Transformasi Kelembagaan adalah program untuk peningkatan kualitas organisasi dan penyelarasan struktur organisasi, perbaikan proses bisnis, modernisasi kebijakan dan manajemen SDM, serta perbaikan tata kelola dan kualitas pelayanan yang diberikan untuk mewujudkan visi organisasi.
Untuk mencapai tujuan Transformasi Kelembagaan, perlu adanya sasaran-sasaran yang harus diwujudkan. Sasaran berupa Quickwins tersebut ditetapkan agar tujuan Transformasi Kelembagaan dapat tercapai dengan optimal untuk mencapai perubahan yang signifikan dan mendasar (transformational change).
Quickwins disusun dengan memperhatikan hal-hal berikut:
- Merupakan suatu inisiatif atau inovasi yang mudah dan cepat dicapai yang mengawali suatu program yang besar dan sulit
- Selaras dengan milestone Inisiatif Strategis maupun kegiatan prioritas/utama
- Mendukung program Transformasi Kelembagaan, baik secara langsung maupun tidak langsung
- Capaian quickwins berdampak pada internal dan eksternal DJPb serta berskala nasional
- Menantang namun achievable
Dapat dicapai dalam waktu 1 (satu) tahun
Transformasi Kelembagaan bertujuan untuk mengidentifikasi masalah-masalah yang muncul di awal serta mencegah/meminimalisasi dampak buruk yang dapat ditimbulkan pada masa yang akan datang. Segala sesuatunya kita rencanakan dari awal untuk mendapatkan gambaran ke depan. Program ini adalah suatu keharusan walau tidak ada yang mengharuskan. Comfort zone itu bahaya, karena bisa membuat orang menjadi tidak kreatif dalam menciptakan terobosan serta menjadi tidak antisipatif ketika ada permasalahan baru. Transformasi Kelembagaan sifatnya jangka panjang dimana hasilnya akan dinikmati kelak oleh generasi yang akan datang.
Pada tahun 2022, terdapat 12 Quickwins yang harus dilaksanakan oleh Direktotat Jenderal Perbendaharaan.
Transformasi Kelembagaan diperlukan untuk mewujudkan visi menjadi pengelola perbendaharaan yang unggul di tingkat dunia, yang akan menjadi penggerak utama perkembangan ekonomi Indonesia yang inklusif di masa yang akan datang. Implementasi Transformasi Kelembagaan menghadapi tantangan diantaranya perubahan peraturan dan proses bisnis, peningkatan kualitas SDM, keanekaragaman respon pegawai, serta penyamaan visi dan misi dari seluruh pegawai.
Keberhasilan Implementasi program Transformasi Kelembagaan tidak akan tercapai tanpa dukungan dari seluruh pegawai. Dan dukungan tersebut mustahil didapatkan apabila pegawai tidak mengenal seperti apa Transformasi Kelembagaan itu.
“There is no growth in the comfort zone; there is no comfort in the growth zone.”
By Steve Clark