JALAN SOLO KM 8.6 NAYAN, MAGUWOHARJO, DEPOK,SLEMAN, YOGYAKARTA

KODE  POS :  55282

Peningkatan Ketahanan Pangan Melalui Sektor Pertanian 

Oleh : Erli Murti Rahayu Yuniawati (Pelaksana Seksi PPA IIC Bidang PPA II Kanwil DJPb Provinsi D.I. Yogyakarta)

 

 

Penyediaan pangan melalui sektor pertanian merupakan salah satu wujud ketahanan pangan. Selain sebagai penyedia pangan, sektor pertanian juga berperan dalam penyediaan pakan untuk ternak dan bio energi. Peran ini sangat penting dalam mendukung perekonomian nasional, terutama dalam terutama mewujudkan ketahanan pangan, peningkatan daya saing, penyerapan tenaga kerja dan penanggulangan kemiskinan.

Berdasarkan data BPS, selama kurun 5 tahun dari tahun 2018 s.d. 2022, distribusi Sektor Pertanian dalam PDRB DIY cenderung berfluktuasi. Kontribusi Sektor Pertanian berada pada kisaran 9-10%, dimana pada tahun 2022 berada diurutan ketiga share kontrbusinya setelah Sektor Industri Pengolahan dan Informasi dan Komunikasi.

 



Pertanian merupakan salah satu sektor andalan di DIY, bahkan di masa pandemi pun sektor ini telah mampu bertahan walaupun sektor lainnya mengalami kontraksi. Seiring dengan dilaksanakannya masa panen raya padi pada bulan Februari dan Maret 2023, Sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan, menjadi satu-satunya lapangan usaha yang tumbuh tinggi di triwulan I-2023, dengan pertumbuhan yang cukup signifikan mencapai 40,27 persen dengan kontribusi sebesar 12,27% dan menjadi kontributor utama PDRB DIY untuk periode Triwulan I-2023. Kabupaten Gunungkidul, Kabupaten Bantul, Kabupaten Kulon Progo, dan Kabupaten Sleman merupakan wilayah yang memiliki potensi tinggi sebagai penghasil beras di DIY.  

Namun, memasuki Triwulan II dan III tahun 2023, kontribusi Sektor pertanian terhadap PDRB DIY mulai menurun seiring dengan berakhirnya masa panen raya padi, yaitu menjadi masing-masing sebesar 10,31% dan 10,02%. Pada tahun 2022, luas lahan padi DIY mencapai 112.148 ha, dengan produktivitas sebesar 51.78 ku/ha, dan produksi padi mencapai 580.685,98 ton yang menghasilkan produksi Beras sebanyak 329.844,29 ton per tahun 2022. Capaian produksi padi tersebut disukung oleh luas lahan padi DIY per tahun 2022 yang mencapai 112.148 ha, dengan lahan terluas di Kabupaten Gunungkidul seluas 43.690,19 ha disusul Kabupaten Bantul, Kabupaten Sleman, Kabupaten Kulon Progo, dan terrendah di Kota Yogyakarta, masing-masing seluas 24.124,19 ha, 23.996,29 ha, 20.329,07 ha, dan 8.26 ha. Dari luas lahan tersebut, Kabupaten Gunungkidul menjadi wilayah dengan hasil panen tertinggi mencapai 201.701,80 ton atau sebesar 34,74% dari total hasil panen DIY, disusul Kabupaten Bantul yang menhasilkan panen padi sebanyak 135.572,79 ha (23,35%). 

Sementara itu, Produksi Jagung dan kedelai DIY pada tahun 2022 telah mencapai 299.084 ton dan 18.822 ton. Hasil produksi tanaman pangan tersebut tertinggi dihasilkan di Kabupaten Gunungkidul dengan jumlah produksi jagung dan kedelai mencapai 201.395 ton (67,33%) dan 13.550 ton (71,99%), disusul oleh Kabupaten Sleman dengan produksi jagung dan kedelai sebanyak 41.619 ton (13,92%) dan 199 ton (1,06%).

Salah satu Gapoktan percontohan di Indonesia adalah Gapoktan Sidomulyo, yang terletak di Desa Sidomulyo, Godean, Sleman DIY. Gapoktan ini merupakan salah satu Gudang pangan DIY, yang telah diresmikan oleh Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X pada tahun 2010. Gapoktan ini dapat menghasilkan persediaan pangan beras DIY s.d. 300 ton per bulan, yang terdiri atas beras putih, beras merah, hingga beras hitam. 

Salah satu Komoditas hortikultura yang potensial dikembangkan di Kabupaten Kulon Progo dan telah menjadi komoditas andalan Kabupaten Kulon Progo adalah Tanaman Bawang Merah. Tanaman tersebut banyak ditanam di area pesisir yang luas. Per tahun 2022, panen raya bawang merah di Kabupaten Kulon Progo dapat mencapai 18 ton per ha. Salah satu dukungan Pemerintah dalam membantu petani bawang merah di Kabupaten Kulon Progo adalah untuk peningkatan ketahanan pangan dan produktifitas petani bawang merah dilakukan melalui dana APBN Kementerian Pertanian, yang telah digelontorkan mencapai Rp2.23 miliar untuk tahun 2022.

