ZI
setiap aku dari kita semua adalah Ruh Muhammad
setiap diri dari kita semua adalah Nur Muhammad
-ean: setiap aku adalah Muhammad-
Bahkan sebelum diangkat menjadi Nabi dan Rasul, sejak masa kanak-kanak kanjeng Nabi Muhammad SAW telah memiliki empat sifat yang jamak menjadi acuan kita semua dalam menjalani kehidupan sehari-hari menuju iman yang paripurna, dan fakta tak terbantahkan bagi kaum Quraisy Makkah bahwa Sang Nabi tidak berbohong dengan ucapan dan tindakan yang dilakukannya.
Pertama adalah As-Shidiq, kebanyakan penafsir menyatakan bahwa makna As-Shidiq adalah jujur, benar, namun Mbah Nun memiliki tadabbur lain yakni bersungguh-sungguh. Sebagaimana orang tua dan mbah kita berpesan bila melakukan sesuatu, kerjakan dengan tenanan. Saat guyon dan bercanda dengan para sahabatpun, Nabi Muhammad SAW melakukannya dengan sungguh-sungguh.
Dikisahkan dalam sebuah riwayat, ada seorang laki-laki meminta kepada Nabi Muhammad SAW agar beliau membawanya di atas kendaraan. Lantas, Rasulullah berkata, ”Aku akan membawamu di atas anak unta.” Orang tadi pun bingung. Sebab, ia hanya melihat seekor unta dewasa, bukan anak unta. Rasulullah menjelaskan, ”Bukankah yang melahirkan anak unta itu seekor unta juga?” (HR Abu Dawud dan Tirmidzi).
Sifat kedua yang merupakan lanjutan dari pertama, yakni Amanah, dapat dipercaya. Sifat dapat dipercaya hanya mungkin muncul dari diri seseorang yang telah memiliki sifat as-shidiq, dan dari sifat ini Nabi Muhammad SAW mendapat gelar al amin dari penduduk Makkah. Saking percayanya dengan kejujuran Kanjeng Nabi, bahkan kaum musyrikin Makkah bila akan bepergian dalam waktu yang lama, mereka menitipkan barang-barangnya kepada Nabi Muhammad SAW.
Suatu masa Makkah dilanda banjir dan Kakbah perlu direnovasi ulang, saat penentuan siapa yang akan meletakkan Hajar Aswad ke tempatnya, terjadi perselisihan karena masing-masing kabilah bersikeras bahwa perwakilan sukunyalah yang paling berhak untuk melakukan hal itu, hampir terjadi adu senjata hingga salah seorang mengatakan, siapa saja orang yang pertama muncul dari jalan ini, maka dialah yang akan memutuskan, dan masuklah Nabi Muhammad SAW, serta merta mereka berkata telah datang kepada kalian Al-Amin (yang dapat dipercaya).
Sifat ketiga yakni Tablig, yang bermakna menyampaikan wahyu yang diturunkan oleh Allah sebagai pedoman hidup bagi manusia dan seluruh alam. Sifat inipun berangkat dari kepercayaan yang diberikan khalayak kepada seorang penyampai, tanpa nilai kepercayaan maka ucapan dan apapun yang berasal dari seseorang tak akan didengar dan diikuti oleh masyarakat.
Saat Allah sudah mengijinkan Nabi untuk menyampaikan risalah kepada penduduk Makkah, beliau naik ke bukit dan menyampaikan bagaimana bila aku beritahu bahwa ada sekelompok pasukan yang akan menyerang Makkah, dan merekapun mempercayainya karena “kami tak pernah melihatmu berbohong”, namun ketika diminta untuk beriman kepada Tuhan yang satu, mereka berbalik menuduh Nabi gila dan kurang ajar terhadap tuhan-tuhan mereka.
