Yuk, Cari Tahu! Perkembangan Ekonomi Terkini dan Proyeksi Perekonomian di Tahun 2022

Penilaian: 3 / 5

Aktifkan BintangAktifkan BintangAktifkan BintangNonaktifkan BintangNonaktifkan Bintang
 

 

Agenda tahunan pengembangan SDM Treasury Dealing Room hadir kembali. Kali ini pagelaran Analyst Meeting 2022 dilakukan secara daring pada 4 Februari 2022 dengan tema “2022, Exchange Session” dan menghadirkan narasumber Bapak Leonard Setiadi, Head of Institutional and Wealth Sales HSBC Indonesia. Pada pertemuan kali ini dibahas isu-isu seputar kondisi perekonomian dan pasar keuangan pada Tahun 2022.

Dimulai dengan Federal Reserve’s Dual Mandate, yaitu pengambilan kebijakan The Fed berdasarkan dua indikator yaitu tingkat inflasi dan unemployement rate di Amerika Serikat. Pada Tahun 2022 ini yang diproyeksikan inflasi AS akan terus meningkat karena faktor peningkatan demand seiring mulai normalnya aktivitas masyarakat tetapi belum diimbangi dengan peningkatan supply kebutuhan akibat kelangkaan material, sementara itu tingkat unemployment rate mulai memasuki tahap recovery setelah sempat terpuruk akibat Covid-19 melenyapkan 9,24 juta pekerjaan.

Berdasarkan kedua indikator tersebut, secara garis besar The Fed bisa mulai menarik stimulus melalui kebijakan Fed’s Triple-Tightening yang meliputi penerapan kebijakan tapering, kenaikan suku bunga (policy rate hike) maupun quantitative tightening (pengurangan likuiditas). Rencana tapering mulai diumumkan The Fed pada November 2021 dan mulai mengurangi pembelian surat berharga di market secara berkala. Sementara itu, HSBC Indonesia memproyeksikan The Fed akan menaikan suku bunga di tahun ini sebanyak 3 (tiga) kali secara bertahap sebesar 25bps pada bulan Maret, Juni dan September 2022. Sumber analis lain memproyeksikan juga pada tahun ini akan terjadi kenaikan suku bunga sebanyak 5 (lima) kali bahkan ada yang memproyeksikan hingga 7 (tujuh) kali. Selanjutnya The Fed akan mengurangi likuiditas di pasar dengan cara membiarkan surat berharganya jatuh tempo dan tidak mengganti pembelian dengan seri baru (obligasi di balance sheet menyusut).

Indonesia diproyeksikan pada Tahun 2022, inflasi masih terkendali, trade surplus and strong current account, penerimaan negara yang membaik, dan IPO perusahaan yang menarik investor asing. HSBC Indonesia sendiri memproyeksikan GDP Indonesia akan tumbuh 5,1% di Tahun 2022, kenaikan suku bunga sebesar 50 bps di Semester II/Tahun 2022, nilai tukar USD/IDR di level Rp14.200, dan yield SBN 10 tahun berada di level 6,40%. Sementara itu, Bank Indonesia juga sudah mulai melakukan exit policies dengan beberapa indikator diantaranya kenaikan Giro Wajib Minimum sebesar 300bps, pengurangan likuiditas di pasar sebesar Rp200 triliun, menjaga keseimbangan peningkatan yield dengan kestabilan tingkat suku bunga, serta melakukan pengamatan tingkat inflasi dan nilai tukar rupiah yang stabil untuk melihat skala efek dari tapering.

Teman-teman tertarik mempelajarinya lebih lanjut? Silahkan klik link berikut ini: 

Analyst Meeting

(NFW/KAW)

Peta Situs   |  Email Kemenkeu   |   FAQ   |   Prasyarat   |   Hubungi Kami

Hak Cipta Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Kementerian Keuangan RI
Direktorat Pengelolaan Kas Negara
Gedung Prijadi Praptosuhardo II Lt. 2 dan 3 - Jl. Lapangan Banteng Timur No. 2-4 Jakarta Pusat 10710
Call Center: 14090
Tel: 021-3449230

IKUTI KAMI

 

SALURAN PENGADUAN 

 

 

 

Search