Selain di Kabupaten Kulon Progo, Pertanian budidaya Bawang Merah telah menjadi potensi andalan Kabupaten Bantul. Budidaya tahaman bawang merah tersebut banyak dilakukan di Bantul bagian selatan, termasuk di lahan pesisir selatan Kabupaten Bantul, yang di awal 2023 lalu dapat menghasilkan panen mencapai enam ton per 5.000 meter persegi.

Budidaya Tanaman Bawang Merah yang merupakan salah satu komoditas andalan Kabupaten Kulon Progo dan Kabupaten Bantul dinilai cukup menjanjikan baik secara kualitas maupun secara ekonomi, apalagi dengan harga komoditas yang sedang tinggi tentunya akan cukup menguntungkan bagi para petani. Terkait hal tersebut, budidaya tanaman bawang merah diharapkan mampu meningkatkan pendapatan petani sehingga dapat turut menurunkan kemiskinan sekaligus sebagai pengendali inflasi khususnya untuk komoditas bawang merah di DIY.

Beberapa tantangan sektor pertanian DIY antara lain : (1) Lahan pertanian yang semakin berkurang, terutama di wilayah Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman, dan Kabupaten Bantul; (2) Usia petani di bawah 50 tahun hanya berkisar 40%; dan (3) Perubahan iklim, yang menyebabkan kekringan dan kesulitan air.

Beberapa alternatif solusi terhadap tantangan yang ada di sektor pertanian tersebut diantaranya adalah:

 

  • Program Kampung Lorong Sayur, Tabulampot, dan Hidroponik

 

Terkait Lahan pertanian yang semakin berkurang dapat dilaksanakan Program Kampung Lorong Sayur, dan telah dilaksanakan mulai tahun 2017 di wilayah kota Yogyakarta. Selain alternatif itu, penanaman bahan pangan dapat dilakukan dengan sistem Tabulampot (Tanaman Buah dalam Pot), yang merupakan solusi edukasi menanam dengan media yang sangat terbatas, namun dapat berbuah dan menghasilkan. Alternatif lain adalah dengan Hidroponik yang merupakan metode dalam budidaya menanam dengan memanfaatkan air tanpa menggunakan media tanah dengan menekankan pada pemenuhan kebutuhan hara nutrisi bagi tanaman maupun Aquaponik dengan menggabungkan antara sistem budidaya tanam dan pemeliharaan ikan.

 

  • Program Petani Milenial 

 

Terkait Tantangan Usia Petani DIY, Pemerintah DIY telah membentuk Program Petani Milenial, yaitu petani masa depan yang merupakan tulang pungung ketersediaan pangan sebagai salah satu komoditas utama keberlangsungan hidup umat manusia. Berdasarkan data Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DIY, sebaran Petani Milenial DIY adalah sebagai berikut : Kabupaten Sleman (498 orang), Kabupaten Kulon Progo (304 orang), Kabupaten Gunungkidul (246 orang), Kabupaten Bantul (204 orang) dan di Kota Yogyakarta baru sebanyak 14 orang.

Dengan Program Petani Milenial ini, pemerintah berharap anak-anak muda tersebut dapat berjuang di sektor pertanian salah satunya melalui penggunaan teknologi/inovasi baru dalam pengelolaan pertanian dengan dukungan riset teknologi dan inovasi yang cocok untuk dapat dikembangkan di masing-masing Kabupaten/Kota. Peran tersebut tentunya harus didukung penuh oleh kaum akademisi dan pemerintah.

Dari sisi kebijakan fiskal, dukungan fiskal pemerintah melalui Kementerian Keuangan c.q Kanwil Ditjen Perbendaharaan DIY untuk Ketahanan Pangan telah dilaksanakan melalui Belanja K/L pada Kementerian Pertanian, Kelautan dan Perikanan, dan Kementerian PUPR, dengan alokasi pagu tahun 2023 sebesar Rp1,33 triliun, antara lain digunakan untuk sertifikasi benih padi/jagung/kedelai, Penerapan Teknologi Pertanian, Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan, Benih, Pupuk, Ternak/Unggas, Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman, Sertifikasi dan Sistem Jaminan Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan, Prasarana Bidang SDA dan Irigasi Bendungan, dan Daerah Irigasi.



Hak Cipta Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Kementerian Keuangan RI
Manajemen Portal DJPb - Gedung Djuanda I Lt. 9
Gedung Prijadi Praptosuhardo II Lt. 1 Jl. Lapangan Banteng Timur No. 2-4 Jakarta Pusat 10710
Call Center: 14090
Tel: 021-386.5130 Fax: 021-384.6402

 IKUTI KAMI

 PENGADUAN

 

Search