop Tingkatkan Literasi Perbendaharaan untuk Menggemakan Pembangunan yang mengusung tema “Dalam rangka Meningkatkan Kapasitas Literasi para Pejabat/Pegawai KPPN Blitar serta Upaya Meningkatkan Branding Image DJPb” dikemas dengan nuansa pegawai berbusana Djadoel khas jawatimuran menambah semarak acara yang dipandu apik dua orang pegawai Ditjen Perbendaharaan yang kini berstatus sebagai mahasiswa tugas belajar Universitas Brawijaya Malang. Berpakaian adat Djadoel merupakan himbauan Pemkot Blitar, sebagai bagian dalam rangka peringatan hari jadi Kota Blitar ke-112.
Puguh Hermawan, yang sedang menyelesaikan program studi S-2, merupakan salah satu penulis novel “4 Musim Cinta” dan Anas Isnaeni yang sedang menyelesaikan program studi S-1, juga merupakan satu satu penulis Antologi “Dekade Diandra” keduanya mashasiswa tugas belajar Universitas Brawijawa Malang yang meraih penghargaan atas karya tulisnya di ajang lomba penulisan lingkup Direktorat Jenderal Perbendaharaan bertajuk LUKISAN “Lomba Kisah Nusantara”
Menulis sendiri bukanlah sesuatu hal yang asing bagi kita. Ada banyak manfaat yang dapat diambil dari menulis. Manfaat itu diantaranya dalam hal peningkatan kecerdasan, pengembangan daya inisiatif dan kreativitas, penumbuh keberanian serta pendorong kemauan dan kemampuan mengumpulkan informasi. Namun, aktivitas menulis atau sebagian orang menyebutnya mengarang tidak banyak yang menyukainya.
“Seseorang enggan menulis karena tidak tahu untuk apa dia menulis, merasa tidak berbakat menulis dan merasa tidak tahu bagaiamana harus menulis. Ketidaksukaan tak lepas dari pengaruh lingkungan keluarga dan masyarakat serta pengalaman pembelajaran menulis atau mengarang di sekolah yang kurang memotivasi dan merangsang minat.” demikian tegas Herbudi Adrianto, Kepala KPPN Blitar pada saat memberikan sambutan pembuka acara.
Tentunya pemahaman kemampuan menulis juga menjadi kebutuhan para pelaksana baik dalam mendukung pelaksanaan tugas, termasuk peran dan kontribusi bagi sumbangan penulisan yang diminta di unit lingkup Kementerian Keuangan. Disamping sebagai salah satu mandatory IKU tahun 2018 bagi pejabat struktural, yakni Indeks Kualitas Pelaksanaan Literasi Perbendaharaan, imbuh Herbudi.
Metode pembelajaran dalam rangka peningkatan kapasitas pegawai untuk meningkatkan kemampuan menulis, Pemateri memberikan paparan sekaligus simulasi menulis dari para peserta pelatihan. Dengan bahasan sederhana dan mudah dimengerti dan dipahami. Anas dan Puguh menguraikan 5 Elemen Fiksi dimulai dari Cerita, Penokohan, Adegan, Sudut Pandang dan Plot/Alur dapat deengan mudah dicerna peserta.
Hal ini terbukti durasi kemasan acara yang berjalan efektif 2,5 jam itu mampu menggugah para pegawai mampu menulis dan diapresiasi oleh pemateri. Nampak Anna Nuryanti, Farida Wijayanti, Yuni Yunarlis Sibni, Mulyo Sugiono, Bambang Siswanto dan Suwito Edi Purnomo, Anang Dwi Kurniawan dan Nurhayani Mustofa mampu mengungkapkan pikiran dan perasaan melalui bahasa tulis.
Anna Nuryanti pun diberikan Novel “4 Musim Cinta” sebagai tanda pemberian apresiasi atas upaya menulis yang dianggap terbaik.
“Menulis adalah suatu cara untuk bicara, suatu cara untuk berkata, suatu cara untuk menyapa, suatu cara untuk menyentuh seseorang yang lain entah dimana. Cara itulah bermacam-macam dan disanalah harga kreativitas ditimbang-timbang” (Seno Gumira Ajidarma)