Jakarta, 16 November 2021 - Kementerian Keuangan selaku Pembina Keuangan Badan Layanan Umum (BLU) terus berusaha mendorong akselerasi peran BLU terhadap pertumbuhan ekonomi. Salah satu cara yang dilakukan adalah melalui penyelenggaraan virtual expo untuk semakin mendekatkan layanan BLU kepada masyarakat. BLU EXPO 2021 diselenggarakan dari tanggal 16 s.d. 18 November 2021 secara virtual dengan melibatkan seluruh BLU. Acara ini memiliki tema besar yaitu “BLU Berstrategi Pulihkan Ekonomi”. Sesuai dengan tema yang diangkat, satker BLU harus dapat menghadirkan strategi-strategi yang extraordinary guna memulihkan ekonomi Indonesia melewati tantangan yang luar biasa untuk bangkit dari krisis akibat pandemi
Disamping itu, tema ini diangkat dalam rangka menegaskan kembali dukungan pemerintah untuk mengakselarasi pertumbuhan ekonomi. Hal ini sangat relevan dengan tujuan penerapan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum pada Instansi Pemerintah, yaitu memberikan layanan kepada masyarakat tanpa mengutamakan mencari keuntungan dengan mengutamakan prinsip efisiensi dan produktivitas. Terlebih lagi di masa pandemi Covid-19 ini, satker BLU didorong untuk dapat menjadi lokomotif pemulihan ekonomi nasional (PEN).
“Kebijakan Pemerintah dalam program PEN tidak terlepas dari peran serta 252 BLU yang dengan fleksibilitasnya dapat lebih agile dan responsif menghadapi dinamika pandemi terutama dalam layanan kesehatan dan pendidikan serta mendukung UMKM untuk tetap survive”, jelas Menkeu. APBN telah bekerja keras melalui berbagai program pemulihan ekonomi nasional (PEN) di bidang kesehatan, perlindungan sosial, dukungan UMKM dan korporasi, dan program prioritas serta insentif usaha. Sampai dengan akhir Oktober 2021, dari Rp433 triliun dana PEN telah direalisasikan dari pagu sebesar Rp744 triliun. Keseluruhan dari kebijakan PEN tersebut dimaksudkan untuk mengendalikan virus Covid-19, melindungi dan memperbaiki kesejahteraan masyarakat, serta mendorong peningkatan aktivitas ekonomi baik individu maupun industri/dunia usaha
Dari sisi layanan kesehatan, Rumah Sakit BLU saat ini telah melayani lebih dari 80% pasien BPJS, sebanyak 90% RS BLU menjadi RS Rujukan Penanganan Pasien Covid-19, dan tercatat selama tahun 2020 RS BLU menangani 34 juta pasien Covid-19. Dari bidang pendidikan, 106 BLU (2,96% dari jumlah Perguruan Tinggi Negeri di Indonesia) telah memberikan kontribusi untuk menjaga kualitas SDM Indonesia agar tetap unggul dan berdaya saing tinggi.
Selain itu, di bidang usaha masyarakat dalam rangka pengentasan kemiskinan, BLU turut hadir memberikan dukungan bantuan permodalan kepada 4,48 juta debitur usaha Ultra Mikro disalurkan sebesar Rp14,7 triliun melalui BLU Pusat Investasi Pemerintah/PIP, kepada 1,15 juta debitur Koperasi dan UMKM disalurkan sebesar Rp13,3 triliun melalui Lembaga Pengelola Dana Bergulir/LPDB, dan kepada 28 ribu lebih kelompok tani hutan disalurkan sebesar Rp1,5 triliun melalui Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup/BPDLH, serta kepada hampir 18,8 ribu debitur usaha kelautan/perikanan disalurkan sebanyak Rp742,7 miliar melalui Lembaga Pengelola Modal Usaha Kelautan dan Perikanan/LPMUKP.
Selanjutnya, jumlah Instansi Pemerintah yang menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum meningkat lebih dari 2 (dua) kali lipat dalam kurun waktu 1 (satu) dekade terakhir. Hingga saat ini tercatat ada 252 instansi pemerintah yang menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum. Kondisi ini juga dibarengi dengan peningkatan kontribusi Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) BLU terhadap total PNBP Nasional. Untuk periode yang sama, secara rerata pertumbuhan PNBP BLU jauh lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan total PNBP nasional dengan angka 22% berbanding 4%.
Dalam rangkaian kegiatan BLU Expo, Kemenkeu juga melaksanakan lima agenda penandatanganan kerjasama yaitu: (i) MoU Akselerasi Sinergi Program RS Jejaring Nasional, (ii) MoU Digital Hub, Talent Pool Era Digital, (iii) MoU Akselerasi Sinergi Program Pemberdayaan Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, (iv) MoU Integrasi Sistem Informasi Untuk Akselerasi Serfitikasi Halal dan (v) MoU Peningkatan Kapasitas dan Kompetensi SPI. "Berbagai MoU pada hari ini tujuannya adalah supaya para BLU bersinergi, sama dengan para menteri bersinergi, Kementerian/Lembaga, BLU-nya juga bersinergi”, ujar Menkeu.
