Jakarta, djpb.kemenkeu.go.id,- Modernisasi sistem penerimaan negara adalah mandat yang tidak dapat dinegosiasikan. Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Sistem Informasi & Teknologi Perbendaharaan, Saiful Islam, saat menerima delegasi study visit dari Accountant General’s Departement of Malaysia yang ingin belajar dari pengalaman Direktorat Jenderal Perbendaharaan dalam pengelolaan keuangan negara khususnya tentang sistem penerimaan negara berbasis teknologi, di ruangan Treasury Premiere Service Jakarta (24/02).
Direktorat Jenderal Perbendaharaan dijadikan lokasi tujuan study visit karena dianggap sudah dapat mengaplikasikan sistem penerimaan negara secara elektronik dengan baik menggunakan Modul Penerimaan Negara Generasi ke-3 (MPN G3)
“Kami ingin belajar dari yang terbaik,” ucap Norzairin, Senior Assistant Director Accountant General’s Departement of Malaysia.
Seperti diketahui, perjalanan Modul Penerimaan Negara (MPN) telah melalui berbagai tahapan, mulai dari MPN generasi pertama (MPN G1) di tahun 2006 dimana sistem pendapatan pemerintah tersebut masih dalam tahap manual dan belum terintegrasi. MPN G1 selanjutnya digantikan dengan MPN Generasi ke-2 (MPN G2) di ahun 2015 yang dirancang untuk menjadi sistem terpusat dan terintegrasi serta akan bekerja dengan baik bersama dengan Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara (SPAN). MPN G2 kini berkembang menjadi MPN Generasi Ke-3 (MPN G3) yang di luncurkan tahun 2019. MPN G3 menawarkan sistem pendapatan pemerintah yang lebih andal, kuat, dan modern dengan penambahan saluran pembayaran dari berbagai instrumen.Kepada peserta study visit, Saiful Islam mengatakan bahwa reformasi bukanlah hal yang mudah. Keberhasilan Indonesia mereformasi sistem manajemen keuangannya saat ini tidak lepas dari dukungan kuat pemangku kebijakan, tim yang berdedikasi dan profesional, kolaborasi dengan para pemangku kepentingan, serta manajemen perubahan yang kuat.
“Reformasi bukanlah pekerjaan mudah, ini adalah perjalanan yang panjang dan membutuhkan tujuh belas tahun bagi kami untuk menjadi seperti sekarang ini. Kami telah melewati berbagai tantangan, keengganan, bahkan penolakan” ungkap Saiful. (AAW)