Mengapa ketidakpastian global meningkat…?
Mengapa risiko ini memengaruhi ekonomi kita..?
Mengapa kita harus tetap waspada…?
Mari lihat segalanya lebih dekat lewat kinerja #APBNKiTa hingga akhir September 2023 yang masih terjaga cukup baik di tengah eskalasi risiko global..!
- Pendapatan negara Rp2.035,6 triliun (82,6% target) 🔼 3,1% yoy
- Belanja Negara Rp1.967,9 triliun (64,3% pagu) 🔼 2,8% yoy
- Surplus APBN Rp67,7 triliun (0,32% PDB)
Prospek ekonomi global saat ini dipengaruhi oleh faktor-faktor yang terjadi pada negara-negara ekonomi terbesar dunia, yaitu:
1. Volatilitas pasar keuangan Amerika yang sangat tidak terprediksi;
2. perlemahan ekonomi RRT yang mempengaruhi pertumbuhan ekspor banyak negara- termasuk Indonesia; dan
3. kawasan Eropa yang masih mengalami inflasi serta suku bunga tinggi akibat terjadinya perang dan terancam mengalami resesi. Terjadinya perang juga membuat harga komoditas energi seperti minyak dan gas berfluktuasi relatif cepat.
Berbagai risiko ini menyebabkan terjadinya perlemahan ekonomi global serta mempengaruhi nilai tukar, inflasi, dan pertumbuhan ekonomi nasional.
Hingga akhir September 2023, kondisi ekonomi Indonesia masih terjaga cukup baik. Kondisi ini membuat kita optimis pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2023 masih terjaga di sekitar 5% (yoy). Dengan kondisi APBN yang masih surplus hingga September 2023, defisit diperkirakan dapat kita jaga di 2,3% dari PDB atau bahkan lebih rendah dari itu.
APBN akan terus merespons berbagai tantangan global yang semakin kompleks – termasuk dampak climate change, yaitu El Nino yang mengancam pasokan beras beberapa negara dunia, begitu juga Indonesia.
Untuk itu, pemerintah akan memberi paket kebijakan dalam rangka melindungi daya beli masyarakat dan menjaga stabilitas ekonomi nasional. Lihat detail kebijakan ini pada gambar di atas..!
kppnlubuklinggau
