Yogyakarta, 26 Juni 2025 - Di tengah lonjakan tensi geopolitik dan pasar global yang volatil, Indonesia dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) tetap mampu menjaga stabilitas ekonomi melalui kebijakan fiskal yang adaptif dan responsif. Hal tersebut menjadi bukti kehadiran APBN yang terjaga sebagai alat countercyclical (kontra siklus) yang dikelola secara hati-hati, namun tetap ekspansif guna mendukung pertumbuhan ekonomi dan memperkuat fondasi ekonomi nasional di tengah ketidakpastian global.
Terbukti, ekonomi regional DIY dapat bertahan positif dengan mencatatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,11% (yoy) atau 0,97% (qtoq) pada triwulan I tahun 2025. Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (Kanwil DJPb DIY), Agung Yulianta menjelaskan Belanja Negara sampai dengan akhir Mei 2025 mencapai Rp7,26 triliun dengan beberapa belanja mengalami kontraksi yang berdampak kepada terkontraksinya Belanja Pemerintah Pusat (BPP), utamanya Belanja Barang dan Belanja Modal.
"Meski demikian, Belanja Negara terus dioptimalkan perannya dalam menjaga daya beli masyarakat serta mendukung program prioritas pemerintah," kata Agung Yulianta melalui siaran pers yang diterbitkan Kamis (26/6/2025).
Pada Belanja Pemerintah Pusat (BPP), Agung mengatakan Belanja Pegawai dan Belanja Bantuan Sosial masih konsisten mendorong realisasi belanja pemerintah pusat. Blokir efisiensi berangsur-angsur telah direlaksasi, sedangkan termin kontrak untuk belanja modal lebih dari 50% telah dijadwalkan pada semester II.
Sedangkan Pendapatan Negara sampai dengan Mei 2025 mencapai Rp3,85 triliun atau 36,93% dari target. Salah satu unsurnya, yaitu Penerimaan Pajak sampai dengan 31 Mei 2025 mencapai Rp2,67 triliun dengan PPh, PPN, dan Cukai sebagai kontributor utama Penerimaan Perpajakan.
Jenis perpajakan PPh, PPN, dan Cukai memiliki kontribusi pada Penerimaan Perpajakan masing-masing 53,64%; 28,47%; dan 12,53%. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) tumbuh positif 7,70% yang dipengaruhi oleh kenaikan pendapatan BLU sebesar 17,26% (yoy) pada kegiatan Pendapatan Jasa Pelayanan Rumah Sakit dan Pendapatan Jasa Pelayanan Pendidikan.
"Kinerja APBN hingga 31 Mei 2025 tetap solid dan terjaga. APBN terus dikelola secara hati-hati namun ekspansif sebagai instrumen countercyclical guna mendukung pertumbuhan ekonomi dan memperkuat fondasi ekonomi nasional hingga regional di tengah ketidakpastian global," ucap Kepala Kanwil DJPb DIY.