Jakarta, djpb.kemenkeu.go.id,- Sejumlah data APBN yang dikelola oleh Ditjen Perbendaharaan menjadi "kekayaan" yang perlu digunakan sebaik-baiknya untuk analisis pengambilan kebijakan maupun dikomunikasikan kepada publik. Pesan dari Menteri Keuangan tersebut ditegaskan kembali oleh Sekretaris Ditjen Perbendaharaan R. Wiwieng Handayaningsih ketika membuka kegiatan Jambore Kehumasan DJPb 2021
“Satukan Gerak Komunikasi, Dukung Program Pemulihan Ekonomi” yang diselenggarakan secara daring, Rabu (27/01).
"Ini adalah momen yang tepat, pada awal tahun diadakan Jambore Kehumasan untuk semakin memahami peran kita. Terutama pada era keterbukaan saat ini, komunikasi strategis sangat penting untuk membangun hubungan dengan masyarakat, juga menciptakan rasa kepercayaan kepada institusi. Salah satu strateginya adalah mengoptimalkan dan memberdayakan media sosial. Bukan hanya untuk memberitakan kegiatan, melainkan juga sebagai media edukasi," sebut Wiwieng dalam kegiatan yang diikuti oleh para pengelola kehumasan dari seluruh unit DJPb baik di kantor pusat maupun kantor vertikal ini.
"Tahun ini kita masih bertugas mengawal program-program untuk menangani dampak pandemi Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional (PEN). Banyak program baru maupun program yang ditambah alokasi dan penerima manfaatnya. Perlu strategi komunikasi yang dirancang dengan baik agar informasi akan program-program tersebut dapat tersampaikan kepada publik. Unit kerja DJPb di seluruh Indonesia dapat menjadi aset bagi penyampaian informasi tersebut, dengan pengelolaan yang baik. Sebagai bagian dari Kementerian Keuangan, kita juga harus mengikuti strategi yang disusun oleh Biro Komunikasi dan Layanan Informasi. Untuk mendukung pelaksanaan tugas ini, pengelola kehumasan harus terus menambah pengetahuan dan keterampilan. Jambore ini merupakan salah satu sarana meningkatkan kualitas kehumasan, di samping Panduan Kehumasan yang sedang diperbarui," ungkap Wiwieng.
Kegiatan Jambore Kehumasan DJPb diselenggarakan selama dua hari, 27 s.d. 28 Januari 2021. Narasumber yang dihadirkan pada hari pertama adalah Ivan Lanin, Direktur Narabahasa dan konsultan komunikasi publik, yang membahas strategi penulisan media. Untuk hari berikutnya, dihadirkan Rica Yuni Nuraini, Motion Graphic Artist, dengan topik konten visual untuk media sosial.
Ivan mengungkapkan, agar dapat lebih menarik perhatian publik, penulisan berita maupun konten media sosial dapat memperhatikan aspek-aspek kelayakan seperti kebaruan, pengaruh, kedekatan, relevansi, konflik, popularitas, emosi, keanehan, dan kedekatan. Selain itu, penetapan agenda setting menjadi penting, untuk menentukan tujuan dan langkah berikutnya untuk mencapai tujuan tersebut. Teknik penceritaan atau storytelling dapat pula dimanfaatkan untuk pendekatan yang lebih humanis. Dengan demikian, pesan yang diinginkan dapat tersampaikan dengan lebih baik kepada para pembaca. [lrn]