Tujuan penandatangan kelima MoU dimaksud adalah sebagai berikut:
MoU Akselerasi Sinergi Program RS Jejaring Nasional, yang antara lain mengakselerasi program rumah sakit jejaring yang mampu memberikan layanan kesehatan bagi masyarakat untuk penanganan penyakit katastropik di daerah sebagaimana layanan yang diberikan oleh rumah sakit pengampu;
MoU Program Talenta Digital dan Digital Hub, yang antara lain agar lulusan PTN BLU diharapkan dapat diberikan penguatan keahlian dibidang digital yang tersertifikasi sehingga mampu bersaing di industri kerja;
MoU Akselerasi Sinergi Program Pemberdayaan Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, yang antara lain meningkatkan efektivitas, efisiensi dan kesinambungan program pemerintah yang terkait koperasi, usaha mikro, kecil dan menengah;
MoU Integrasi Sistem Informasi Untuk Akselerasi Serfitikasi Halal, yang antara lain memberikan kemudahan bagi pelaku usaha khususnya UMK untuk mendapatkan sertifikasi halal;
MoU Peningkatan Kapasitas dan Kompetensi SPI, yang antara lain untuk peningkatan kapasitas dan kompetensi SPI BLU untuk menjaga tata kelola BLU yang akuntabel.
BLU EXPO tahun 2021 diharapkan menjadi sarana promosi produk dan layanan BLU kepada masyarakat serta mendapatkan calon mitra usaha. Sesuai dengan tema BLU Expo 2021 “BLU Berstrategi Pulihkan Ekonomi” BLU diharapkan memikirkan strategi baru yang tidak business as usual dalam memberikan layanan kepada masyarakat khususnya dalam menghadapi kondisi extraordinary seperti saat ini. BLU diharapkan melakukan extraordinary action baik dari sisi inovasi product, process, organization, dan marketing. BLU juga harus memiliki perspektif dan meningkatkan kemampuan forward looking dalam mengantisipasi masalah dan tantangan yang akan terjadi. Dengan fleksibilitas yang dimiliki, BLU harus mampu memberikan dampak peningkatan kinerja layanan dan keuangan yang siginifikan.
***
Rahayu Puspasari
Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi
Sekretariat Jenderal, Kementerian Keuangan
Siaran Pers terkait BLU Expo 2021 <<di sini>>
Jakarta, 5 November 2021 - Direktur Jenderal Perbendaharaan, Hadiyanto, menyatakan bahwa sistem Platform Pembayaran Pemerintah (PPP) merupakan sistem yang andal, hal ini dikarenakan system pembayaran digital ini merubah tradisi dari penggunaan kertas ke full elektronik. Kepercayaan pada keandalan, keamanan, dan tanggungjawab para pemilik system yang terinterkoneksi harus tinggi di mata pengguna.
Pernyataan tersebut disampaikan dalam acara soft launcing PPP di Jakarta pada Jumat (5/11) sebagai rangkaian kegiatan Trustsury Festival yang menyajikan rangkaian inovasi dan terobosan Ditjen Perbendaharaan sejak 2015 hingga 2021.
“PPP membuka peluang bagi kami dan mitra untuk melakukan penertiban data pelanggan milik pemerintah. Data ini selanjutnya dapat dianalisis untuk berbagai hal strategis untuk kepentingan bersama, terutama mengurangi laporan menumpuk. Laporan tetap ada, namun sistem yang menyediakan, sehingga tidak perlu sumber daya khusus untuk hal tersebut,” tegas Hadiyanto.
PPP merupakan salah satu bentuk modernisasi sistem di Kemenkeu sekaligus merupakan keberlanjutan pengembangan SAKTI. Dirjen Perbendaharaan menyoroti agenda full implementasi SAKTI kepada seluruh satker di Indonesia yang diharapkan dapat dilakukan operasional untuk APBN 2022.
“Aplikasi ini penting dan memiliki potensi besar karena menyatukan semua aplikasi keuangan di satker. Untuk menunjang transaksi full elektronik yang terpercaya, aman, andal, dan bertanggungjawab, SAKTI perlu dirangkai dengan berbagai sistem elektroik lainnya dalam kerangka PPP,” ungkap Hadiyanto.
PPP merupakan integrasi/interkoneksi sistem antara Core System dengan Sistem Pendukung, Sistem Mitra, dan Sistem Monitoring dengan tujuan agar pembayaran dapat dilakukan secara elektronik dan diakses oleh pejabat yang berwenang dari berbagai device, sehingga bisa mempermudah transaksi belanja negara.
Dalam testimoni yang disampaikan pada saat Launching PPP, perwakilan jajaran direksi PT.PLN dan PT Telkom Indonesia (Tbk) memberikan Apresiasi pelaksanaan Soft Launching PPP karena menjadi salah satu wujud sinergi antara Kementerian Keuangan dan BUMN dalam meningkatkan Layanan Publik, Saat ini sistem di Telkom dan PLN telah terinterkoneksi dengan SAKTI di Kementerian Keuangan. PPP akan bermanfaat bagi Telkom khususnya untuk konsolidasi tagihan dan mendapatkan kepastian pembayaran sehingga sangat membantu cash flow Perusahaan.
Program ini dilaksanakan berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan nomor 204/PMK.05/2020 dan saat ini telah memasuki piloting tahap I dari III untuk pembayaran gaji dan belanja operasional. Kepesertaan piloting fase I dari IV terdiri atas 218 satker lingkup Kemenkeu. Untuk belanja operasional, kerjasama dilakukan dengan PT Telkom dan PT PLN dan transaksi belanja operasional telah dimulai sejak Agustus 2021.
Siaran Pers terkait Peluncuran Platform Pembayaran Pemerintah dapat diunduh <<di sini>>
![]() |
Copyright ©2024 ASEAN Treasury Forum - All Rights Reserved By DJPb. |