Sifat keempat adalah Fatanah yang berarti cerdas, pintar, cerdik (kkbi.web.id), ini adalah satu sifat yang akan dapat membawa hingga tujuan akhir. Kecerdasan Nabi Muhammad SAW juga salah satu kunci Michael H. Hart menempatkan dalam 100 tokoh paling berpengaruh dalam sejarah, “Dari segi inilah saya menilai adanya kombinasi tak terbandingkan antara segi agama dan segi duniawi yang melekat pada pengaruh diri Muhammad sehingga saya menganggap Muhammad dalam arti pribadi adalah manusia paling berpengaruh dalam sejarah manusia”.
Kecerdasan Kanjeng Nabi terlihat dari ucapan dan nasihat beliau kepada kita semua, dan salah satunya, manfaatkan lima perkara sebelum lima perkara: Waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu. Waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu. Masa kayamu sebelum datang masa kefakiranmu. Masa luangmu sebelum datang masa sibukmu. Hidupmu sebelum datang kematianmu." (HR Al Hakim dalam Al Mustadroknya), sebuah nasihat yang komplit, jangkep, tak ada lagi celah, semua sisi kehidupan telah termaktub dalam kelima perkara tersebut.
Tanggal 30 Januari 2023 Direktur Jenderal Perbendaharaan menerbitkan nota dinas dengan nomor ND-12/PB/PB.1/2023 hal Penetapan Unit Kerja yang Mengikuti Penilaian Unit Kerja Berpredikat Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) di Tingkat Nasional Tahun 2023, dan KPPN Kediri dipercaya sebagai salah satu unit kerja yang mengikuti penilaian WBBM 2023.
Kepercayaan datang dari kejujuran dan kesungguhan yang telah dipupuk sejak lama, bukan dalam rangka untuk mendapatkan kepercayaan itu sendiri, namun lebih kepada sikap dan sifat yang telah mendarah daging, telah menjadi bagian hidup sehari-hari, menjadi laku dan langkah yang tak bisa lepas meski sekejapan mata.
Kepercayaan bukan tujuan, itu adalah akibat logis, sunnatullah dari kejujuran yang ditempa dengan kesungguhan selama nafas di kandung badan.
Sebagai wujud kepercayaan yang telah diberikan, KPPN Kediri melangkah memasuki fase tablig, menyiarkan kepada siapa saja, bahwa KPPN Kediri telah memperoleh predikat WBK yang akan dilanjutkan dengan WBBM.
Meski bekerjalah kamu, Allah, Rasul dan orang mukmin akan melihatmu, namun syiar tetap berjalan, sebagai langkah dijadikan ikutan dan contoh bagi instansi yang lain. Maka kita memiliki seragam berwarna biru yang dalam dunia sastra berarti luas dan dalam, serta dalam khasanah budaya Jawa memiliki makna bisao ditiru. Ditiru dalam hal kebaikan dan kebermanfaatan kepada sesama, kepada stakeholder, kepada mitra, kepada masyarakat Kediri Raya.
Syiar yang baik, yang dilambari dengan kecerdasan, kecerdikan dan kepintaran dalam penyampaiannya, sehingga dapat diterima oleh siapa saja, tanpa sedikitpun menimbulkan syak wasangka maupun kecurigaan, dan dapat diterima siapa saja sebagai sebuah pengaosan yang tak menimbulkan beban.
Syiar sebagaimana iklan yang dilakukan lewat berbagai media yang ada, dapat menjangkau masyarakat luas, dibaca, didengar, dilihat dan dinikmati oleh siapapun yang berinteraksi dengan KPPN Kediri maupun yang sekadar mendengar nama, bahkan selintas samar-samar terbawa angin pagi dan sore, bahwa ada hal baik di Basuki Rahmat 10.
Istiqamah, ajeg, disiplin, kontinyu, terus menerus melakukan kebaikan dan perbaikan, dengan semangat meneladani empat sifat Nabi, maka bukan hal yang mustahil pin WBBM dapat tersemat di KPPN Kediri.